one

61 4 2
                                    

"Alemong..........."

Alana pun menoleh, dan berbicara dalam hati duh kaleng rombeng pake dateng lagi.

"Lo ngomongin gue ya Al" tatapnya sinis
"Apaansi nik" ucapnya dengan nada agak tinggi

Ya, dia adalah Nikma, sahabat Alana.

"Oiya, Lo kalo manggil nama gue yg bener dong, jangan diganti-ganti. Kecuali Lo mau bikinin nasi tumpeng buat gue" ucapnya dengan nada agak kesal.
"Iya Al iya, sorry yaa sayang kuu "memeluk Alana dari samping.

" Lo temen terbaik gue nik, plis jangan berubah yaa! " ucap Alana dengan nada agak pelan.
Nikma pun terharu, dan akhirnya mereka berpelukan.

••••••••

"Alvaro" ucap Nikma pelan.
Alvaro pun melihat kearah Nikma.

"Eh lo nik, kenapa?"

"Gapapa si var, cuma manggil aja hehe" ucapnya sambil menghampiri Alvaro.

"Oiya, Alana dimana?"
"Alana? Dia masih dikelas"
"Loh? Emang dia ga pulang?"
"Katanya nanti, soalnya dia masih ada tugas yg harus dikerjain"
"Oh gitu, Lo pulang bareng siapa?" Tanya Alvaro

"Gue? Ya naik ojek online" ucapnya sambil memakai earphone.
"Mau gue anter?"
Nikma pun terdiam sambil menatap wajah Alvaro.

Yakali Alvaro mau ngajak gue pulang bareng.

" Wei mau gak?"
" Eh iya boleh" Nikma pun kaget,dan dengan tidak sadar ia mengatakan 'iya'
" Yaudah ayo naik" meminta Nikma untuk naik ke motor Alvaro.
Tanpa basa-basi Nikma pun naik ke motor Alvaro.

Disepanjang jalan, Alvaro & Nikma tidak mengatakan apapun, hanya ada keheningan diantara keduanya.

" Lo sejak kapan sahabatan sama Alana?" tanya Alvaro sekaligus memecah keheningan.
" Pas kelas 8 " jawab nya singkat
" Dia itu orangnya gimana?"
"Dia masih sama kaya sekarang"
" Samanya gimana?"
"Masih suka rela ngorbanin apapun yang dia punya buat orang lain, sekalipun itu yang menurut dia berharga"
Alvaro hanya diam, tidak mengatakan apa pun.

                                 •••

"Thanks ya var, udah mau anterin gue pulang" senyum
"Sama-sama" membalas senyuman Nikma "yaudah gue pulang dulu" sambung Alvaro.
" Ok, hati-hati ya var"
" Hehe iya nik"
Alvaro pun melajukan motornya, dan Alvaro pun sudah tak terlihat oleh mata Nikma lagi. Nikma pun masuk ke dalam.

                                •••

"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam, eh Alana udah pulang"
"Iya ma"
"Kamu kok pulangnya telat?"
"Tadi ada tugas yang belum aku selesain ma, makanya aku pulang terlambat"
"Yaudah, kamu ganti baju trus makan ya"
"Iya" Alana pun masuk ke kamar nya.
                    
                               •••

Alana pun langsung duduk dan memakan masakan mama nya.

"Alana"ucap mama pelan
"Iya kenapa ma?"
"Mulai besok kamu tinggal di rumah Nikma ya"
"Emang kenapa ma?"
"Mama Papa sama orang tuanya Nikma mau ada bisnis bareng di Pakistan"
"Terus rumah ini? Bibi?"

Alana pun berhenti makan, dan fokus mendengarkan Mama nya.
"Rumah ini terpaksa dijual, dan bibi juga akan tinggal di rumah Nikma buat nemenin kalian berdua". "Kamu gapapa kan Mama tinggal?" Sambungnya
"Gapapa ma, tapi mama juga harus sering-sering ke Jakarta ya"
"Itu pasti sayang, yaudah lanjutin makannya"
Alana hanya membalas dengan anggukan dan lanjut memakan makanannya.

                                  •••

Tiba-tiba ponsel Alana menyala, dan terpampang chat dari Nikma.
*via chat*
"Al, Lo udah tau belum?"
"Tentang rencana ortu kita?" Balas Alana.
"Iya Al, trus tanggapan lo gimana?"
"Gue si mau mau aja, apalagi satu rumah sama lo"
"Syukur deh kalo lo emang mau"
"Yaudah, gue mau istirahat dulu ya nik"
"Sip"
*via chat off*

The Most Beautiful Heartbeat [ Patah Hati Terindah ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang