Prolog

33 3 0
                                    

Gadis berambut coklat itu sedang menaruh setangkai bunga mawar merah didekat batu nisan ayahnya. Gadis itu membacakan beberapa doa untuk ayahnya. Hari itu, bertepatan dengan hari ulang tahun ayahnya yang ke- 45 tahun.

Flashback on
Pada suatu malam yang diselimuti awan tebal
Beralaskan rintik air hujan. Pria itu nekat menerobos segerombolan rintik hujan demi malaikat kecil kesayangannya. Ya, malaikat kecil itu adalah Natasha Rinjani Putri. Malaikat kecil itu memang menjadi kebanggaan tersendiri bagi Nicholas. Karna malaikat kecilnya itu besok akan berulang tahun yang ke-14 tahun. Memang bukan malaikat kecil lagi, tetapi malaikat kecil itu tumbuh menjadi seorang bidadari yang cantik nan jelita. Di usianya yang telah memasuki masa remaja awal, Nicholas berniat menghadiahkan bidadari kecilnya itu dress untuk anak remaja seusianya.
Seusai pulang dari kantor, Nicholas melajukan kendaraannya,baru beberapa menit membelah jalanan, tiba-tiba dari arah berlawanan sebuah mobil melaju sangat kencang menghantam kap depan mobil sehingga mobil yang dikendarai Nicholas kehilangan kendali dan menabrak tiang penyangga listrik. Sehingga mobil yang dikendarainya hancur dibagian kap depan.
Namira yang sedang menunggu kepulangan suaminya, tiba-tiba mendapatkan kabar bahwa suaminya menjadi korban tabrak lari dan dilarikan ke rumah sakit karna mengalami pendarahan di bagian otak. Namira yang mendapatkan kabar tersebut hanya bisa menangis dan terduduk lemas dikursi. Kedua anaknya yang mendengar isakan sang bunda hanya bisa ikut menangis dan mendoakan sang ayah agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Ternyata Tuhan berkehendak lain, Nicholas meninggalkan istri dan kedua anaknya terlebih dulu.

Flashback off
Sepulang dari ziarah ke makam Ayahnya. Natasha tidak sengaja menabrak seorang pria berbadan jangkung yang sedang melintasi jalanan itu.
"Aduuuuh!" ringis Natasha sambil mengusap keningnya yang berbenturan dengan dada bidang milik pria jangkung yang ia tabrak.
"Lo kalo jalan pake mata dong, jangan asal main nabrak orang seenak jidat lo!" Hardik pria jangkung itu.
"Ya sori, gue gak tau kalo lo mau lewat juga !!! Nggak usah bawa-bawa jidat ya, jidat gue juga sakit elah !!!" cecar Natasha sambil bersungut-sungut. "Ya elah gitu aja ngegas." Gumam pria jangkung itu. "Lo ngomong apa barusan !" tegur Natasha. "Lo itu ngegas banget jadi cewek !" "Gue santai mas ngomongnya." Cuek Natasha. "Lo yang ngegas" "Lo!!!" "Elooooo!!!" "Elooo, pokoknya elo ya yang ngegas !!" Jelas Natasha tidak terima.
Tiba-tiba dari arah berlawanan seorang pria berbadan jangkung berjalan menuju kearah Natasha dan pria yang tidak sengaja iatabrak tadi.
"Siapa yang ngegas?" Tanya pria itu. Sontak Natasha dan pria jangkung itu bersamaan menunjuk pria yang baru saja datang itu dan berkata "Elo!" Ucap mereka berdua bersamaan. Beberapa detik kemudian pria jangkung yang ada di hadapan Natasha langsung menurunkan tangannya.
Sambil cengar-cengir gak jelas. Sontak Natasha spontan langsung menatap pria yang baru saja datang itu dan langsung menurunkan tangannya seraya meminta maaf.
"Eh, sori ya. Ini nih yang dari tadi kalo ngomong ngegas mulu kagak bisa woles." Jelas Natasha. Sontak pria jangkung yang tak sengaja ia tabrak langsung melototkan matanya ke arah Natasha. "Apa maksud lo ngomongin gue kalo ngomong gak bisa woles hah!" Protes pria itu. "Ya emangnya kenapa? Lo gak trima gue bilang gitu barusan." Jawab Natasha judes. "Ya ialah, gue gak.." belum selesai pria itu melanjutkan protesannya, tiba-tiba ia langsung di tatap tajam oleh pria yang baru saja datang itu. "Iye iye, gue kalo ngomong emang kagak bisa woles. Iye, gue minta maap." Ucap pria itu setengah hati. "Nah, gitu dong. Harusnya lo itu ngaku aja dari tadi, jadi gue kagak usah banyak ngebacot yang kagak penting" ucap Natasha berusaha cuek.
Sementara itu, tanpa mereka sadari, sedari tadi ada seorang pria lain yang mereka abaikan." Pulang?" Tanya pria yang sedari tadi diam melihat pertengkaran unfaedah Natasha dan cowok jangkung itu. "Eh, lu Han. Udah balik aja lo, tumben cepet? Biasanya tunggu gue telpon baru mau balik." Sembur pria jangkung yang lupa akan daratan karena berdebat dengan Natasha tadi."hmm." Gumam pria itu, dan langsung pergi meninggalkan dua manusia itu yang terdiam.
"Heeeeeeeh, tunggu gue beb...!!!" Teriak cowok itu yang ditinggal." Rasa'no.... ditinggal to!!!" Celetuk Natasha refleks.
"Apaan hah, dasar cablak !" Balas pria itu " Apa loo!" Teriak Natasha, dan tak ada jawaban lagi dari pria itu." Eeeeh, ada yang salah nih? Tapi apa?" Tanya Natasha pada dirinya sendiri." Oooooh, gue lupa ada janji sama bang Nicho." Tebak Natasha.
Tiba-tiba handphone Natasha bergetar menandakan bahwa ada panggilan masuk. "Halo, kenapa bang?" Sapa Natasha yang pura-pura lupa."........" "Iya bang sasha otw ini, sabar lagi jalan ke kafenya. "......" "Tunggu 10 menit lagi ya bang !!!" "......" " Iya.."
"....." "Kafenya kan agak jauh dari sini! Udah ah, dah abang." Tutup Natasha.
Natasha melewati sebuah taman, dan lagi lagi ia menabrak seorang cowok yang juga berbadan jangkung.
"Aduuuh pantat gue...!!!" Ringis Natasha untuk yang kesekian kalinya. "Eh sory ya gue nggak liat lo." Maaf pria itu." Sini gue bantuin." Pria itu langsung mengulurkan tangannya untuk membantu Natasha.
"Gimana kabarnya tante Namira sama om Nicholas, dan kabar kakak lo si Nicho itu. Masih suka mukuli anak orang?" Tanya pria itu. Bukannya menjawab Natasha malah terdiam untuk beberapa saat ketika nama almarhum ayahandanya disebut, seketika itu juga air muka Natasha langsung berubah menjadi sedih bercampur rindu kepada almarhum ayahandanya. "Woy, Nat, Natasha.. Uyyyyy Natasha! Sumpah ya, lo itu makin gede bukannya berubah malah tetep aja suka ngacangi orang. Lo itu dengeri pertanyaan gue gak sih!?" Tegur pria itu. Seakan tersadar dari lamunannya, Natasha malah menampakkan senyum pepsodent-nya. "Eh, iya, gue denger kok. Kabar nyokap gue alhamdulillah baik, kak Nicho juga baik, alhamdulillahnya lagi dia udah pensiun mukuli anak orang. Mmmm...kalo bokap gue.." Natasha sengaja menggantungkan kata berikutnya di kalimat terakhir, ia masih belum bisa mengucapkan kepergian ayahnya yang mendadak. Tiba-tiba dada Natasha terasa sesak ketika ia akan melanjutkan kalimatnya itu. "Nat, lo kenapa? Lo sakit?" "Eh? Engg enggak kok, gue gapapa." Jawab Natasha mencoba menyakinkan lawan bicaranya itu. "Ooh, back to topic. Gimana kabar om Nicholas?" Tanya pria itu untuk kedua kalinya. "Bokap gue ya? Umm.. bokap gue udah pergi jauh. Hehe" Jawab Natasha sambil cengengesan. "Hah? Pergi jauh? Emang pergi kemana? Sejauh apa? Jauh banget yah emangnya? Sejauh antartika kagak?" Tanya pria itu secara beruntun. "Engg, jauh lagi, lebih jauh dari lo pergi ke bulan." Jawab Natasha. "Ah, elo mah kalo becanda suka susah masuk ke akal. Lo taukan, otak gue ini cetek"jujur pria itu. "Mana gue tau, orang gue aja gatau lo siapa!" Jawab Natasha sarkastik.

Sedangkan di tempat lain ada yang menunggu
kedatangan Natasha. "Etdah buset ni anak, kata 10 menit lah ini dah bermenit menit gue nunggu tapi nggak nongol-nongol batang hidungnya."

Back to Natasha dan cowok yang nabrak.

"Lo kapan balik ke Samarinda? Kok lo banyak berubah ya? Lo oplas?" Tanya Natasha beruntun. "Buset dah mba, kalo nanya satu-satu bisa kali mba, gausah kayak tronton dong, puannnjaaaaaangggg banget, tiati entar ujan dadakan." Gurau pria itu. "Dih si gong-gong kotbah. Sans ae mas, gue emang gini kalo nanya, kagak ada titik komanya. Kalo pun ada, bakalan gue tabrak." Sambung Natasha "Widih. Sok amat kutil onta."

Ketika sedang asik-asiknya bernostalgia, tiba-tiba ponsel Natasha bergetar menandakan ada seseorang yang meneleponnya. Dan betul saja, Coco kesayangan Natasha sedang mati-matian berharap Natasha mengangkat telponnya dari sebrang sana. "Angkat pliss angkat Nat, angkat dugong." Batin Nicho berharap Natasha segera mengangkat telponnya.
"Hallo"
"Lo dimana bayi paus, gue dari tadi nunggui lo sampe bongkotan lo gak dateng'dateng. Katanya cuma 10 menit doang, lah ini sampe cafenya mau tutup lo-nya kagak nongol-nongol. Lo dimana sih, sampe gak inget kalo dari tadi pangeran telah lelah menunggumu?" Crocos Nicho tiba-tiba.
"Dih, apaan sih lo kak. Gue tadi udah nyampe di cafe yang kasih tau tadi, tapi tadi gue gak sengaja ditabrak. Trus ya gue pergi ke taman bentar deh sama cowok yang nabrak gue tadi." Ujar Natasha menjelaskan
"Lo bisa gak sih, kalo mau pergi kemana-mana gitu ngabarin gue dulu! Udah hampir dua jam-an gue nunggui elo nyet!" Balas Nicho sarkastik
"Iyeiye, gue ngaku gue salah. Ya maap, soalnya tadi gue gak kepikiran mau ngasih tau ke elo. Maapin gue yah bang, sekarang gini aja deh, lo sekarang masih di cafe itu kan? Nah, lo tunggu gue dulu disitu, gue janji deh, beneran ini gue kesana 10 menit lagi nyampe oke?" Ujar Natasha mengalah
"Oke deh, sampe 10 menit lagi lo gak dateng-dateng, ntar malem liat aja lo gak bisa tidur lo biar besok paginya ditinggal sama Ashly. Biar mampus lo jalan kaki ke sekolah." Ancam Nicho
"Uuhh.. atu atuuuttt." Balas Natasha sambil mengejek Nicho.
"Yaudah. Sekarang lo buruan datang kesini sebelum kesabaran gue abis! G.P.L."
"Iye iye, yaudah. Assalamualaikum." Ucap Natasha
"Waalaikumsalam." Balas Nicho.
"Siapa Nat?"tanya cowo itu. "Tau lah ya sapa."Balas Natasha. "Abang lo yak?" "Iyalah sapa lagi. Eh gue langsung ke cafe ya abang gue nungguin dah lama, gue duluan yah. TITIP SALAM RINDU GUE BUAT BONYOK LO YAK!" Teriak Natasha yang membuat seluruh pengunjung taman menutup telinga mereka karna melengkingnya suara Natasha.

Sudah hampir 3jam Nicho menunggu kedatangan Natasha. Tetapi ia belum juga menunjukkan batang hidungnya. "Busetdah.. tu bocah kemana lagi kok belum nongol juga, udah ditunggui dari tadi juga." Geram Nicho. "ABANGKU......" Sapa Natasha dengan suara yang sangat merdu. "Abang? Siapa ya nggak kenal gue." Ketus Nicho. "Ih, abang kok jahat banget sih. Masa adik sendiri gak kenal." Balas Natasha dengan puppy eyes andalannya. "Bodo amat, sapa suruh lo lama banget datangnya." "Ya maaf bang, tadi gue gak sengaja tabrakan sama temen lama gue." Jelas Natasha. "Halah, pret. Palingan juga ketemuan sama pacar baru lo." Cibir Nicho. "Ngawur aja ya kalo ngomong!!! Lagi mabok yah bang?" Protes Natasha tak terima. "Ya sante aj dong, kalo lo ngegas berarti gue betul kan, lo habis ketemuan sama pacar baru lo. Dan gue nggak mabuk adekku sayang." Selidik Nicho bak detektif yang sedang memecahkan suatu kasus. "Auah bang. Mendingan sekarang buruan lo kasih tau gue kenapa lo nyuruh gue buat nemuin lo disini. Kenapa gak dirumah aja coba, kan enak tuh, gausah pake ngeluarin biaya. Kan kita juga tinggal serumah, kamar aja cuma sebelahan doang. Apa susahnya coba." Tanya Natasha tak habis pikir dengan Abangnya satu ini. "Hehe, anu Nat. Mmmm.. gimana ya jelasinnya?" "Lah, lo ini gimana sih bang. Masa lo lupa sama tujuan lo nyuruh gue datang kesini?" Tanya Natasha kebingungan dengan Abangnya ini. "Hehe. Gak jadi deh, di rumah aja entar." Batal Nicho." Elahhh.... lu ya bang kebiasaan ih, jadi males gue kalo lo suruh ketemuan lagi!" Sungut Natasha.
"Udah ah yok pulang." Final Natsha dan hanya dibalas anggukan oleh Nicho.
Sepulang dari cafe Natasha langsung merebahkan badannya dikasur empuk kesayangannya. Merasakan seperti ada yang bergetar disampingnya, Natasha buru-buru mengambil hpnya dan mengangkat telpon dari Ashly kakak sepupunya itu.
"Halo, kenapa kak?"
"......"
"Seriusan? Sumpah demi apa lo kak!?"
"......"
"Oke oke. Besok pagi gue berangkat bareng lo."
"......."
"Iyeye. Gabakalan deh ntar malem gue pacaran sama oppa-oppa gue di laptop."
"......"
"Iye coooy... Gabakalan gue pacaran sama oppa-oppa gue ntar malem. Janji gue!"
"......"
"Ho'oh booooy......"
"......"
"Iyaaaa, ya Allah...!"
"......"
"Ok, bye." Sudah lelah fisik,batin,jiwa,dan raga, ini lagi pake ditambah cape lahir batin. Dan besok dia harus berangkat sekolah bareng Ashly , kakak sepupu tecerewet dunia akhirat.
Dan ujung-ujungnya akan berakhir dengan mimipi yang hanya diketahui oleh Natasha dan Tuhan saja.

My first story ♥♥♥
#YourAuthor
#AuthorSaiankEXO
#AuthorSaiankReadersYangVotmen

Why Him ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang