Seorang gadis berkulit kuning langsat berjalan tergesa-gesa menuju lapangan. Arlojinya menjunjukkan pukul 05.55 AM. Cuaca belum mulai terasa panas, namun keringat menetes bercucuran dari keningnya. Sapu tangan kuningnya ia keluarkan dari sakunya, kemudian ia mengelap keringatnya.
"Huft, untung gak telat!", ia menghela nafas kemudian masuk ke barisan.
"Selamat pagi, para peserta didik baru!", Pak kepala sekolah menyapa, sekaligus memulai sambutannya.
"Avallon High School adalah sekolah bertaraf internasional, seluruh pelajar yang berprestasi pantas untuk bersekolah di sini. Sekali lagi, saya tekankan SEMUA PELAJAR YANG BERPRESTASI TINGGI, BAIK AKADEMIK MAUPUN NON AKADEMIK, PANTAS UNTUK BERSEKOLAH DI SINI. Selamat datang, dan selamat karena kalian adalah orang-orang terpilih yang menjadi bagian dari keluarga besar Avallon.", suara tepuk tangan menandakan bahwa pidato kepala sekolah telah selesai.
"Terimakasih, kepada bapak kepala sekolah atas sambutannya. Selanjutnya, karena hari ini adalah hari pengenalan sekolah. Itu berarti, kalian harus saling mengenal satu sama lain dengan teman-teman seangkatan kalian. Kami beri waktu 15 menit buat kalian kenalan, terus nanti kakak-kakak osisnya bakal pilih kalian secara random buat kenalin diri sama kenalin minimal 5 teman kalian ke depan.", Kak Vallenn, humas osis selaku MC pada hari ini memberi instruksi.
"Aduuhhhh..! Gue gak kenal siapa-siapa di sini. Gimana gue mau kenalan coba? Gak ada sat pun temen lama gue yang masuk sini. Gimana kalo nanti gue yang disuruh maju? Bukannya tenar malah abis gue jadi bahan bully!", Fhissa memulai lagi sifat overthinking nya.
Di sudut yang berbeda, nampak seorang siswi berkulit putih bersih dengan rambut hitam ikal sepinggangnya diantara kerumunan siswa lainnya. Hampir semua murid laki-laki ingin berkenalan dengannya.
"Okay, time's up guys !!!", Kata Kak Vallenn.
"Who wants to be a volunteer?", Kak Rio melanjutkan
Siswi cantik yang tadi menjadi pusat perhatian mengangkat tangannya, kemudian maju ke depan. Parfum mahalnya tercium hingga ke seluruh penjuru lapangan, membuat ribuan pasang mata tertuju padanya.
"Hello, guys! Kenalin, gue Jessica Lova, adeknya ketua osis di sini. Gue tinggal di Carolus St. Blok C nomor 20. Oh ya, sekarang gue mau kenalin temen-temen gue, eh maksud gue, kalian semua temen gue cuman beberapa aja yaa yang gue kenalin. Cewek cantik berkulit eksotis di sana, namanya Caroline. Terus kalo yang sebelahnya, namanya Bianca. Terus kalo cowok berambut coklat di sebelah sana, namanya Tonny. Itu Karel, sebelah sana Vito, kalo yang pake backpack merah sebelah Vito itu namanya Andy, dan sebelahnya Andy namanya Dhio.", senyum manisnya mengakhiri pembicaraannya.
"Hebat!! Banyak banget yang kamu kenal di sini! Oke, sekarang kamu pilih 1 orang teman seangkatan yang kamu belum kenal untuk maju ke depan.", Kata Kak Vallenn.
Kalimat itu seakan membuat tubuh Fhissa gemetar. Dia berdoa supaya bukan dia yang ditunjuk Jessica. Jantungnya berdetup kencang seakan tersambung dengan loudspeaker. Dia menutup matanya.
"Oke kamu, ngapain tutup mata? Mau pura-pura gak lihat kalo kamu yang ditunjuk Jessica? Ayo maju!"
-Fhissa POV-
Kak Vallenn ngomong ama siapa? Semoga gak cuma gue yang lagi tutup mata! Oke, mungkin udah waktunya buka mata.
Cahaya matahari memasuki mataku, mulai muncul wajah-wajah menghadap ke arah ku. Aku lihat lagi dengan jelas. Iya! Benar saja! Semua mata menuju kepada ku.
-Back to Story-
"Saya, kak?", Fhissa menunjuk dirinya sendiri.
"Iyalah, kan lo yang gue tunjuk!", kata Jessica.
Fhissa melangkahkan kakinya perlahan dan berjalan maju ke depan. Dia berdiri di depan ratusan orang-orang yang belum ia kenal.
...To Be Continue...
*10 likes + 5 followers, aku post episode 2 :)
YOU ARE READING
Frenemy
Teen FictionMemulai hidup baru di SMA biasanya membuat para remaja ingin merubah pergaulannya. Dimana kah letak status pergaulan Fhissa? Tersohor seperti genk Ratu, atau bahkan tersingkir bagai sampah? Stay tune terus hingga episode terakhir ya :) Jangan lupa...