Higanbana Flower 1

67 7 2
                                    

"Ibu...Ayah..." rintihku antara sadar dan tak sadar.Mataku buram,aku tak dapat melihat dengan jelas apa yang sedang terjadi.Tubuhku terasa melayang di udara.Hingga gelap menumpahkan tintanya...Gelap...Semuanya,yang kulihat hanyalah gelap...

***

       Aku membuka mataku dengan perlahan "Sakit...Sakit sekali..." rintihku dalam hati.Mataku mulai beradaptasi dengan ruangan yang aku tempati "Ibu...Ayah..." panggilku dengan suara yang bak desau angin.

       Ruangan putih dengan seluruh peralatan medisnya itu aku kenali dengan cepat sebagai rumah sakit.Aku menoleh ke kanan dan kiri dengan perlahan "Dimana ibu dan ayahku?..." tanyaku pada seorang perawat yang sedang menyuntikkan sesuatu di tanganku "(menghela nafas) nona,istirahatlah saja dulu sampai nona pulih" jawab perawat itu tidak sesuai dengan pertanyaanku.

       "Aku bertanya dimana ayah dan ibuku berada" aku mengulangi pertanyaanku pada perawat itu "Saya tidak dapat memberitahu nona sekarang,maafkan saya" jawab perawat itu sambil berlalu "Apa yang terjadi?" batinku.

      Aku hanya bisa menuruti kata perawat itu.Bagaimana lagi? seluruh badanku rasanya lemas sekali,aku juga tidak tahu apa yang harus aku lakukan dalam kondisi seperti ini selain beristirahat sampai pulih.Nah,dan aku bertanya kapan aku pulih pada diriku sendiri.

      "(memejamkan mata)Tuhan..Segera pulihkan kondisiku..Aku ingin bertemu ibu dan ayahku..." doaku dalam hati.Hingga akupun terseret ke alam mimpi "Aya-chan...Aya-chan...Nak,ini ibu..." aku mendengar suara ibu yang menggema "ibu..." panggilku "Ibu di sini,nak..." sambung ibu "Dimana ini bu?..Semuanya gelap,aku tak bisa melihat ibu..Ibu dimana?" tanyaku pada suara ibu yang menggema.

     "Ibu minta maaf,nak...Tolong maafkan ibu...Kali ini ibu hanya bisa menemanimu sampai disini saja...Maafkan ibu,Aya musume*..." ucap ibu panjang lebar "Apa maksud ibu? dan dimana ayah? kenapa ibu berkata begitu? aku tidak mengerti..." semua pertanyaan aku lontarkan.

      "Ayah juga minta maaf,Aya musume...Jagalah dirimu baik-baik mulai sekarang...Karena Ayah dan Ibu hanya bisa menemanimu sampai sini saja..." suara ayah menjawab pertanyaanku "Ayah,Ibu...Apa maksud dari semua ini?!...Aku tidak mengerti!!.." tanyaku mulai panik.

       "Sampai jumpa,Aya musume...Kami menyayangimu selalu..." suara ayah dan ibu pun mulai menghilang hanya menyisakan aku yang sedang berusaha mencerna perkataan mereka berdua "Ayah...? Ibu...?! Ayah??! Ibu??!!! Jangan tinggalkan aku sendiri!!! Ayaahh!!! Ibuuu!!!..." teriakku pun pecah dan air mata mulai membanjiri pipiku.

       "Tidak!! Kalian tidak boleh pergi!!! Aku tidak mau sendirian!! Ayaahhh!!! Ibuuu!!! Jangan tinggalkan aku...Kumohon..." aku menangis terisak "Kumohon...Jangan tinggalkan aku sendiri...." hingga setitik cahaya terlihat didepan mataku.

      Setitik cahaya itu mulai merembet dan menyilaukan mataku,aku memejamkan mataku karena silau.Aku membuka mataku dengan perlahan,ruangan putih itu masih sama.

     Aku menoleh dan mendapati Bibiku yang sedang tertidur di sampingku sambil menggenggam tanganku "Ayah..Ibu..." panggilku,aku berharapa tadi itu cuma mimpi "Ah,kau sudah bangun Aya-chan?" tanya Bibi sambil mengangkat kepalanya yang semula tertelungkup di pinggiran ranjangku.

     "Dimana ayah dan ibuku,Bibi?" tanyaku pada Bibi "(menghela nafas berat)Ayah dan Ibumu...Ada di ruangan yang terpisah denganmu,Aya-chan.Bersabarlah sampai kondisimu membaik.." jawab Bibi dengan wajah di buat-buat "Aku sudah sembuh,Bibi...Lihat! aku sudah tidak lemas lagi,jadi sekarang antarkan aku ke ruangan ayah dan ibuku,ya?" bualku sambil memeragakan tubuh sehatku.

     Sebenarnya aku masih sedikit pusing tapi badanku sudah tidak selemas tadi "(menghela nafas berat) baiklah..Tapi,berjanjilah pada Bibi kalau kau harus kuat" aku memahami kata kuat disitu sebagai kuat berjalan "Baiklah,Bibi.." aku tersenyum senang.

      Kami berjalan ke arah ruangan dimana ayah dan ibuku berada.Aku berjalan dengan sedikit tertatih,Bibi membantuku dengan memegang lenganku.Hingga kami tiba di ruangan yang Bibi maksud.Aku berhenti dan mematung didepan ruangan itu.

      "Bibi...Apa Bibi tidak salah?" aku bertanya memastikan "(tersenyum kecut) inilah kenyataannya,Aya-chan..Kau sudah berjanji pada Bibi,bukan? bahwa kau akan kuat?..." jawab Bibi dengan susah payah menahan tangisnya tumpah.

     Aku tertegun dan membaca ulang plang pada ruangan didepanku.Plang yang bertuliskan 'kamar mayat'...

____________________________________

*putriku
____________________________________

Heyyoou,,minna-san!(≧∇≦)/ Maaf yaa kalo ada typo atau bahasa yang kurang tepat...Wajar yaa,,kan saia baru pemula he he...Di tunggu kritik dan sarannya yaah,minna!(^▽^) Oh,iya jangan lupa komen dan votenya juga yaaa..Okay,,cukup segitu dulu dari saia..Semoga suka yaaah,minna!('∀')..Ja,,mata ashita minna!ヾ(@^▽^@)ノ

Autumn LilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang