Part 8

76.3K 2.3K 52
                                    

Author P.O.V

Drrtt... Drrtt...

Ponsel sella berbunyi dan membuat sella terbangun dari tidur nyenyaknya. Matanya menyipit melihat siapa yang menelponnya. Nama hanzel tertera dilayar ponselnya, segera ia menekan tombol hijau dan mendekatkan speaker ponsel ke telinganya.

"Hallo zel?"

"Hallo sel? Lo kenapa? Kok suara lo serak?"

"Gue gapapa zel, cuma baru bangun. Ada apa?"

"Yeh dasar, turun lo. Gue didepan rumah lo, bukain pintu."

"Hmmm? Emang gak ada yang bukain pintu?"

"Ck, daritadi gue neken bel gak ada yang bukain pintu. Pembantu lo kemana emang?"

"Ohh iya gue lupa zel, mbok minah kan pulang kampung haha. Ya udah tunggu."

"Oke."

Tut.. Tut..

Dengan malas sella akhirnya berjalan gontai menuruni anak tangga tanpa menyisir rambutnya yang cukup acak-acakan dan tanpa mengganti bajunya yang sekarang ia hanya menggunakan tank-top hitam dan celana bahan berwarna abu-abu dengan panjang dipertengahan paha.

"Hai." ucap hanzel saat sella membukakan pintunya.

"Hai zel, masuk." ucap sella lalu menyingkir memberi ruang untuk hanzel masuk kedalam rumahnya.

"Rumah lo sepi banget, yang lain pada kemana?" tanya hanzel saat berjalan kearah ruang tamu dan duduk disofa diikuti dengan sella yang duduk disebelahnya.

"Gak tau gue, kak bian belom balik. Nyokap pergi kali, bokap diluar kota." jawab sella asal dan menyandarkan kepalanya didada bidang hanzel.

Sudah kebiasaan sella jika bersama hanzel hanya berdua saja dirumah. Mereka pasti akan selalu seperti ini. Terkadang hanzel tiduran dipangkuan sella dan begitu juga sebaliknya.

"Lo udah makan malem?" tanya hanzel sambil merangkul pinggang sella dengan tangan sebelah kanannya sedangkan tangan sebelah kirinya mengelus rambut sella sesekali mengecupnya.

Sella melingkarkan kedua tangannya dipinggang hanzel. Posisi seperti ini membuat sella nyaman dan kembali mengantuk, hanya hanzel yang selalu digelayutinya seperti ini.

"Belom, kan gue baru bangun. Lo udah makan malem?" tanya sella masih dengan posisi kepada didada hanzel dan tangan yang memeluk hanzel erat.

Sella bisa merasakan detak jantung hanzel yang membuat dirinya merasa tenang. Lambat laun mata sella mulai tertutup tapi dengan satu sentakan ia kembali membuka matanya lebar karena hanzel menekan pinggangnya, daerah sensitive kegeliannya.

"Jangan tidur lagi lo, enak aja. Gue dijadiin bantalan gini, terus kalo lo tidur gue ngapain?" tanya hanzel sambil mengendus wangi coklat dirambut sella.

Gadis yang ada dipelukannya ini memang bisa membuatnya tenang. Apa lagi dengan bau khas rara yang seperti coklat menjadikan hanzel semakin tidak mau melepaskan sella dari pelukannya.

"Lo tidur juga." jawab sella sekenanya.

"Nginep dong gue?" tanya hanzel lagi. Kini tangannya meraih remote tv dan menyalakan, mencari acara tv kesukaannya.

"Ide bagus tuh, mending lo nginep malam ini. Gue kan gak tau nyokap balik kapan, kalo bokap tentunya balik masih 2 minggu lagi. Kak bian pasti bakal balik tengah malem." ujar sella panjang lebar.

"Hmmm.. Gimana ya?" tanya hanzel pura-pura berfikir.

Sella mendongak menatap hanzel yang sedang serius menonton tv. Karena pergerakan kepala sella akhirnya hanzel juga ikut menatap sella.

"Ayo dongggg." rayu sella menampakan puppy eyes yang bisa membuat hanzel luluh.

"Iya deh, tapi gue tidur dikamar lo ya?" tanya hanzel dengan cengiran khasnya.

"Oke deh boss." ucap sella dan menyengir kuda.

Hanzel mengacak-ngacak rambut sella dan mencium keningnya lembut. Itu sudah menjadi kebiasaan mereka berdua jika salah satu dari mereka menginap dirumah masing-masing dari mereka.

Dari hanzel maupun sella tidak ada yang keberatan jika harus tidur serangjang. Toh mereka tidak melakukan apapun, paling pelukan dan itu memang sudah biasa.

Orang tua mereka juga tidak cemas karena memang anak-anak mereka.tau aturan yang harus mereka laksanakan dan dari hanzel maupun sella tidak ada yang melanggar peraturan itu.

"Lo mau makan gak? Lo belum makan malem kan? Gue mau masak nih." ucap hanzel seraya melepaskan pelukannya. Begitu juga dengan sella yang sudah duduk tegap disebelah hanzel.

"Ikuuuttt." ucap sella manja.

"Ya udah ayo." ucap hanzel lalu jalan mendahului sella.

Satu lagi yang harus kalian tau bahwa dari hanzel maupun sella sudah terbiasa seperti ini, menganggap rumah dari hanzel atau pun sella seperti rumah sendiri.

Hanzel juga memanggil sebutan orang tua sella seperti sella memanggil mereka yaitu ayah dan bunda sedangkan sella memanggil orang tua hanzel dengan sebutan seperti hanzel memanggil mereka mom dan dad.

Walaupun mereka orang kaya tapi mereka bisa memasak. Sella bukanlah anak manja yang tidak mau memasukki dapur, justru sella sangat senang kalau sudah menyangkut tentang dapur. Memasakan adalah hobinya.

Sedangkan hanzel walaupun ia anak tunggal tapi ia juga rajin membantu momnya memasak. Maka dari itu hanzel bisa memasak. Terkadang jika mom dan dadnya tidak berada dijakarta melainkan diluar negeri lebih tepatnya di Belanda kampung halaman hanzel.

Hanzel memang memiliki wajah blasteran sama seperti sella, makanya mereka sangat serasi jika berjalan berduaan. Yang satu ganteng dan yang satunya cantik.

"Lo mau makan apa?" tanya hanzel saat membuka kulkas dan memeriksa isinya.

"Gimana kalo pancake with vanila ice cream and chocolate sauce?" usul sella.

Hanzel menoleh dan mengernyit bingung. "Ini udah jam 8 malem sel, lo gak takut gendut makan kayak gitu malem-malem?" tanya hanzel.

Sella menggedikkan bahunya acuh. "Gak penting sama tubuh gue, mau gue langsing atau gemuk ya bodo. Toh badan gue juga gak pernah berubah kan gini-gini doang, lagi juga cuma sekali ini aja kan? Gue kan jarang makan yang kayak gitu malam hari." ujar sella panjang lebar.

Satu lagi yang disukai hanzel dari sella yaitu tadi. Tidak mementingkan berat tubuhnya tidak seperti gadis-gadis lain yang hanzel tau. Benar apa kata sella, badannya tidak akan pernah berubah dan berat tubuhnya tetap saja 45kg walaupun ia sudah makan banyak atau ngemil.

"Oke deh. Gue siapin bahan-bahannya, lo siapin barang yang mau digunain." ucap hanzel lalu mengeluarkan bahan-bahan yang memang digunakan untuk membuat pancake.

Sedangkan sella sibuk menyiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk membuat pancake tersebut.

votes and comment, guys!

Beautiful DisasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang