Ara dalam Tulisan Belasan Tahun Lampau

110 0 3
                                    

Suara serdawa terdengar pelan.

Pemilik suara kemudian mengelus pelan perutnya, diiringi ucapan penuh syukur. Makan malam dari katering kantor hari ini enak sekali. Ada bonus puding juga malam ini.

Ia menggeser piringnya ke sebelah laptopnya ketika layarnya menunjukkan notifikasi surel baru dari sebuah layanan yang sudah lama sekali tidak ia gunakan: Elephant, layanan note-taking yang dulu sering ia gunakan ketika masih sekolah.

"Jutaan data pengguna bocor di Internet, dan surel Anda salah satu di antaranya. Demi keamanan Anda, kami me-reset password Anda."

Hal ini umum sekali terjadi: suatu situs diretas, kemudian jutaan data penggunanya bobol. Sesudah sekian lama Internet merajalela dan menjadi bagian dari kehidupan umat manusia, kebiasaan buruk tetap saja merajalela: menggunakan password yang sama untuk banyak layanan.

Penyedia layanan yang aware terhadap isu seperti ini biasanya akan berbaik hati mengunci akun pemiliknya yang datanya turut bocor di Internet, tetapi tidak banyak penyedia layanan seperti ini. Para pengguna awam yang mempertahankan kebiasaan buruknya biasanya kemudian turut luluh lantak kehidupan sibernya: akun-akun mereka di berbagai layanan turut terambil alih.

Kenzie — pemilik suara serdawa tadi — selangkah lebih maju dengan menggunakan password manager. Dengan password manager, ia dapat menggunakan password unik untuk setiap akunnya di Internet, dan Kenzie cukup mengingat satu password utama saja untuk mengakses password manager-nya.

(Oh, dan andai umat manusia tahu, betapa mudahnya menggunakan password manager.)

Ia klik dengan santai notifikasi tadi, kemudian menekan tombol "Reset password Anda". Setelah meng-generate password baru di password manager-nya, ia salin ke kolom "Password baru", dan menekan tombol "Ubah password".

Lantas, halaman utama Elephant muncul di layar.

Kenzie termenung sejenak. Ingatannya melayang terbang, melesat ke belasan tahun lalu, ketika ia masih berseragam SMA.

Dulu, ketika Elephant baru diluncurkan, Kenzie iseng menggunakannya sebagai diary.

Perjalanannya bersama gadis masa lalunya terekam apik di Elephant. Screenshot demi screenshot percakapan yang penting ia unggah ke situs itu, disertai beberapa narasi singkat mengenai apa yang terjadi.

Belasan tahun berlalu. Masihkah semua tulisan itu ada?

Kenzie menekan tombol "Jurnal". Beberapa judul terpampang.

Ia menarik nafas panjang melihat salah satu judul yang muncul.

"Ara."

Klik.

***

"Ra, saya sebenarnya tadi mau ngomongin sesuatu sama kamu. Bisa sekarang?"

"Ada apa, Kak?"

"Saya ... sepertinya mulai suka sama kamu."

Ia ingat percakapan ini. Padahal siangnya ia bertemu Ara. Rasa malu yang begitu besar membuatnya urung mengungkapkan kalimat sederhana itu. Kalimat yang ia ulang-ulang sepanjang perjalanan dari rumah ke sekolah.

Kalimat yang akhirnya baru disampaikan sesudah mereka pulang.

Lewat pesan singkat.

"Kamu dulu kayak gini ya, Zie ..." gumamnya.

Ara dalam Tulisan Belasan Tahun LampauWhere stories live. Discover now