PROLOG

797 35 7
                                    

Author p.o.v

Gadis itu mematut dirinya di depan cermin. "Kenapa dek?" Tanya Bunda. "Gapapa bun, cuma ga pe-de aja, berasa bukan Key, hehe" jawab gadis itu.

"Sekali-sekali lah kamu pake pakaian kayak gini. Lebih cantik. Lagian kamu juga dek, kemana-mana pake jeans, pake rok gini kan bagus. Ayo, berangkat" kata Bunda lagi. Keyshia hanya mengangguk-angguk.

Di perjalanan menuju bandara, semua penghuni mobil hanya diam hingga mereka sampai di tempat tujuan. "Hati-hati ya dek, kabari bunda kalo udah sampe di sana"

"Iya bun, siap. Dah ayah, dah bunda. Sampai ketemu besok Desember, jaga kesehatan ya yah, bun. Key pamit" kata Keyshia sambil mencium tangan kedua orang tuanya.

Sedih memang bagi Keyshia, meninggalkan Amsterdam,. Tempat dimana ia telah beraktivitas selama 4 tahun terakhir. Semua bermula saat ayah Keyshia memutuskan untuk pindah ke Amsterdam karena kondisi perusahaan utamanya di sana sedang di ambang kebangkrutan, sehingga mau tidak mau, Keyshia pun turut dibawa oleh sang ayah.

Saat ini, kondisi perusahaan telah pulih, dan cabang mereka di Indonesia dan Singapura sedang berkembang pesat. Kakaknya yang tertua, Damian Aleksander sedang sibuk menjalankan bisnis mereka di Singapura, sehingga perusahaan di Indonesia ditinggalkan tanpa pemimpin.

Mau tidak mau, Keyshia yang baru saja berumur 17 tahun harus kembali dan membantu ayahnya di negara asalnya.

Keyshia berat meninggalkan Amsterdam, tetapi ia juga merindukan Indonesia, tempat kelahirannya. Lagipula, saat liburan, ia bisa kembali ke Amsterdam untuk mengunjungi kedua orangtuanya, sehingga kepindahan ini tidak terlalu membebaninya.

Masa depan masih panjang Key, jangan ratapin masa lalu terus. Good Amsterdam, wellcome back Indonesia.

Rooftop [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang