#3

12K 568 7
                                    

Tarikan napas kasar yang membutuhkan udara lebih menyelimuti lepasnya kegiatan panas antara sepasang lelaki di ruangan minimalis ini.

Saat ini Sasuke berusaha menormalkan napasnya, dia berbaring di samping Naruto yang melakukan kegiatan yang sama dengannya dengan memejamkan mata.

Setelah merasa napasnya sudah normal, Sasuke bangun turun dari ranjang memungut pakaiannya di lantai dan memakainya, sesudahnya dia memungut pakaian Naruto lalu menghampiri Naruto yang masih memejamkan mata.

"Naru pakai dulu pakaianmu" ujar Sasuke sambil meletakkan pakaian di tepi ranjang.

Setelahnya Sasuke membereskan kegaduhan yang mereka timbulkan di ruangan ini, air yang tertumpah di meja nakas turun membasahi lantai dan obat yang tercecer di lantai karena ketidaksabaran Sasuke mencari obat untuk Naruto.

Sasuke melangkah ke Naruto yang belum memakai pakaiannya, setelah selesai dengan urusannya "Naruto pakai dulu pakaianmu, aku tau kau marah padaku, tapi setidaknya pakai pakaianmu. Aku tidak ingin kau sakit" ucap Sasuke sedih, dia tau semua tentang Naruto. Naruto pasti akan mendiaminya saat marah.

Sasuke mengernyit, karena tidak ada respon. Diapun mengguncang bahu Naruto tapi tetap tak ada respon. 'Jangan bilang....'
Sasuke langsung mendekatkan telinganya, seketika mata Sasuke membulat.

"Ck dobe, kebiasaanmu masih belum berubah. Selalu tidur dimanapun tempatnya dan itu selalu membuatku kerepotan" gumam Sasuke.

Sasuke pun langsung membersikan tubuh Naruto dari ceceran sperma dengan tisu dan sesudah itu memakaikan pakaian untuk Naruto.

Sasuke memandang wajah polos Naruto saat tertidur dari dekat, seulas senyum terukir di wajahnya, lalu mengecup singkat bibir Naruto dengan sedikit jilatan.
'Rasanya masih sama dengan saat ku curi ciuman pertamanya dulu, manis madu' batin Sasuke.

Diambilnya ponsel Naruto, mencari nomor seseorang lalu menelponya.

'Hallo,, ada apa Naruto?' terdengar suara diseberang dengan nada malas.

"Ini aku Sasuke, kau tau alamat rumah Naruto?"

'Sasuke? Bagaimana bisa ponsel Naruto ada padamu?' sahut suara diseberang terkejut.

"Tidak usah banyak tanya, jawab saja pertanyaanku"

'Konoha-ken, koganei-shi, minato-ku, ho 2 choume, 3 banchi, 5 gou, Itu alamatnya, mendokusei. Apa yang terjadi sam__'

Tutt...tutt...tutt

Sasuke memutuskan sambungan telpon begitu saja, secara sepihak. Dia tidak membutuhkan pertanyaan yang diajukan oleh Shikamaru, dia hanya membutuhkan alamat.

"Rupanya alamat yang dulu" gumam Sasuke.
Kalau saja dia tahu Naruto masih tinggal di tempat yang sama, dia tidak perluh repot-ropot menelpon orang lain.

Sasuke langsung mengangkat Naruto dalam gendongannya, menggendong Naruto dari depan seperti menggendong bayi saat tertidur. Kepala Naruto berada pada bahu Sasuke, sedangkan tangan kanan Sasuke memegang erat Naruto dan tangan kirinya menjinjing tasnya dan Naruto.

Mereka keluar dari ruang kesehatan minimalis itu, mereka mendapatkan lirikan dan bisikan dari orang sekeliling mereka. Tapi Sasuke tidak peduli, dia hanya berjalan cepat munuju mobil.

***

Sasuke tiba di perumahan elit, dia berhenti tepat di depan rumah Naruto tingkat dua bergaya modern tetapi masih dalam kultur Jepang.

Sasuke keluar dari mobil lalu menggendong kembali Naruto. Dia memencet bell rumah disamping pagar beberapa kali.

Tidak lama keluar wanita berambut merah membukakan pagar.
"Ada perlu ap_" ucapanya terputus saat melihat Naruto digendong orang asing. "Naruto"

Sex Friend [SasuNaru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang