*Tiffany pov*
Tanpa sadar ku berjalan masuk ke ruangan remang dengan hentakan musik yang sangat kencang. Sebenarnya aku bingung sedang apa aku disini apa yang aku cari, sampai akhirnya aku ingin keluar dari sini. Oh tuhan disini sangat pengap aku ingin keluar dari tempat ini. Tiba-tiba tanpa sengaja aku menyenggol sebuah gelas yang membuat semua orang kaget dan semua perhatian tertuju kepadaku. Dengan spontan aku langsung membersihkan pecahan gelas itu tapi ketika ku baru saja memegang pecahan gelasnya seseorang menarik tanganku untuk keluar dari tempat itu. Aku tak tau dia siapa tapi dia menyelamatkanku dari tatapan semua orang. Sampai akhirnya kita keluar dan dia melepaskan tanganku.
"hey sedang apa kau didalam? Sepertinya aku belum pernah melihatmu ditempat tadi."
"Hmm, aku? Tak tahu aku juga." Senyumku sungging kepadanya, mungkin karena rasa sedih ini yang membuatku berjalan tak tentu arah hingga masuk ke ruangan itu mungkin.
Ku lanjutkan langkahku kembali menuju kemana lagi aku akan pergi? Tapi tunggu kukira dia tak mengikutiku ternyata dari samping dia samakan langkah ku."Kau mau kemana? Perlu temankah??" Tanyanya lagi sambil perhatikan langkahku, aku terus berjalan pelan tersenyum sambil ku lihat wajahnya.
"Hmm aku tak tau juga aku mau kemana." aku menaikan bahu ku sambil melihat kaki kita yang melangkah sama. dia hanya tertawa kecil mungkin aneh melihat aku selalu bilang tak tahu seperti anak babi kebingungan lupa arah jalan pulang.
Dan langkahnya tiba-tiba berhenti berdiri menghadapku mengulurkan tangan, tanda dia ingin berkenalan dengan ku."Panggil aku erika, aku akan menemanimu kemana saja. Apa kau baru ditempat ini?." Sambil mencondongkan badannya kedepan senyumnya yang kebingungan membuatku menahan tawaku seketika itu pecah.
"Hmm, kau akan menemaniku atas dasar apa hm? Apa kau pernah mengenalku? Tapi tunggu kau bilang baru melihatku jadi..??" Tanyaku sambil memiringkan kepala dan melipat tanganku.
Tanpa basa basi ku menyambut tangannya yang dingin sekali dan sekarang kita berjabat tangan."Panggil aku tiffany, terimakasih mau menemaniku."
Ku lihat dia membuang nafas leganya dan tersenyum kepadaku, mungkinkah dia gugup? Tapi sudahlah senang juga bisa berkenalan dengannya. kita melanjutkan jalan yang tak tau arahnya kemana.Tapi tunggu kupikir lagi dia sangat tampan tapi sepertinya juga dia sama sepertiku perempuan. Ku membuang pemikiran tentangnya siapa saat ini yang terpenting terimakasih mau menemaniku ketika semuanya meninggalkanku.
Jedeeerrr!!!
Suara petir keras dibarengi kilat mengagetkan langkahku, spontan aku langsung memeluk erika tiba-tiba yang membuat dia juga memelukku juga, aku gemetar aku sangat takut petir. Apa yang aku lakukan saat ini hwang tiffany!! Kenapa dada ku ini berdetak tidak karuan mungkin efek petir yang membuat ku kaget mungkin. Tak lama dari suara petir itu hujan pun mulai turun membasahi badan kami. Aku yang masih memeluk erika pun dibawanya berlari ketempat yang bisa menghalangi kita berdua dari hujan dengan dia menggenggam erat tanganku sampai akhirnya kita terhenti di halte bus bersama tangan kita terlepas. Hujan sepertinya sangat deras malam ini, mendatangkan angin malam yang sangat dingin. Ku silangkan kedua tanganku karena dinginnya hembusan angin sudah masuk ke kulit tubuhku. Tiba-tiba erika melepaskan jaketnya lalu memakaikan jaketnya kepadaku aku hanya bisa diam dan tersenyum bingung menerima perlakuan manisnya seperti pria ini.
"terimakasih." Ucapku spontan sambil melemparkan senyumanku padanya.
*Erika pov*
Oh tuhan senyumnya indah sekali hatiku berdebar kencang melihatnya saat ini tuhan. Entah tekad apa yang aku usahakan tapi ini benar-benar cukup banyak kupikirkan daritadi. Tanpa basa basi lagi kuambil tangannya yang kedinginan sedari tadi itu, ku gosokan tanganku ke tangannya meredakan dingin sesaat tapi sebenarnya tangannya saat ini sangat hangat. Ku tiupkan tangannya memberi rasa hangat lagi dan menatapnya yang sedari tadi melihatku dengam senyuman dibibirnya sekaligus dimatanya itu sangat cantik.
"Tak tahu apakah ini bisa membantu atau tidak? Tapi yang jelas lumayan jugakan."
Tersenyumku melihatnya saat ini. tapi tunggu di dalam dada ku ini detaknya makin kencang ketika tangannya menggenggam erat tanganku. Dia hanya diam melihatku tersenyum ku pikir dia tak suka dengan perlakuan anehku ini yang baru kenal langsung membuatnya seperti ini. Apa aku tidak sopankah? Atau apa. aku bingung juga tapi niatku hanya ingin kenal lebih dekat dengannya, dan ini adalah pertemuan ketiga kita tanpa dia ketahui. ku selalu memikirkan apa ada hari dimana kita bisa bertemu lagi? dan sepertinya ku harus mengenal dia kali ini karena ini bukan kebetulan lagi tapi takdir tuhan yang indah.
Jedeeerrr!!!
Suara petir keras dan kilat membuat kami kaget lagi dan tiffany tiba-tiba memeluk tanganku ketakutan dia sangat gemetar, aku menutup kupingnya lalu mengusap bahunya menenangkannya, dia sangat ketakutan.
"Apa kau baik-baik saja? Kalo begini hujannya bakal lama aku antar kau sampai rumah gimana?" Dia hanya menggeleng kepala dengan mata tertutup memeluk erat tanganku. Aku terus menenangkannya sebisa ku. ketika aku terus usap bahunya dia pun memberanikan diri membuka matanya lalu mendongak ke atas melihatku,
"aku tak mau pulang bawa aku kemana saja kumohon." Lirihnya memohonan kepadaku aku pun langsung memeluknya membuatnya sebisa mungkin tenang, aku tak tahu apa yang membuatnya tak mau pulang tapi mungkin dia punya masalah.
Ku lihat arjoliku ditangan jarum jamku menunjukan pukul tengah malam, sepertinya hujan berhenti pagi akupun memaksanya berdiri mengangkat jaketku yang berada di bahunya itu ke atas kepalanya dan kepalaku agar kepala kita tak terkena hujan, ku merangkul bahunya erat dan tersenyum kepadanya.
"Kita bersiap lari yah kita terobos hujannya. Disebrang sana ada sebuah hotel kecil kita menginap semalam saja disana gimana?" Dia hanya diam memandangiku memberi anggukan lalu tersenyum kepadaku. ku berikan senyum terbaikku agar dia percaya bahwa dia akan baik-baik saja.
Ku mengitung aba2 kita bersiap lari
"1..2..3.. go!"
Kami berlari sejajar menuju arah hotel kecil yang aku tau di daerah sini tidak jauh dari halte tempat kami meneduh ada sebuah hotel.
Setelah sampainya kita di sebuah hotel tujuanku itu. dia menunduk dibelakangku memegangi jaketku yang basah, aku langsung chek in 2 kamar untuk malam ini mungkin dia butuh waktu sendirian malam ini. Tapi malam ini cuman ada 1 kamar yang kosong lalu dia yg mendengar percakapanku dengan pegawai hotel itu dia langsung bilang
"Tak apa ambil saja."
Aku yang langsung menengok kebelakang melihatnya bilang begitu aku hanya diam dan mengiyahkan apa yg jadi permintaan dia. Akhirnya kita chek in di 1 kamar berdua, akupun langsung di beri kunci kamarnya dan diberi tahu lantai berapa oleh pegawainya tanpa basa basi ku langsung mengajak tiffany menuju kamar kita, malam ini kita akan tidur bersamakah? Senang bertemu dengan mu.
Tbc-
Akhirnya ku beranikan diri untuk publish ini. Gimana garingkah? Kata-katanya semberaut kikuk anehyah? (Maklum perdana chinguk) Feelnya kurangkah?Atau agak dejavu kek sekilas mirip mv tiffany yang heartbreak hotel juga?? Yang sebenernya aku ngambil ceritanya di mv tiffany yang itu sih hehehe gapapakan yah? Kumohon bantu saran dan kritiknya yaa teman-teman.
Makasih buat CupBroke a.k.a ucup yang support terus aku buat publish ff aku makasih cagilaaa:* kupublish bertepatan tanggalan setahun kita yeeyyy..
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbreak Hotel
FanfictionBisakah kita bersama ketika semua orang tak menginginkan kita berada diantaranya ketika kita bersama? Kumohon tetaplah bersamaku