The TEEN-ACE(Chapter 3)

66 9 0
                                    

"I was locked by your face "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I was locked by your face "

Sohye yakin dirinya belum terlambat, dengan langkah sigap ia memasuki ruangan yang terpias warna jingga. Satu kejutan lagi bagi Sohye ketika maniknya menangkap objek berupa tumpukan kertas yang tengah dilahap oleh kobaran api, ia dapat dengan jelas melihat bagian yang bertuliskan soal kompetisi fisika dengan nama dan logo universitas yang telah menjadi bahan pembicaraan sekolah akhir-akhir ini. Sohye berkeliling ruangan berusaha menemukan alat pemadam kebakaran, namun tak berhasil mendapatkannya. Ia kemudian berlari ke luar menuju beberapa ruangan terdekat berharap dapat menemukan alat pemadam api, namun ruang-ruang tersebut sudah terkunci. Ia pun terus berlari menuju ruang lainnya sembari berteriak berharap ada seseorang yang mendengarnya, tiba-tiba dirinya terpikirkan sesuatu, alarm sekolah, namun keanehan lain kembali terjadi saat ia mencoba membunyikan alarm tersebut, tidak berfungsi. Sohye menggerutu kesal, kenapa di saat seperti ini ia tak menemukan satupun penjaga sekolah yang tengah bertugas shift malam. Tarikan nafasnya semakin cepat dan suaranya kian serak, akhirnya Sohye memutuskan menuju ruang kebersihan, dengan cepat ia mengambil beberapa kain lap kemudian membasahinya.

Masih dengan nafas terengah-engah dan buliran keringat yang membasahi tubuhnya, Sohye kembali berlari dengan beberapa kain basah di tangannya. Tiba di ruang guru, maniknya tak lagi menemukan cahaya api, melainkan beberapa penjaga sekolah yang memandang heran kedatangannya.

~

Raeun yang baru saja mendapat kabar tentang insiden kebakaran segera menuju kelas A dengan langkah terburu-buru. Setibanya di sana mata Raeun berkeliaran mencoba mencari sosok yang benar-benar ingin ia temui, namun pemandangan yang ia temukan hanya beberapa siswa yang sibuk dengan laptop dan buku-buku pelajaran.

"Jihoo, dimana Sohye?" Raeun langsung bertanya begitu melihat salah satu siswa kelas A yang hendak menuju kelasnya.

"Bukankah dia sedang ada di ruang sidang sekarang?"

Raeun terhenyak, sekarang ia benar-benar percaya kabar bahwa Sohye yang dituduh sebagai tersangka pada insiden tersebut. Ia segera menyeret langkahnya menuju ruang sidang. Setibanya di sana Raeun berdecak miris, tak ada satupun siswa kelas A terlihat memberi dukungan kepada Sohye.

Dari balik kaca jendela ia dapat melihat raut kelam wajah Sohye yang tengah diadili oleh beberapa guru dan kepala sekolah, tak jauh darinya duduk seorang pria yang ia yakini adalah ayahnya. Dengan gelisah Raeun menunggu sesekali ia melihat ke dalam ruangan, hingga tak berapa lama kemudian kepala sekolah dan beberapa guru terlihat melangkah keluar dari ruangan itu.

"Sohye-a" Raeun segera menghampiri Sohye yang baru saja keluar diikuti oleh ayahnya.

"Anyoenghaseo, samcheon." menyadari kehadiran ayah Sohye, Raeun segera membungkuk untuk menyapa yang dibalas ayah Sohye dengan senyuman.

"Ayah akan menunggumu di depan gerbang sekolah." Ujar Ayah Sohye sebelum akhirnya ia pergi meninggalkan mereka berdua.

"Gwenchana?" Tanya Raeun. Sohye hanya mengangguk pelan disertai satu senyuman yang terbit dari bibirnya, seakan menunjukkan bahwa ia baik-baik saja. Namun Raeun dapat mengetahui apa yang tengah dirasakan Sohye sekarang dari matanya yang terlihat sembab.

The TEEN-ACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang