Dua

9 1 0
                                    

Kediaman keluarga Raveno

Pagi ini masih seperti pagi biasanya. Pagi yang sibuk tentu saja, apalagi untuk kapasitas seorang Gabriel Raveno. Di usianya yang menginjak 25 tahun dirinya sudah dibebani dengan tanggungjawab memimpin perusahaan keluarga, The Raveno Corp. Sudah hampir 3 tahun dia mengelola bisnis keluarga dan berkat otaknya yang cerdas dan kepiawaiannya dalam berbisnis, tak perlu dipungkiri bahwa di usianya kini Gabriel sudah termasuk dalam jajaran pria muda yang berprestasi.

Namun terlepas dari aktifitasnya di kantor dengan berbagai macam persoalan, Gabriel masih dipusingkan oleh tanggungjawab mengurus dua kurcaci yang sudah diatur. Siapa lagi kalo bukan adiknya sendiri. Satu adik saja sudah membuatnya naik darah setiap hari, dan sialnya mereka itu kembar.

Kadang ditengah sibuknya pekerjaan iel, dia merasa ingin cepat membagi tugas menjaga bisnis keluarga ini dengan kedua adiknya. Sayangnya mereka bahkan baru memulai bangku kuliah tahun ini. Mungkin Gabriel harus bersabar untuk menanggung beban hidup yang berat ini sendiri dulu, lebay dech...

Pukul tujuh pagi gabriel sudah siap dengan setelan rapi seperti biasanya untuk ke kantor. Kemeja dan celana bahan dpadukan dengan jas yang menempel cocok di badan atletis Gabriel. Gabriel masuk ruang makan untuk rutinitas sarapan. Masuk ruang makan hanya bertemu dengan asisten rumah tangga yang sedang sibuk menyiapkan sarapan di meja.

"oh ya bi, dimana Jess dan Jay? Apa mereka belum pada bangun?

Monica sang asisten rumah tangga tampak berfikir sejenak. "Nona Jess sudah berangkat pagi-pagi tuan, katanya ada perlu sebelum kuliah dimulai. Nah kalo tuan Jay sepertinya saya belum melihat dia turun dari kamar" jawab Monica.

"Belum turun apa belum pulang anak badung itu?" ucap Gabriel sendiri tanpa perlu dijawab oleh Monic.

Seperti yang sudah dihafalnya, Jay suka pulang larut malam bahkan menjelang pagi jika tidak ada kesibukan kuliah. Entahlah kenapa anak unta satu itu suka sekali keluar malam, batin Gabriel. Untungnya Jay hanya sekedar keluar untuk menginap dirumah teman-temannya bukan pergi menggila ke club malam seperti yang dulunya Gabriel takutkan.

"Sarapan siap tuan, apa perlu saya panggilan tuan Jay?" monic memberikan usul kepada majikannya, karena biasanya ketiga tuannya akan sarapan bersama jika mereka ada dirumah.

"tidak perlu Monic,biarkan saja. Nanti aku saja yang keatas".

Monic mengangguk kemudian pergi meninggalkan iel yangs sedang sarapan. Gabriel mengambil beberapa roti dan menyesap kopi paginya. Disela-sela sarapannya dia memainkan ponselnya membuka aplikasi di dalamnya.

Line

(Raveno's Brother Grup)
Gabriel : pagi kunyuk-kunyuk ? Jess kemana kamu pagi-pagi buta sudah kelayapan?

Jess : pagi kaka abang ganteng, Jess ada perlu sama temen Jess nih sebelum kuliah mulai, jd berangkat pagi-pagi, hehehe

Gabriel: pastikan kamu sarapan Jess, kakak ga mau denger kamu pingsan karena dikira kakak ga ngasih kamu makan

Jess : aisshh sialan kamu kak. Iya-iya aku pasti sarapan, tapi aku belum beku beling sama kaca buat sarapan. Hahaha

Gabriel: jess!!!!!

Jess : kaburrrrr

Gabriel lantas memasukkan ponselnya ke saku celana setelah memastikan adik perempuan setannya masih bernafas pagi ini. Tinggal si kunyuk Jay yang belum dia dengar kabarnya.

Seusai sarapan sendirian di bawah bak bujangan yang belum bertemu tambatan hati, Gabriel lalu menuju lantai 2 dimana kamar Jay berada. Di depan pintu kamar bertuliskan King Lion ,Gabriel membuka pintu kamar yang dia yakini tidak pernah dikunci oleh si empunya kamar. Gabriel masuk lantas menemukan seonggok tubuh diatas tempat tidur dengan keadaan tidur terlelap sekali. Gabriel paling malas membangunkan si Jay yang tertidur seperti orang mati,sungguh susah. Lantas berjalan ke arah meja dimana dvd dan sound musik kesayangan Jay berada. Tanpa ragu iel menghidupkan musik dengan volume yang lumayan kencang, bahkan mungkin seisi rumah bisa terganggu karena suaranya.

The RavenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang