Park Woojin ㅡ Teman Les

607 87 21
                                    

"Bodoamat! Gua mau nyerah aja!" gue membanting pensil ke atas meja dan menutup buku - buku latihan soal.

"Lo kenapasi? Marah - marah mulu kaya cewe pms"

"Terus kenapa kalo gue pms?" kata gue ketus.

"Lah, cowo emang bisa pms?"

"Ye buluk!"

Yang suka ngata - ngatain gue kaya tadi namanya Park Woojin. Dia adalah temen satu les gue selama 2 tahun ini. Walaupun kita ga satu sekolah, tapi karena seminggu 3 kali ketemu makanya jadi deket sampe sekarang.

"Woi, ajarin gue nomer 2 dong", tanya Woojin yang terlihat frustasi sambil mengacak - acak rambutnya.

"Duh, gue lagi konsen nih. Lo tanya sama yang lain aja"

"Gabisa. Gue maunya sama lo."

Oke, calm down.

Ini bukan pertama kalinya Woojin ngomong kaya gini. Dan kata - katanya sukses buat gue salah paham.

"Jauh - jauh sana," kata gue yang berusaha fokus ngerjain PR.

"Lo kan tau sendiri kalo gue gabisa belajar tanpa lo, kenapa lo nyuruh gue jauh - jauh? Lo mau gue pergi?" kata Woojin yang langsung mendekatkan wajahnya ke wajah gue.

"Bacot, siniin buku lo. Nomer dua kan?"

ㅡㅡ

Karena hari ini sedang musim hujan, gue jadi pulang telat. Iya, gue gabawa payung. Padahal tadi nyokap udah wanti - wanti nyuruh gue bawa payung. Tapi dengan santainya gue jawab, "Hari ini gabakal hujan, kok."

Dasar bodoh.

Saat sedang asik melihat tetesan air hujan, seseorang menyolek bahu gue.

"Lo gapulang?"

Ternyata si Woojin. Dia belum pulang rupanya.

"Ya lo liat aja kenapa gue gabisa pulang. Hujannya aja deres gini," jawab gue.

"Pasti lo gabawa payung"

Gue cuma mengangguk.

"Kebiasaan. Yaudah sih masuk aja dulu. Daripada kaki lo pegel berdiri mulu di depan pintu" dengan santainya Woojin narik tangan gue biar gue mau masuk ke dalam tempat les.

"Iya iya, lepasin dulu tangannya. Gaenak diliat mentor," kata gue sambil melepas genggamannya.

Woojin cuma senyam - senyum aja sambil nunjukin gingsulnya yang khas itu.

"Woojin, kalo emang lo mau pulang gapapa. Lo bawa payung kan?" tanya gue.

"Iya, sih. Tapi gatega liat lo sendirian disini"

"Yaelah, lo kan tau sendiri gue udah sering pulang telat les gara - gara hujan lebat. Santai aja."

"Sekali - kali gue nemenin lo kaya gini. Lo emang gamau?" tanya Woojin.

"Iya, hahaha"

Woojin pun langsung beranjak dari tempat duduknya, tapi gue tahan dengan memegang tangannya.

"Yaudah, temenin" kata gue malu - malu.

"Gacocok lo jadi cewek manja haha." Itulah Woojin. Gapernah absen buat ngeledek gue.

*KRING....KRING*

"Bentar ya, ada telfon," kata Woojin.

Gue cuma diem dan dia meninggalkan gue sebentar untuk menjawab panggilan telfonnya.

"Udah??" kata gue saat Woojin balik.

"Iya. Btw gue ada urusan nih makanya gabisa nemenin lo. Gapapa?" kata Woojin sambil tergesa - gesa ngambil tasnya.

"Gapapa, kok. Yaudah yuk gue anterin ke depan."

"Bawa tas lo, ih. Takutnya nanti ada yang ngobrak - ngabrik aja." Seperti biasa, Woojin walaupun iseng dia juga perhatian.

Segera gue ambil tas dan mengantar Woojin ke depan pintu tempat les sebagai tanda terimakasih karena udah nemenin gue yang gabut nungguin hujan reda.

"Gue pulang duluan, ya?" Woojin menatap gue dengan intens.

Stop, gue gakuat.

"Iyah, hati - hati" jawab gue sambil nunduk karena takut ketahuan malu. Pipi gue udah merah banget kaya ketumpahan blush on.

"Nih."

Woojin memberikan payungnya ke gue.

"Lah lo pulang pake apaan, gila? Orang deres banget kaya gini" kata gue heran.

"Udah, gue mah gampang"

"Lo keburu lumutan nungguin hujan reda. Gue rasa gabakalan berenti, jadi lo harus pulang sekarang."

"Udah ih lo kan lagi butuh payung buat sekarang, nih" gue balikin payung yang dikasih Woojin.

"Gausah keras kepala. Pegang payungnya, lo pulang sekarang"

"Gue gamau cewek yang gue sayang pulang terlalu larut. Apalagi sampe sakit gara - gara keujanan."

Woojin langsung lari nerobos hujan tanpa pamit.

"HAH? APAAN?"

Sedangkan gue masih setengah gapercaya dengan apa yang dikatakan Woojin hari ini.

"Gue gamau cewek yang gue sayang pulang terlalu larut. Apalagi sampe sakit gara - gara keujanan."

Park Woojin, lo ga salah ngomong kan???



ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ


*tadinya gue mau pake foto predebut Woojin, tapi pas diliat.... astagfirullah aku tak bisa berkata - kata untuk sekejap. Nak, alay itu proses pendewasaan kok. Gapapa :----)

"Cah ganteng, bebaAazZZz" ㅡ Park Woojin, 19 tahun, buluqnya dia putihnya gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cah ganteng, bebaAazZZz" ㅡ Park Woojin, 19 tahun, buluqnya dia putihnya gue. Tengs.

AbnormallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang