Part 1

704 50 2
                                    

Bangtan Sonyeondan are belong to their self

This story is belong to Dhifa and Cinta



(Author's POV)


"Y/n-ah kau tidak ikut?"


Kamu tersenyum menggeleng ke arah teman-temanmu. "Aku ada acara, mianhe."


"Oh arasseo. Kami duluan." balas mereka kemudian mendahuluimu.


"Sst. Kenapa kau mengajak dia, dia tidak pernah mau bergabung sama kita, kau tau kan dia itu antisosial." meskipun pelan, kamu tetap bisa mendengar percakapan mereka.


Menghembus nafas lelah, ini bukan kali pertama lagi orang-orang memandangmu seperti itu. Sudah sejak duduk di bangku kuliah, kamu mulai menutup dirimu rapat-rapat. Lahir dari keluarga yang broken home, dengan ibu yang meninggalkanmu serta ayahmu yang tukang mabok adalah sebuah pukulan besar untukmu.


"Kau ada acara ?" sebuah suara rendah membuyarkanmu dari lamunan. Tak kunjung kau jawab pria itu menggaruk tenguknya yang tak gatal, "Maksudku, aku juga ga ikut mereka, a-aku ada acara, jadi kalau kita searah, aku.." dia terdiam menelan nafasnya, "Aku bisa mengantarmu."


"Tidak, terima kasih Taehyung." Jawabmu sopan lalu berjalan melewatinya. Taehyung-teman sekelasmu itu-tidak harus tau acaramu yang menjadi buruh cuci piring di sebuah restoran dekat rumahmu.


"Assh." Pria bersurai coklat itu menggosok kepalanya. "Susah sekali mendekatimu Y/n-ah." gumam Taehyung setelah memastikan kau tidak di sana.


Kim Taehyung sudah dari awal memperhatikanmu, entah apa yang ada di benaknya tapi baginya kamu itu harus dilindungi, perempuan sosok lemah yang berpura-pura tangguh, menghindari segala lingkungan sosial karena enggan menerima orang lain dalam dirimu. Tetapi hangat, bukan tanpa alasan Taehyung tidak menyukaimu.


Katakanlah Taehyung buta, jatuh hati pada pandangan pertama tatkala dirimu memberikan sebuah Handwarmer ketika salju desember lalu tiba. Sederhana memang, namun kehangatan yang Taehyung rasakan membekas sampai saat ini.


"Ah aku akan mengikutinya." Taehyung sudah sangat penasaran dengan gadis seperti dirimu, maka kali ini dia mengikuti langkahmu di belakang sana.


Masuk ke dalam sebuah restoran ternama membuat Taehyung mengkerutkan keningnya. Apa yang kau lakukan di dalam sana.


"Segera ke dapur Y/n-ssi." Kamu mengangguk paham.


"Tuan ada yang bisa saya bantu ?" Suara pramusaji mengejutkan Taehyung.


"Ah ya, saya pesan satu meja di sana." Taehyung menunjuk ke meja yang paling dekat dengan dapur. Supaya bisa memperhatikanmu diam-diam.


Tiga puluh menit, Taehyung duduk di sana dan belum juga menemukan tanda-tanda dirimu akan keluar. Namun Taehyung bukan tipe pria yang gampang menyerah. 'Menunggu beberapa menit lagi' menjadi pilihannya setelah memastikan kau baik-baik saja.

Lost In LustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang