Bab 20

81 7 0
                                    

Keyshia mematut dirinya di depan cermin. Merapikan make up tipis yang dipulasnya tadi dan memperbaiki tatanan sanggulnya. Ia tersenyum cantik dan beranjak keluar dari ruang make up.

"Udah siap Key?" Tanya asisten sutradara yang menangani filmnya.

Keyshia mengangguk mantap kemudian berjalan sesuai arahan lelaki tersebut menuju panggung megah yang kini telah dihiasi bermacam ornamen dan pernak-pernik. Ia menatap penonton yang jumlahnya ratusan di bawah sana dan dengan senyum anggunnya ia melambaikan tangan kearah mereka semua.

"Selamat malam semuanya" sapanya hangat.

Segenap penonton berteriak seru. "Hahaha, saya sangat bahagia bisa berada di sini. Saya bersyukur masih diberi kesempatan untuk tampil di acara bergengsi ini. Tak perlu menunggu lebih lama lagi, saya akan membawakan sebuah lagu untuk anda semua di tempat ini" katanya hangat.

Musik mulai mengalun pelan. Keyshia menatap lagi ke arah penonton yang ada di bawahnya dan kembali tersenyum, sendu.

"Long were the night when the days once revolved around you" ia mulai melantunkan lagu buatan Taylor Swift tersebut.

Semua penonton ikut bernyanyi syahdu. Tanpa disadari Keyshia menitikkan mata saat lagu yang dibawakannya memasuki bagian akhir. Ia kembali teringat akan kekasihnya yang terakhir, Rey.

"But i took your matches before fire could catch me so don't look now,
I'm shining like Fireworks over your sad empty town" katanya dengan emosi yang memuncak.

"Dear John, i see it all now that you're gone,
Don't you think i was too young to be played by your dark twisted game when i love you so.
I should've known" katanya mengakhiri lagu pertamanya.

"Whoa whoa whoa. Sebentar sebentar" Eric selaku pembawa acara menahan Keyshia agar tetap di tempat.

"Kamu sangat emosional sepertinya di lagu ini Keyshia. Sepertinya lagu ini bermakna banyak ya?" Tanya Eric.

"Ahahah, yaa, bermakna cukup dalam" jawab Keyshia menghapus air yang jatuh dari pelupuk nya.

"Bersedia berbagi dengan kami semua?" Tanya Eric.

"Whoa, no no, i don't think so" tolaknya halus.

"Oh come on Key. Audience juga pengen denger kisah kamu" desak Eric.

Keyshia terlihat menimbang. "Oke, tapi sebagian kecil aja ya. Hehe"

"No problem"

"Jadi dulu, long time ago, aku pacaran dengan seseorang. Sahabat kecilku sendiri. Aku percaya dia beda dari yang lainnya. Aku percaya dia gak akan sakitin aku. Sampai aku sadar aku taruh terlalu banyak kepercayaan untuk perasaan yang sifatnya semu" kata Keyshia.

"Lalu dia pergi, tunangan dengan orang lain. Dan ya, lagi-lagi sendiri. Hahaha" gurau Keyshia.

"Hahaha, masih Keyshia yang lama. Buat kalian semua tahu, Keyshia selalu gini. Sangat tegar. So, kamu gak punya pacar saat ini?" Tanya Eric.

"Aku sendiri" jawabnya.

"Well, masih ada kesempatan untuk semua laki-laki di luar sana. Yah, kita tahu siapa Keyshia Cassandra dan bagaimana dia dan pesonanya mampu menarik banyak kaum adam. Jadi agak heran dengan laki-laki itu yang meninggalkan kamu demi pria lain. Haha"

"Hahaha, you're right. Mungkin dia sudah bahagia sekarang sebagaimana aku bahagia tanpa dia di hidupku. Maybe"

"Gak mungkin Key, dia pasti nyesel. Trust me"

"Hahaha, you know what? I'm tired with those trust-thing. So Eric, mungkin sudah saatnya artist berikutnya tampil?" Keyshia memberi kode kepada Eric.

"Oh, lupa! Baiklah baiklah, tepuk tangan yang meriah sekali lagi untuk Keyshia!" Serunya.

"Terimakasih dan selamat malam semuanya" pamit Keyshia dan turun dari panggung.

Ia kembali ke ruang wardrobe demi mengganti penampilannya dengan baju casual. Itu adalah acara terakhirnya hari ini, dan ia beranjak dari situ untuk kembali ke rumahnya demi mengistirahatkan dirinya. Keyshia baru saja pulang dari Melbourne dan ia sudah mendapat banyak panggilan dari manajemen tempatnya dulu bekerja.

Memang benar semenjak kuliah di Melbourne, ia memutuskan rehat dari dunia keartisan, namun sesaat setelah ia menyelesaikan studinya, manajemen tempatnya bernaung dulu kembali menghubunginya. Dan dengan senang hati Keyshia menyanggupi semua tawaran kerja tersebut.

"Halo bang?" Kata Keyshia saat mengangkat telepon dari sang abang, Mikha.

"Iya, ini mau pulang"

"Oh, abang udah di depan?"

"Iya, Key ke sana, tunggu" katanya lalu menutup sambungan dan berjalan keluar dari ruang wardrobe.

"Abang! Kangen!" Katanya memeluk Mikha.

"Abang juga. Makin cantik aja kamu tiga bulan gak ketemu. Udah yok pulang, ditunggu bunda" ajak sang Abang.

Keyshia meninggalkan lokasi konser demi pulang ke rumah mereka. Sepanjang perjalanan mereka banyak bercerita tentang hal-hal yang terlewat semenjak Keyshia tak pernah menginjakkan kaki di rumah mereka selama 3 tahun masa kuliahnya.

"Ayahhh! Apa kabar?! Key kangen ayah!" Seru Keyshia sembari memeluk ayahnya senang.

Sudah sangat lama semenjak mereka berkumpul sebagai keluarga kecil yang utuh seperti itu. Keyshia rindu suasana ramai mereka yang dulu. Dan saat ini hilanglah semua penat Keyshia karena keluarganya itu.

"Dek, ayah mau ngomong serius bisa?" Tanya ayahnya.

Keyshia mengernyit bingung namun tetap mengangguk. "Kamu mau gak ayah jodohin sama anak temen ayah? Ayah gak maksa. Kamu gamau juga gapapa" kata ayahnya.

Keyshia terdiam. Apa lagi ini, batinnya. Ia bimbang, ingin menolak tapi ayahnya yang meminta, jika diterima ia belum tentu bahagia. "Kalo aku ketemu sama orangnya dulu gimana yah, biar tau apa keputusan yang harus diambil?" Tanya Keyshia.

Ayahnya mengangguk bersemangat kemudian memberikan kontak lelaki tersebut kepada Keyshia. Keyshia menghela napas panjang. Tahu akan ada lagi masalah berat yang menunggunya.

***
Aku sampai.

Keyshia mengirimkan pesan singkat kepada calon tunangannya. Sang ayah tidak memberi tahu satu rincian pun mengenai lelaki tersebut. Katanya Keyshia harus tahu sendiri dari orang tersebut.

Memandang kafe di depannya, ia kembali teringat akan Rey dan pertunangannya. Ia sempat diundang untuk menghadiri acara tersebut, namun ia tidak datang. Tahu ia belum bisa mengikhlaskan. Dan sekarang ia tahu, sesampainya di tempat ini, ia tidak akan lagi bisa berbalik. Keyshia menghela napas panjang dan keluar dari CR-V miliknya.

Menuju meja nomor 7 tempat dimana lelaki tersebut berkata ia menunggu Keyshia. Sebelum Keyshia masuk ke restoran itu, laki-laki tersebut mengirimkan pesan padanya bahwa ia akan ke kamar mandi dahulu, sehingga Keyshia sekarang sendiri duduk di bangku itu.

Tak lama sesosok laki laki datang. Dan dari harumnya Keyshia kembali teringat dia.

Atau ini memang dia?

Aku tahu sama sekali gak bagus ceritanya. Tapi maaf banget, aku bikin rooftop bener bener pake imajinasi tanpa fakta sama sekali jadi bener bener klise ceritanya.

Tapi ini emang cerita yang aku mau. Cerita yang aku suka jalan ceritanya gini. Dan aku buat cerita bukan agar kalian suka, tapi sebagai tempat menyalurkan ideku aja.

Terlalu banyak cuap cuap kali ini. Vomment dinantikan.

Xoxo,
Author.

Rooftop [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang