Hari ini cuaca Seoul cukup cerah di banding hari biasanya. Bagi seorang pemuda yang lahir dalam keluarga Yoo dengan wajah tergolong manis, hari cukup cerah ini tidak boleh dilewatkan begitu saja. Sayangnya persefsi itu berbeda dengan orang yang di hubungi olehnya melalui layar canggih miliknya.
Melihat percakapan ulang mereka pun membuat ia menatap jengah layar datar haendphone miliknya yang menampilkan beberapa percakapkan singkat tersebut.
Sang pemuda ingin sekali menjitak kepala lawan percakapkan'nya di seberang sana."Mengesalkan."umpatnya sambil menaruh haendphone di sampingnya.
Percakapan mereka benar-benar tidak nyambung kali ini. Bagaimana bisa saat ia mengajak anak itu jalan di hari secerah ini malah di balas pembahasan tentang mie yang disita oleh ibu sang anak.
Ia kesal dan secara sepihak mengurungkan niat untuk pergi. Padahal dirinya sudah mengabarai seorang pria dari keluarga Jung untuk pergi bersamaanya nanti selain anak tidak nyambung itu.
Tok
Tok"Youngjae-ah, apa kau ada di dalam nak?"
Suara Nyonya Yoo menyapa gendang telinga. Sebagai rasa hormat untuk wanita melahirkan ia di dunia ini, ia selalu menggunakan kata 'Nyoya Yoo' untuk sang ibu.
"Ya, aku didalam Nyoya Yoo."
Pintu kamar terbuka menampilkan seorang wanita berumur 40'an namun masih terlihat muda di umurnya yang mencapai kepal empat tersebut.
"Ada apa dengan wajah mu, Youngjae-ah?"
Nyoya Yoo bertanya saat mendapati wajah anaknya sedikit tertekuk kesal.
"Nyoya Yoo, Jongup mengesalkan sekali."ia mengadu kalau sudah membahas anak yang membuat kesal tersebut.
"Memang Jongup melakukan apa hingga membuat mu kesal?"
Tangan lembut Nyoya Yoo mengusap surai hitam kelamnya.
"Aku berniat mengajaknya keluar ruma tapi, Jongup malah membalas pesan ku dengan membahas sekotak mie yang di buang oleh ibunya."
Nyonya Yoo terkikik geli melihat ekspresi anak keduanya itu. Sangat menggemaskan dan membuat Nyoya Yoo ingin mencubit pipi anaknya sendiri.
"Bukannya Jongup memang seperti itu bukan?"
Ia sukses berdecak kesal mengabaikan fakta bahwa Jongup -anak yang di hubunginya- memang jarang nyambung jika, bersamanya.
"Tapi, aku sudah mengajak Daehyun hyung ikut. Lumayan bukan bisa makan gratis kalau aku membawa Jongup nantinya."
Kerlingan jahil tercipta dimatanya membuat Nyonya Yoo mencubit pipinya.
"Tidak boleh seperti itu!"
Melepaskan tangan Nyonya Yoo, ia meringis sakit. Niat ingin bercanda malah menghasilkan cubitan di pipi.
"Nyonya Yoo yang terhormat anak mu ini hanya bercanda."
Tawa kecil lepas dari Nyonya Yoo sambil mengusap pipi anaknya.
"Maaf, maaf."
Cengiran lah sebagai jawabannya.
"Ngomong-ngomong Jongup sudah ada di ruang tengah bersama Junhong."
Cengiran di ganti keterkejutan mendengar perkataan Nyonya Yoo. Astaga anak itu benar-benar luar bias tidak bisa ditebak.
Tapi, kenapa Jongup membawa Junhong segala! Rencana makan gratis akan gagal karena Daehyun sedang bermasalah dengan Junhong akibat insiden 'mari-menjatuhkan-cheese-cake-milik-Daehyun'.
"Aisss...."
Nyonya Yoo menatap anaknya bingung, kenapa anak ini?
"Apa kau tidak suka Jongup ada disini?"
"Tidak, Nyonya Yoo. Hanya saja anak mu ini akan gagal makan gratisan nantinya."
Alhasil ia kembali di cubit oleh Nyonya Yoo karena menggunakan Jongup sebagai prantara mendapatkan makan gratis dari Daehyun. Si pemuda yang jatuh hati pada Moon Jongup.
Poor Youngjae.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Story
Fanfiction[Slow Update] Bahkan kita semua butuh moment manis untuk menghiasi hidup kita. B.A.P Couple. Yaoi/Gay!!!