1

3.1K 105 12
                                    

Brak

Gadis itu menabrak tubuh pria yang berbadan tinggi dan terkenal
dengan sifat dingin nya siapa lagi kalau bukan ohsehun.

Gadis itu mendongakan kepala nya agar dapat memastikan bahwa yang ditabrak nya baik baik saja atau kenapa kenapa.

"Ona minta maaf sama kamu. Ona ga sengaja"
Ucap sang gadis menunduk karna takut melihat mata tajam sehun.

Baju sehun yang tadi nya putih sekarang menjadi coklat karna ketumpahan es coklat yoona.

"Cuci baju gue,kembalikan besok pagi di roftof gue tunggu"
Ucap sehun sambil membuka baju nya dan menyisakan kaus oblong nya membuat semua siswi yang berada di kantin menahan jeritan.

Dan sehun berlalu begitu saja dengan gaya cool nya.

Melihat sehun pergi gadis bernama yoona atau sering di sapa ona itu berlari ke arah teman teman nya.

"Jadi ona harus gimana dong sekarang?kalo ona bawa baju ini ke rumah dan minta cuciin bibi kalo ketauan sama mamah gimana? Nanti ona di marahin."
Ucap yoona dengan bibir bergetar menahan tangis karna takut.

"Uda uda jangan nangis dong na kan bisa di laundry"
Ucap kiran teman yoona.

Yoona terdiam mempikirkan ucapan kiran.

"Jadi maksud kiran,ona laundry aja ini baju"
Tanya yoona kepada kiran.

"Iya di laundry aja ntar gue temenin deh kelaundry samping sekolah"
Ucap kiran.

"Oke pulang sekolah temenin ona ya !!"
Ucap yoona dengan gembira.

Setelah itu mereka masuk ke kelas dan mengikuti pelajaran sampai akhir.
Bel tanda pelajaran berakhir pun bunyi dengan semangat 45 yoona mengajak kiran melaundry di samping sekolah.

Setelah melaundry yoona dan kiran langsung menuju ke halte tepat di depan sekolah.

"Naa gue luan yaww bebeb gue uda dateng nic bayy"
Ucap kiran berlalu dengan sang kekasih.

Yoona mulai gelisah mama nya biasa nya sudah menjemput nya di depan pagar sekolah tepat bel berbunyi tetapi hari ini sampai jam 05:30 mama nya belum sama sekali menjemput dan menjawab telpon nya.

Berulang kali yoona menelpon tetapi hasil nya sama saja tidak di angkat oleh sang mama.

Dan penderitaan nya menambah karna hp nya low dan sekarang mati.

Badan yoona mulai bergetar saat memandang langit yang mulai menggelap.

Tiba tiba segrombolan siswa yang berjumlah empat sampai lima orang tersebut keluar dari pagar sekolah.

Salah satu dari segerembolan tersebut menengok ke arah yoona.

"Lo pada deluan.gue masih punya urusan."
Ucap salah satu orang tersebut dnegan pandangan tak lepas dari gadis itu.

Lelaki itu duduk di sebelah yoona membuat yoona yang sadari tadi menahan tangis langsung memeluk badan lelaki itu tanpa aba aba.

"Ona takut mama ona gak bisa di hubungin ona bingung mau pulang naik apa."
Ucap yoona sambil terisak.

"Ona mauu pulang"
Rengek yoona dengan isakan nya yang makin menyaring.

Laki laki itu hanya diam menatap punggung yoona yang bergetar karna menangis.

Yoona mulai tenang dan melepaskan pelukan nya.

Yoona menyeringitkan dahi nya melihat lelaki di samping nya itu.

"Kayak nya ona pernah liat kamu deh."
Ucap yoona sambil mengingat kejadian kejadian di hari itu.

"Oh kamu yang tadi ona tabrak kan?tenang aja ona uda cuci baju kamu kok besok ona kasih ke kamu.terus maafin ona ya tadi ona nabrak kamu."
Ucap yoona panjang lebar.

Laki laki itu tetap tidak bergeming.

"ONAAAA"
Teriakan itu membuat yoona menengok ke arah suara.

"MAMAAA"
Sahut yoona tak kalah nyaring.

"Eh kamu ona minta tolong nyebrangin ona ya.ona ga bisa nyebrang ona takut"
Ucap yoona dengan nada memohon.

Respon laki laki itu hanya mengangguk.

Yoona menggenggam tangan laki laki itu dengan kuat.

Ketika di tengah tengah jalan laki laki itu tiba tiba stop.

"Nama sehun"
Ucap laki laki itu.

"Hah?apa ona ga denger?nama kamu sehon?"
Ucap yoona nyaring.

Yoona tidak mendengar jelas perkataan laki laki tersebut dan juga laki laki itu langsung menarik yoona mengantarkan yoona sampai depan mobil mama nya.

Laki laki itu langsung menyebrang lagi ke arah sekolahan.

"TERIMA KASIH SEHONN"
Teriak yoona yang masih di dengar oleh lelaki bernama sehun itu di sebrang sana.

Di sebrang sana sehun menuju ke motor sport nya dan terus berpikir.

"Kenapa gue peduli sama dia?"
Batin sehun.

Lalu di tepis nya pikiran itu dan melajukan motor nya ke arah rumah.

Sesampai nya di rumah sehun langsung menuju ke kamar nya.

Lalu ia membersihkan badan nya di kamar mandi.

Setalah ia keluar kamar mandi ia mendengar suara pecahan kaca di lantai bawah.

Bagi sehun itu sudah biasa pertengkaran orang tua nya hal yang sangat biasa di dengar oleh sehun.

Sehun dengan langkah tidak peduli melangkah kan kaki nya ke lantai bawah menuju ruang makan.

"Lo berdua kenapa ga sekalian cerai?gue muak denger pertengkaran lo pada"
Ucapan sehun yang terbilang santai mungkin sangat santai itu menarik perhatian kedua orang tersebut.

"SEHUN SAPA YANG NGAJARIN KAMU BERSIKAP GAK SOPAN KE PADA ORANG TUA KAMU"
Ucap sang ibu berapi api.

"Kalian tidak sama sekali saya anggap orang tua saya."
Ucapan menyakitkan itu keluar begitu saja dari mulut sehun.

PLAK

Satu tamparan keras mendarat di pipi sehun.

"Sehun selama ini sudah muak ma pa dengar kalian bertengkar.sehun cape sehun pengen kalian akur sehun pengen kalian bisa duduk di meja makan sama sama tanpa harus perang dingin sehun pengen pa ma."
Ucap sehun dengan nada yang berubah drastis menjadi lembut.

Setalah itu sehun langsung tersenyum miris melihat kedua orang tua nya terdiam karna ucapan nya.

Sehun bangkit dari duduk nya mengambil helm dan kunci motor nya.

"Sehun pamit keluar ma pa"
Ucap sehun lembut.

Sehun mengendarai motor nya entah arah mana yang di tuju nya.

Hingga dia tiba di sebuah taman komplek perumahan.

Dia duduk diam menatap air mancur di taman tersebut.

"Loh sehon,sehon ngapain di sini malem malem?"
Ucap seorang gadis yang langsung duduk tepat di sebelah sehun.

my spoiled girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang