Hujan lebat mengguyur daerah tempat tinggalku, pagi itu. Aroma tanah membangkitkan kenanganku. Aku merindukan suasana seperti ini. Bangun terlambat karena hujan dan bergegas ke sekolah menggunakan mantel merah milikku lalu memarkirkan Honda Jazz. Oke, ralat memarkirkan Honda Beat kesayanganku di Parkiran yang sebenarnya super luas tetapi karena bertambahnya populasi kendaraan siswa setiap angkatan membuat Parkiran itu menjadi sempit. Oke, ini sungguh tidak masuk akal. Melepas mantel dan meletakkannya diatas motor dan berjalan super hati-hati karena lantai di depan KOPSIS milik Bang Edi terlalu licin untuk dilewati. Aku sempat berpikir kalau aku lari dan terjatuh. Apakah ada seorang Pangeran yang menolongku di pagi ini? Hmmm, sepertinya begitu romantis untuk direalisasikan kedepannya bersama Pangeran Impianku. Oke, lupakan khayalanku kali ini.
Berjalan melewati UKS, beberapa kelas, dan menyapa anak-anak kelas lain. Menaiki anak tangga yang sangat amat curam berbelok kanan jalan terus hingga kau menemukan tulisan kertas di Jendela kelas "12 IPA 6". Iya, tulisan kertas. Mungkin kau akan berpikir, "Semiskin itu kah sekolahku?,". Hmm, nampaknya salah. Mereka hanya malas untuk memasang plakat tulisan itu. Bel tanda pelajaran mulai bunyi, kami masuk. Melakukan aktivitas seperti pelajar kebanyakan. Mendengarkan guru, mencatat, menulis, haahhhhhh me-- terus pokoknya deh. Tapi satu hal, aku rindu itu.
Nampaknya hujan jatuh cinta kepada hari itu, hingga dia tidak berhenti sama sekali. Aku keluar dari kelas dan kali ini benar hujan di hari itu membuatku dimabuk rindu saat ini.
-Inadyuta, Yogyakarta 8 September 2017-
YOU ARE READING
Story Of Nutella
Randomnadyutas is writting and she loves it. You can also read this story on http://www.storial.co/book/story-of-nutella & nadyutas.tumblr.com