"Kimbek!."
Aku memaki sambil berlari, mengejar pagar yang sebentar lagi bakalan di tutup oleh Pak Marudut. Aku berlari semakin kencang, aku hampir meraih pagar.'BRAK' pagar di tutup. Aku terkejut, aku terkesima, aku ter-wow. Rasanya pengen kayang sambil main ayunan. "Pak, bukaklah pagarnya pak. Bentar ajanyo pak, biar aku masuk pak" kataku dengan tampang memelas yang di buat - buat.
"Enggak mau aku, enggak akan ku bukak gerbang ini. Kau itu udah terlambat, sekali terlambat tetap terlambat. Lagian kau itu udah sering kali terlambat ku tengok. Mau kau jadikan hobi pulak itu nanti. Jadi kau terima aja hukuman kau, baru bisa kau masuk" kata Pak Marudut dengan logat bataknya yang kental.
"Yahh, pak bentar doang kok. Lagian aku terlambat cuma 1 menit doang pak" aku berusaha menggoyahkan iman disiplin Pak Marudut.
"Enggak mau tahu aku, kau tunggu aja sana di pos satpam. Mana tahu masih ada teman kau yang terlambat." Pak Marudut sambil berusaha mengusirku.
"yahhh, pak. Masukkanlah aku pak, janji aku setelah ini aku nggak akan terlambat lagi pak" Aku masih berusaha, supaya nggak kenak marah sama Buk Enol (guru killer yang ngajar Kimia, dan bakalan ngajar jam pertama di kelasku).
"Percuma kau mau kayang, mau mohon - mohon, mau terbang. Terserah kau, pokoknya nggak akan ku bukak gerbang ini!" Pak Marudut segera pergi menjauh, menuju piket guru. Aku ditinggalkan sendiri di dekat pagar. Akhirnya mau tak mau aku pergi ke pos satpam.
Disana ada Pak Jokoy, satpam sekolah kami yang berkulit hitam dan nggak pernah senyum. "Pagi pak" sapaku. "Hm, kamu terlambat lagi kan?," jawabnya tanpa menoleh kepadaku, karna sibuk membaca koran pagi. "Yaaas dong pak, biar ada kenang - kenangan" jawabku dengan senyum sumringah. Setelah itu senyap, Pak Jokoy sibuk membaca koran paginya dan aku cuma terdiam menunggu murid - murid yang bernasib sama denganku.
'Haaahh, kapanlah aku lulus dari sekolah nih!" ucapku dalam hati. Aku mulai menutup mata, merenungi kehidupanku yang berantakan. Mulai dari ocehan Buk Enol, karna aku sering banget terlambat, uang jajan yang nggak mencukupi (kalo keluar main, paling nengok orang makan aku dah kenyang sendiri), semangat belajar yang sangat kecil (kayaknya memang nggak ada deh), dan berbagai masalah lainnya. Tak terasa angin pagi berhembus begitu kuat, kulingkarkan tanganku di pinggang agar lebih hangat. Pagi itu memang angin berhembus lebih kencang dari biasanya.
Diam - diam aku juga pengen kaya orang lain, nggak ada masalah hidup yang cukup berarti, dan bisa menjalani hidup dengan kelegaan. Karena sekuat apapun kau lari dari masalah, dia akan semakin kuat mencengkram lehermu dan mungkin akan membunuhmu.
TIIIINNNNNNN!!!!
"KIMBEKKK" aku hampir terjatuh dan tak bisa bangkit lagi, aku tenggelam dalam lautan luka dalam, aku tersesat dan taak tahuuuu arahh jalan pulaaaang, aku tanpamuuuu butiran kejuu~~~
*ulang - ulang, ngelantur sikit hehehe =°×°=TIIIINNNN!!!! (klakson mobil)
"KIMBEKKKK!" aku terkejut setengah mati. Lantas aku langsung mencari asal suara yang memuakkan itu. Di depanku ada sebuah mobil sedan warna hitam yang semua kacanya berwarna hitam dan tertutup rapat. Tiba - tiba, kaca bagian supir terbuka dan sebuah kepala muncul, rupanya itu bapak - bapak berusia 47 tahun yang mengenakan seragam supir."Non, maaf ya suara klaksonnya kekencangan ya?. Hehe maaf. Tapi, kok Non di luar. Non terlambat?" Tanya Pak supir padaku.
Aku lantas berdiri, dan menghampiri pak supir. "Iya pak, saya telat. Pagarnya udah ketutup sekitar..."
"8 menit yang lalu". Sebuah suara muncul dari arah bangku belakang. Sekali lagi aku ter-wow, dan terkejut. Aku pun mendongakkan kepalaku ke dalam mobil supaya aku bisa melihat siapa orang yang berbicara tadi. Di bangku belakang aku melihat seorang anak laki - laki yang berseragam sama denganku. 'Dia sekolah disini ya? Kok aku nggak pernah lihat ya?. Mukaknya nggak kelihatan gelap banget sih!' pikirku sejenak.
"Non, sebagai permintaan maaf karna udah ngagetin non. Kalo non mau, Bapak bisa masukin non ke sekolah kok" aku lalu mengalihkan pandanganku ke arah Pak Supir. "Emang bisa Pak?, saya kan udah telat. Lagian juga pagar udah dikunci tuh" kataku sambil menunjuk ke arah gerbang. "Udah non masuk aja ke mobil dulu, yakin deh sama Bapak, non pasti bisa masuk deh" kata Pak Supir berusaha meyakinkanku. "Bolehkan den?" Pak supir bertanya kepada anak laki - laki yang ada di belakang tadi. Aku lalu menoleh kembali ke bangku belakang menunggu jawaban seperti halnya Pak supir. "Boleh" ucap anak laki - laki itu.
"Oke, non naik aja non" kata Pak supir bersemangat. Aku lalu membuka pintu depan, BRAAK. Barang - barang yang ada di bangku depan hampir terjatuh, aku lalu dengan sigap berusaha menahan barang - barang tadi. Lalu segera menutup pintu depan "sorry pak, saya kira nggak ada barangnya disini" ucapaku segan. "Nggak papa non, salah Bapak juga nggak bilang sama non disini ada barang - barang, yaudah sekarang non duduk di bangku belakang aja".
Aku lalu membuka pintu belakang dan duduk, aku melihat ke arah kanan. Sekarang aku bisa lebih jelas melihat wajah anak laki - laki yang ada di sampingku sekarang. Wajahnya luar biasa tampan, aku nggak bisa berhenti memandang wajahnya. Hidung mancung, alis tebal, bibir seksi alami yang merah merekah, rambut coklat pendek yang tersisir rapi. Pokoknya komplit kegantengannya. Tiba - tiba laki -laki itu melihat ke arahku, aku terkejut dan reflek melihat ke arah jendela yang ada di sisi kiriku. Samar - samar aku mendengar suara orang yang tertawa, aku lalu melirik ke arahnya. Rupanya dia sedang menahan ketawa, aaakhhh aku jadi malu dan gugup.
Aku lalu mengalihkan pandangan ke arah depan, dan baru menyadari kalau Pak Jokoy sedang berbicara dengan Pak supir, lalu dengan tergesa - gesa Pak Jokoy membuka pintu pagar.
Akhirnya kami masuk, aku lalu membuka pintu dan beranjak keluar begitu juga dengan anak laki - laki tadi, aku terlalu malu untuk melihat wajahnya. Aku segera menghampiri Pak supir dan berterima kasih, tak lupa juga aku menyalam Pak Marudut walau sedikit terkena ceramah. Setelah itu aku melesat ke kelas, sesampainya di kelas aku segera mengintip keadaan kelas. Untunglah Buk Enol lagi ada diluar kelas, mungkin sedang dipanggil Pak Kepsek karna beliau adalah staf bagian kesiswaan yang lumayang sibuk.
Aku segera masuk dan meletakkan tas di tempat dudukku, seketika itu juga aku dibanjiri dengan pertanyaan "jauh rumah ko ya?" atau "kupikir ko nggak sekolah tadi" serta pertanyaan seperti "pagi baru nih, ko kalo mau cabut ajak - ajaklah ndak?". Dan aku hanya dapat tersenyum mendengar pertanyaan - pertanyaan aneh dari kawan - kawanku. Begitulah kawan - kawan bangs*t yang menemani keseharianku. "Lho, si Naomi nggak masuk?" tanyaku pada Risa yang duduk tepat didepanku. "Enggak, kayaknya dia sakit. Tuh suratnya ada didepan. Kak Hanna juga sakit, suratnya juga ada di depan" Risa menunjuk ke arah meja guru.
Aku mengedarkan pandangan ke seluruh kelas, mencari orang yang tidak ada kawan sebangkunya seperti ku. Rahmat duduk sendirian karna jumlah siswa dikelas kami ganjil, tapi aku nggak terlalu dekat sama Rahmat. Sekali lagi ku edarkan pandangan ke seluruh penjuru kelas, Krista mencuri pandanganku, aku lalu memanggil Krista yang hanya duduk sendirian, karna Kak Hanna teman sebangkunya, juga nggak masuk karna sakit (atau jangan - jangan janjian sama si Naomi). Aku manggil Krista, supaya dia bisa duduk disamping aku tapi dia terlalu sibuk dengan HPnya, mungkin lagi sibuk ngechat si doi.
"Selamat pagi anak - anak" Buk Enol memecahkan kebisingan kelas, serentak semuanya diam. Aku lalu segera merogoh tas dan berusaha mengeluarkan buku kimia. "Nah, hari ini kita kedatangan siswa baru, silahkan masuk" Buk Enol mempersilahkan seseorang untuk masuk ke kelas. Tiba - tiba serentak seluruh murid bersorak. Aku lalu reflek melihat ke arah depan dan terkejut.
~~~
Hai, ini cerita pertamaku. Jadi sorry ya kalo ada typo dan saudara - saudanya. Maklum nggak biasa ngetik 😁. Semoga kalian suka ya, dan terus baca chapter selanjutnya. Jangan lupa like dan tinggalin komen kalian ya, karna komen kalian itu bisa menjadi semangat buatku. Makasih.
-loina christine❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Late
Romance"jangan takut bilang sekarang, karena nggak ada kata terlambat" itu semua cuma bullshit. Karena terlambat sekecil apapun, 'keterlambatan' itu bisa ngubah hidupmu.