3

17.5K 2.2K 120
                                    

Anja terus menerobos semua orang-orang dengan berlagak seperti perempuan terluka, hingga sampai ke pintu depan.
Dibelakangnya, Anja berulang kali mendengar Altan mengucapkan maaf pada setiap orang yang ditabraknya.

Sialnya diluar hujan sudah mulai turun, tak punya pilihan lain, Anja tetap turun dan menerobos hujan dan berlari diantara mobil-mobil yang terparkir dilaman yang luas ini.

Anja masih setengah perjalan menuju trotoar tapi tanganya sudah disambar Altan yang langsung menariknya berputar agar menghadap Altan, hal pertama yang Anja lihat adalah jas Altan yang penuh dengan bekas titik hujan.

"Apa-apaan kau?" Serang Altan langsung.
Wajah Altan sekarang terlihat kejam bagi Anja.

Anja melirik ke arah pintu depan yang sudah dipenuhi orang-orang yang ingin melihat sambungan drama antara Anja dan Altan.

Altan yang penasaran melihat wajah Anja yang tersenyum geli jadi ikut melihat kearah pintu depan. Seketika wajah Altan jadi menyeringit. Dasar manusia, takkan berhenti ingin tahu masalah orang lain.

Altan menarik tangan Anja yang pasrah saja, kearah mobilnya terparkir dan membuka pintu penumpang bagian depan sebelum mendorong masuk Anja dengan kasar. Lalu dia segera ikut naik dan melarikan mobil menjauh dari tempat ini.

Anja tak tahu kemana Altan membawanya, daerah ini gelap dan Anja juga tak kenal dengan kawasan ini. Anja berusaha meredam kecemasannya, apalagi cara Altan yang begitu ugal-ugalan membawa mobil. Kenapa sih, orang kaya kayak ini tidak menggunakan sopir saja?

Akhirnya Altan menginjak rem dengan mendadak, kalau Anja tak menggunaka sabuk, pasti hidungnya sudah menghantam dasbor.

Altan langsung memutar tubuhnya menghadap Anja.
"Jangan main-main denganku, berani sekali kau mempermainkanku dihadapan semua kenalanku. kalau kau begitu ingin hamil, aku bisa menyuruh sepuluh anak buahku untuk menyetubuhimu saat ini juga" geram Altan dengan bibir nyaris tak bergerak.

Anja mengangkat bahunya.
"Mamimu memintaku menjemput dan membawamu menemuinya dirumah kalian, dan kupikir itu ide tercepat untuk membawamu keluar dari sana" terang Anja dengan nada minta maaf.

Altan memutar tubuhnya menghadap jalan didepannya dan membuang nafas kesal.
"Kenapa kau tiba-tiba berubah pikiran?" tanya altan yang sebenarnya tak terlalu perduli dengan jawaban Anja.

"Aku tak mau panti itu dirobohkan" gumam Anja yang juga begitu fokus menatap jalan didepannya.

"Kau tahu bukan bahwa aku takkan membiarkanmu menang. Aku ingin tanah panti itu. Aku ingin membangun resorts disana" tegas Altan.

Sekali lagi Anja membuat gerakan mengangkat bahu.
"Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi besok, apalagi enam Bulan yang akan datang" lirih Anja.

Altan menoleh dan Anja menyeringai padanya.
"Belum coba, belum tau" kata Anja jahil, menirukan ucapan ipin di animasi upin dan ipin.

Altan tak beraksi jadi Anja kembali serius.
"Baiklah, jika kau punya alasan untuk menolak, katakan saja nanti dihadapan mamimu" tegas Anja.

Altan mengusap wajahnya, dan tahu jika dia akan selalu kalah berdebat dengan maminya. Altan bisa memastikan kalau sebentar lagi dia akan terikat dengan seorang perempuan. Mahkluk tuhan yang paling Altan benci, kecuali si mami yang paling Altan cintai didunia ini.

Altan menekan gas dan mengarahkan mobil menuju rumahnya tempat dimana akhirnya Mami bisa melihat Altan mengangguk dan setuju terikat dengan seorang perempuan.

Sudah berapa kali Anja menggosok kerigat ditelapak tangannya ke jeans musuhnya dimulai dari memasuki gerbang rumah Altan hingga sekarang dia berdiri didepan pintu utama.

SEGALANYA UNTUKMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang