Tiga

4 2 0
                                    

Kantor gabriel

Gabriel dan Jayden memasuki kantor tempat dimana tumpuan kehidupan keluarga Raveno berada. Sebuah gedung yang menjulang tinggi berlambangkan kapital R sebagai simbol dari keluarga Raveno.

Setiap Gabriel memasuki lobi sampe lift, setiap hari pula para karyawan karyawati menatap iel dengan kagum. Gabriel mempunyai postur tubuh yang tegap, dengan tampilan maskulin. Wajahnya jelas sekali tergambar keturunan indonesia dan campuran bule dengan mata coklat terang dan hidung yang mancung. Para karyawan perempuan tak jarang melongo saat bos besar mereka melewatinya. Gabriel sendiri termasuk bos yang jarang mengumbar senyum, hanya seperlunya saja. Sikapnya yang dingin membuat para karyawan menaruh rasa hormat serta rasa takut. Namun tak jarang juga para wanita yang bekerja disini terbuai hanya karna ketampanan seorang Gabriel. Hanya saja sifat dingin dan pemarah kadang membuat mereka takut. Yah, iel jika dikantor seperti itulah penampakannya, sikapnya yang hangat hanya ditunjukkan untuk keluaga dan orang terdekatnya saja.

Hari ini Gabriel memasuki kantor bersama adiknya Jayden, walaupun Jay sendiri harus bersusah payah dibujuk atau tepatnya diancam oleh kakaknya hanya untuk sekedar datang ke kantor saja. Gabriel memang dibuat pusing dengan tingkah kedua adiknya yang semuanya bahkan tidak mau menyentuh atau mendengar tentang Raveno Corp. Hah, bagaimana mungkin mereka berdua alan lepas tangan dengan perusahaan milik keluarganya, jujur saat ini saja perusahaan sudah mengembangkan sayapnya ke berbagai kota besar, mungkin iel tak sanggup jika harus mengurusi sendiri tanpa bantuan adik-adiknya. Toh ini semua juga untuk mereka.

Gabriel dan Jay memasuki ruang kerja iel di lantai 15. Saat memasuki ruangan iel, di depan pintu sudah menunggu sekretarisnya.

"Pagi pak Gabriel" sambut Renata sekretaris iel. memang selalu begitu setiap hari dia akan selalu menyambut iel di depan ruangannya kemudian Renata akan membacakan jadwal iel untuk seharian.

"Pagi Ren " sahut iel tanpa berhenti lalu membuka pintu ruangannya. "oh ya, tolong berikan saja jawdalku hari ini pada Jay, biarkan dia yang membacakan jadwal ku hari ini" lanjut iel.

"Hey hey kak, memangnya aku ini sekretarismu?" sungut Jay merasa dirinya tiba-tiba disuruh oleh iel.

Tidak digubris oleh iel karena iel langsung masuk ke ruangannya sementara Renata hanya tersenyum simpul melihat kelakuan bosnya kalo sudah bersama adiknya.

"Ini pak Jayden jadwal untuk pak Gabriel hari ini. Semuanya sudah tercatat lengkap disini beserta waktunya. Kalo ada yang ditanyakan silahkan panggil saya" Renata tersenyum sambil menyerahkan tablet berisi jadwal iel kepada Jay.

"Ah Renata yang cantik,, kenapa kamu betah bekerja bersama si kaku abang iel sih?" cetus Jayden merasa sedikit kesal karena sekretaris manis itu menertawakannya. "Huh, untung kau cantik nona" batin Jay sambil berlalu masuk ke ruangan iel.

"Dan satu lagi nona sekretaris yang cantik, jangan panggil aku pak , oh ya ampun aku berasa sangat tua seperti bosmu didalam " pekik Jay setengah menutup pintu.

Renata hanya terkekeh dengan kelakuan Jay kalo sudah datang ke kantor ini. Baginya merupakan salah satu penghilang setres karna setiap hari berhadapan dengan iel yang dingin. Terlebih wajah Jay lebih fresh ,kalo masalah ketampanan memang tidak bisa dibandingkan keduanya sama memukau namun Jay lebih sering mengumbar senyum pada siapa saja. Tentu saja semua orang sangat senang bertemu si Jay.

****
Rumah Raveno

Pukul satu siang hari Jess sudah pulang dari kampusnya. Siang ini tidak sendirian, ada Lex yang ikut pulang kerumahnya. Seperti biasa jika hari sabtu baik Lex maupun Jess suka pergi bersama bahkan kadang menginap dirumah salah satunya. Hari ini mereka berada dirumah Jess.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 01, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The RavenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang