Jooheon menyeretku keluar ruang tunggu menuju studio dimana kami melakukan fanmeeting sebelumnya. Aku sedikit menghentak tanganku agar tangan Jooheon melepaskan pergelangan tanganku, ia tersenyum canggung saat bertemu dengan mataku. Jujur saja, aku masih sedikit kesal dengan ulahnya yang membuatku harus mengenakan pakaian maid ini.
Tak lama aku merasakan sebuah tangan menyentuh belakang pinggangku. Saat aku menoleh, betapa kagetnya aku mengetahui bahwa wajah Hyunwoo Hyung berada begitu dekat dengan wajahku. Ia menatapku sebentar saat aku terkesiap, lalu kembali memandang ke depan dimana para staff sedang berkumpul.
"Aku ingin di samping Kisooki!" Changkyun menarik tanganku agar mendekat kepada dirinya, membuat tangan Hyunwoo Hyung yang berada di pinggangku menjuntai karena pergerakan tiba-tiba. Ia sempat memandangku bingung namun mengerti saat melihat pergelangan tanganku yang sedang digenggam oleh Changkyun.
Sesi foto bersama berlangsung cepat dan lancar, aku bergegas kembali ke ruang tunggu untuk mengganti pakaianku. Para member mengatakan aku sangat cocok -entah bermaksud menyindir atau memang begitu adanya- saat mengenakan pakaian ini. Untung saja pakaian yang dipilih oleh Hyunwoo Hyung ukurannya sangat kecil sehingga tidak bisa kukenakan, aku tidak bisa membayangkan aku mengenakan pakaian perempuan dengan bahu sedikit terbuka dan berwarna soft pink.
"Sayang sekali kau tak mengenakan pakaian yang kupilih!" sebuah suara sedikit berat terdengar dari arah pintu masuk, aku tahu itu suara Hyunwoo Hyung.
"Aku 'kan sudah bilang tadi..."
"Aku tau." sergahnya, "tapi tetap saja aku sedikit menyesal tak bisa melihatmu mengenakannya. Menurutku pakaian yang kupilih itu yang paling cocok denganmu meskipun kau tetap cocok mengenakan apapun."
Aku hanya memutar bola mataku, ia terkekeh melihatku.
Ia mendekatiku lalu memutar tubuhku dan mulai membuka resleting belakang pakaian maid yang kukenakan. Aku bergegas melepasnya dan langsung mengenakan pakaianku yang sebelumnya. Ia masih memandangiku intens, membuatku harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk menahan pipiku yang hampir memerah.
***
"Kihyun, aku benar-benar berniat menikahimu kalau terus-menerus begini."
Wonho Hyung tiba-tiba berucap sambil melihat ke arah luar jendela mobil.
"Maksudmu, Hyung?" Aku memandanginya bertanya, kudengar pelan suara di belakangku terkekeh, aku yakin itu Minhyuk dan Jooheon.
"Kau tak perlu mengerti, Hyung, cukup mengerti bahwa aku akan melamarmu secepatnya." Changkyun berucap membuat Hyungwon yang tadinya memejamkan mata ikut terkekeh sedangkan Wonho menunjukkan kedua jempol tangannya pada Changkyun.
"Jooheon, Minhyuk, Hyungwon jangan tertawa! Aku masih belum terima tentang kejadian tadi." Ucapanku sukses membuat suara kekehan dalam van itu berhenti.
Wonho Hyung menoleh ke belakang, mencoba membaca ekspresiku lalu tertawa terbahak-bahak saat melihat semburat merah di pipiku. Aku bahkan melihat Hyunwoo Hyung berusaha menahan senyumnya saat mencuri pandang ke arahku yang ada di samping kanannya.
"Kau ingin tertawa?" ketusku pada Hyunwoo Hyung, ia menggelengkan kepalanya.
"Aku berbeda dengan Wonho dan Changkyun." ujarnya yang disambut ledekan oleh Minhyuk dan Wonho Hyung.
"Tapi, Hyung, kau benar-benar..."
"Hentikan ucapanmu disitu jika tak ingin ttakbamku melayang di dahimu." potongku pada ucapan Jooheon. Meskipun sudah kuancam, tetap saja aku mendengar suara kekehan dari arah belakangku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only For You
FanfictionAku tak pernah memalingkan wajahku. Lewat sudut pandangku, Aku melihatnya tersenyum, Aku melihatnya tertawa, Aku melihatnya terluka, Bahkan Aku melihatnya tertatih. Eksistensinya membuatku hanya terpaku kepadanya. Seolah mengatur alam bawah sada...