Muak (2)

44 6 0
                                    

"Stand by ditempat duduk masing-masing ya!" ucap leo memerintah.
Semua persiapan rencana icel sudah rapih bahkan lebih baik daripada yang ia bayangkan.
Terlihat tumpukan kertas menempel pada satu meja diantara banyak meja lainnya. Satu meja yang menjadi target rencana gila icel kali ini,meja ollyf, ketua kelas 11 IPA 2.
Semuanya terlihat tegang saat tumpukan kertas bertuliskan "Turunkan Ollyf!" dengan embel embel suara hati rakyat 11 IPA 2 sudah tertempel manis di sekujur meja mulai dari atas,sampai ke bangkunya,bahkan sisa sisa kertasnya pun icel tempel di lantai persis dibawah meja Ollyf. Gila? Emang.
Tibatiba bunyi bel berganti pelajaran berbunyi,kali ini pelajaran matematika icel sama sekali tidak takut karna putri sahabatnya sudah bertanya pada guru piket sebelumnya bahwa, Bu Tere guru matematika mereka tidak masuk karena sakit. Leo,petugas pemantau yang diamanatkan si cantik Icel tengah bersiaga didepan pintu sembari mengobrol dengan teman yang berada di meja paling depan dekat pintu masuk kelas. Tibatiba pandangannya mendadak fokus,targetnya terlihat dengan lihainya ia meneriakan aba aba
"target menuju timur,86!!"
"tercopy,86!!" sahut riko
"dih apaansi lu ngomong apa,gue gangerti" sahut putri
Icel tertawa melihat teman temannya sekarang sama gilanya.
Semua serentak kembali melanjutkan kegiatan mereka masing-masing seperti biasanya. Keadaan ini disetting sedemikian rupa supaya terlihat tidak ada yg terganggu dengan rencana Icel.
"i've been wait a long time" ujar icel
"gue deg degan anjir" ucap diyu
Sejujurnya icel juga deg degan atas apa yang ia rencanakan ini,namun apa boleh buat egonya menguasai otaknya, "gue gak boleh kalah kali ini." ucap icel dalam hati
"everything gonna be alright babe" ucap riko mengerling yang sedari tadi memperhatikan raut wajah icel
Ollyf mendekat leo segera duduk pada bangku kosong terdekatnya semua murid normal seperti biasanya. Ollyf melangkahkan kakinya,menuju meja,tepat saat ia sampai didepan meja matanya membulat,sedikit memerah,terlihat sudut bibirnya menahan sesuatu. Sesuatu yang sulit dijelaskan.

Icel pov

" 1...2..."
"...3 nangis!" ucapnya mengumpat
Tapi justru keadaan berbanding terbalik 360°.
Ollyf mematung di sisi mejanya membaca satu persatu tulisan dikertas yang tertempel dimejanya. Matanya menjalar membaca seluruh tulisan yang dijajakan seperti pepes ikan. Semuanya. Ia dapat merasakan bahwa dirinya benar benar tidak diterima oleh teman sekelilingnya. Hatinya hancur,ingin sekali meledak dan mencabik keluar isi perut si pembuat onar kalau ia tahu siapa yg berbuat. Inimah bukan gila tapi psycho. Namun tubuhnya tidak sinkron,tubuhnya memilih diam tanpa reaksi. Otaknya tidak dapat berpikir apa yang selanjutnya harus ia lakukan. Dan reaksi yang ia timbulkan adalah tubuhnya memaksanya untuk duduk dibangku dan meja penuh kertas hinaan itu. Hati otak dan tubuhnya benar benar tidak merespon.
Icel yang sedaritadi memantau juga terlihat ikut diam,berpikir tentang apa yang akan selanjutnya terjadi dan bertanya tanya mengapa responnya jauh sekali dari tebakannya.

"dia diem aja..." ucap icel
"iya,anjir gangerti gue" ucap putri
"maksudnya apasih mikir dong" ucap icel memaksa
"otak gue ga jalan deh kayanya cel" ucap lala ceplos
"bentar lagi,otaknya lemot kali" jawab leo cuek
"hal yang gue takutin kayanya terjadi"
Ucap diyu

Amar pov

"ollyf diem aja" ucapnya berbisik
"dia kenapa ya? Apa lemotnya udah stadium 4 sampe segininya?" tanya abra polos
Jio hanya diam memperhatikan.
"firasat gue gaenak." ucap jio dalam hati.
Satu kelas hening,semua menghentikan aktifitasnya demi melihat respon si ketua kelas. Mereka menunggu sesuatu,suara amukan dan drama menangis sambil mengundurkan diri yg mereka bayangkan benar benar nihil. Semua terfokus menunggu jawaban yang ada dipikiran masing-masing sampai sesuatu memecahkan keheningan kelas ini.

Pak Imam entah kapan datangnya tibatiba sudah berada di depan kelas,menggebrak meja dengan raut muka yang tak bisa dibayangkan. Yang jelas ia marah.
"Jadi siapa yang buat kertas norak kaya gini?"
Semua nya diam membeku.
"Kalian gak ada bedanya sama orang yang gak berpendidikan!" ucapnya tegas
"Gak ada yang mau ngaku,satu kelas mau saya seret ke ruangan BP?" tanyanya dengan penekanan
"SIAPA OTAK YANG BUAT RENCANA INI?" dengan nada berteriak
Semuanya diam takut,ollyf masih menangis sesegukan. Beneran cari muka. Walaupun hampir seluruh murid yang berbuat tapi tidak ada satupun yang berani menjawab pertanyaan Pak Imam,guru BP yang paling-harus-kudu-wajib di hindarin ini.
"Icel pak" sahut seseorang
"Hah gue doang?!" jawab icel kaget
"Irenna Michelle kamu ikut keruangan saya!" Jelas perintah pak Imam
"Saya juga pak!" tibatiba seseorang menyahut, tak lain adalah Riko
"Saya juga" Ucap Lala
"Saya juga pak"
"Saya pak"
"Saya juga ikutan pak" ucap Putri,Diyu, dan Lala.
Pak Imam menggeleng,sekilas raut wajahnya terlihat marah dan kecewa bersamaan.
"Kalian semua keruangan saya!" ucapnya memerintah namun tidak se emosi tadi.
Pak Imam berlalu meninggalkan kelas.
Suasana masih hening di dalam kelas, semua murid kaget bukan main. Kaya baru mau bandel udah dikena apes duluan.

Icel sedikit tenang karena teman-temannya menemani ia menjadi pasien ruang BP kali ini.
Mereka, Icel,Riko,Lala,Putri,dan Diyu berjalan hambar menuju satu ruangan paling pojok di sudut bangunan sekolah ini. Ia selalu heran kenapa ruangan BP di dunia nyata sama di novel novel letaknya selalu sama. Pojokan. Sok horror banget ga sih.
"Leo engga ikut?" tanya icel berbisik
"Halah udah ada kita masih ngarepin leo,mana mau dia ikutan tanggung jawab!" ucap Putri
"Gue takut masa ahaha" tawa icel hambar
"Gue udah bilang firasat gue ga enak lu pada gila sih" ucap Diyu
"Heh lo juga ikutan ya!" jawab Putri
"Ya gue kan kepaksa aja"
"Kalo gue ga kepaksa kok cel,malah seneng bisa nemenin lo disaat tersulit kaya gini" Sahut riko sambil memamerkan keindahan wajahnya depan icel.
"Gausah senyum,nakutin lo kaya pedofil" ucap icel ketus
"Anak kecil juga mau sama gue kalopun gue pedofil" ucapnya pede
"ye gila diem lu,bantuin mikir dah mendingan bakal jawab apa ni kita" ucap Putri
Lala sedari tadi hanya diam memerhatikan sahabat-sahabatnya. Tak ada ketakutan serius pada diri mereka. Lala bingung,sedangkan jantungnya saja mau copot setiap satu langkah mendekat ke arah ruangan BP, tapi mereka santai aja?
"Kayanya gue beneran temenan sama orang gila" bathinnya.
Maklum Lala kan primadona sekolah,selain primadona dia juga master disegala mata pelajaran otaknya kaya google. Bedanya rada lemot sedikit aja. Icel sering banget bilang ke lala buat ngereset otaknya biar ga lemot lemot banget jadi orang. Pinter kok lemot.
"La tegang banget" ucap riko menggoda
"Diem!"
"Santai sih kaya gak pernah keruangan BP aja" ucap riko
"EMANG GAK PERNAH" ucap teman-temannya bersamaan
Lala kembali diam. Perjalanan menuju ruang BP kayanya lama banget ya haha. Beda sama Lala yang rasanya kakinya mending ditahan batu aja.
"guys" lala akhirnya bersuara
"kenapa la?" jawab icel
"nama gue tercoreng dong" ucapnya memelas matanya merah seperti menahan tangis
Putri yang mendengar keluhan sahabatnya rasanya ingin jungkir balik.
"icel yang pelaku utama aja santai aja" jawab diyu
"kok lo lebay sih?" tanya Putri
"dengerin gue ya, mau lo keruangan BP sekalipun guru guru bakal tetep ngegunain lu buat ikutan olimpiade sana sini"
"malah lo yang harusnya tenang karna riwayat prestasi lo,guru guru bisa aja ngelindungin elo"
"bener" jawab riko
"kalo kita nih,bisa aja kita langsung diusir dari ni sekolah" kata riko melanjutkan
"DIH ITUMAH ELO AJA!" sahut mereka berbarengan
Lala sedikit tenang mendengarnya,lagian ia tidak sendirian. Ia tidak boleh takut. Sekalipun dirinya nanti terselamatkan ia harus mencoba menyelamatkan teman-temannya.
"semoga gue bermanfaat" ucapnya pede

-------------

Tepat didepan mereka berdiri kokoh sebuah pintu yang sebenarnya sudah usang,kecoklatan,pintunya besar lebih tinggi dari mereka,kayunya terlihat kuat,kayanya dari kayu jati. Soalnya sekolah ini udah old banget. Di depan pintu terdapat papan bertuliskan "Do not enter,staff only".
"kayanya gue gausah masuk" kata icel
"dih kocak,kenapa bego?" tanya putri
"liat tulisannya,gaboleh masuk gue kan bukan staff"
"terus lu doang yang gausah masuk?" ucap diyu malas meladeni
Icel terkekeh,lala heran, masih aja bisa bercanda.
"Jadi siapa duluan nih yang masuk?" ucap icel serius
"elu lah" jawab putri lala diyu barengan
"kok gue sih tega bangettt" ucap icel heboh
"jangan nangis babe,sini gue aja yang masuk duluan" ucap riko menengahi.
Mereka mengangguk setuju. Riko mengetuk pintu tiga kali,memegang gagang pintu,dingin.
"Gila dari gagang pintu aja udah aura negatif lu" ucap riko ngasal
Sumpah omongannya gak penting banget. Mereka malah dibuat makin degdegan oleh Riko.
"Masuk" ucap suara serak bapak-bapak dari dalam ruangan.
Riko membuka pintu dan masuk dibarengi lainnya.

-------------

To be continue!
Part ini panjang banget buat gue,sebuah kebahagiaan yang haqiqi masih bisa lanjutin hehe.
Aku minta maaf kalo ada kata kasar ya,soalnya aku buat kaya kehidupan remaja jaman now. Ngapapa kan ya? Ngapapa.
Penasaran kelanjutannya? Jangan lupa vote yhaaa! Semoga kalian suka. Saran dan kritik bisa dm aku,aku tunggu jejak kaliannn.💕

Wild FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang