Part 44

61.5K 1.4K 4
                                    

Hallo hehehe maaf yaa lama nerusin ceritanya karena aku bingung mau buat gimana lagi. Karena disemangatin banyak orang makanya aku cepet-cepet nerusin hehe.

Check this out, guys!

***

Marcella P.O.V

Homeeeeee!

Haha setelah seminggu dipuncak walaupun aku sempat sakit pas dipuncak tapi tetap menyenangkan kok. Dan ya, sekarang aku dan hanzel lagi di garasi rumahku. Baru sekitar 10 menit yang lalu kami semua sampai.

"Zel, lo nginep?" tanya kak bian saat aku dan hanzel masuk kedalam rumah dan membawa dua koper.

"Iya kak, nih disuruh cecurut hahahaha--aww!" ringis hanzel saat aku mencubit perutnya.

"Ngomong apa heh?!" tanyaku galak.

"Ih maaf sayang." ucapnya sambil mengelus bagian perut yang aku cubit. Aku hanya mendengus lalu meninggalkan hanzel dibawa bersama kak bian.

"Sella! Ih ngambek deh, sel..." aku mendengar hanzel memanggilku. Tapi bodo ah siapa suruh ngeselin banget.

"Sella!" teriak hanzel lagi.

"Gak denger!" balasku juga berteriak dan masuk kedalam kamarku dengan dentuman pintu yang agak kencang.

Hah. Untung ayah sama bunda diluar negeri jadi gak ada yang denger aku berantem, palingan cuma kak bian doang dan pastinya dia lebih belain hanzel.

Aku segera berjalan kekamar mandi dan membersihkan tubuhku. Saat pulang dari puncak tadi aku belum sempat mandi karena kami berangkat terburu-buru untuk menghindari macet.

Mandi air hangat memanglah sangat nyaman dengan aroma terapi dari sabun cair yang kupakai membuat tubuhku relax.

Aku memejamkan mata untuk merelaxkan tubuhku, sangat kaku karena terlalu lama didalam mobil dan tertidur dengan posisi yang tidak nyaman sehingga membuat otot tubuhku serasa kaku.

Tapi belum lama memejamkan mata aku mendengar pintu kamar mandi terbuka dan kembali tertutup. Tak perlu membuka mata untuk tau siapa yang masuk. Hanzel. Sudah jelas, siapa lagi yang berani masuk ke kamar mandi selagi aku mandi kan? Kak bian mana mungkin.

"Sella." panggil hanzel. Aku hanya berdeham dan masih menutup mataku.

Kurasa hanzel mendekat karena suara langkah kakinya terdengar olehku. Dan, yep benar. Hanzel sekarang sedang berjongkok disamping bathtub dengan tangan mengelus rambut basahku.

"Abis mandi ikut aku ya?" ucapnya lagi. Aku membuka kelopak mataku dan saat itu juga aku melihat mata hitamnya yang menatapku teduh.

"Mau kemana?" tanyaku setelah beberapa saat kami hening dan saling pandang.

Hanzel tersenyum lalu tangan yang ada dikepalaku beralih kepipiku dan mengelusnya. Membuatku kembali memejamkan mata merasakan sentuhan tangannya dikulitku.

"Kita jalan-jalan. Kamu mau kan? Aku udah lama gak hang out sama kamu dan nonton bareng kamu." ucap hanzel yang langsung membuatku membuka mata dan menatapnya berbinar.

"Serius?" tanyaku antusias.

"Of course yes, babe." ucapnya lalu mengecup hidungku gemas.

"Maauuuu!" ucapku langsung tersenyum lebar menampilkan gigi putih rapihku.

Hanzel terkekeh lalu mengacak-acak rambutku. "Ya udah aku juga mau mandi. Don't take too long ms. Wizein." ucapnya lalu mencium bibirku sekilas dan masuk kedalam bilik shower.

Aku tersenyum sumringah dan menutup tirai bathtub. Membilas diriku dengan air bersih hangat dan melilitkan handuk ditubuhku.

Saat aku menyibak tirai bathtub terdengar suara gemericik air dari bilik shower dan bisa kuyakinkan bahwa hanze sedang mandi sekarang.

Beautiful DisasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang