part-5

30 5 0
                                    

Aku tak pernah membayangkan bahwa segala rasa asing itu dengan perlahan mulai tumbuh menjalar ke seluruh sendi-sendi tubuhku dengan tidak terkendali.

Bagaimana mungkin aku yang tak pernah mengira bahwa akhirnya akan berakhir dengannya justru hal paling manis untuk sekedar singgah difikiranku yang mampu membuat aku tersenyum dan salah tingkah itu berkembang menjadi nyata.

Jika ku ingat, bahkan dulu untuk membayangkan berada disisinya saja aku tak mampu, bahkan sekedar ditatap balik saja rasanya jantungku seperti tersengat jutaan volt kebahagian, seperti itulah, bukan karena apa tapi mengingat popularitasnya yang melejit dalam sekejap di lingkungan sekolah.

Bisa dibayangkan sendiri berapa hitungan orang yang memandangnya dengan tatapan ingin menerkam, meleleh, dan banyak tingkah aneh lainnya untuk sekedar menarik perhatian Dirga.

Terkadang aku berfikir, alasan apa sebenarnya yang menjadi motif Dirga memilihku. Terbesit fikiran bahwa aku takut semua ini hanya akal-akalan saja atau hanya sekedar status hubungan. Tapi berkali-kali juga aku berusaha menipis itu semua.
Ya sudahlah dijalani saja apa yang sedang terjadi.

Aku akan terus mengingat tiap detail hari itu, seulas senyum singgah di wajahku ketika memikirkannya.

Ya, aku dan Dirga akhirnya berada pada tahap
in relationship.

its first date kami setelah dia mengklaimku sebagai miliknya. Jangan bayangkan jika ini adalah makan malam ronantis dengan segala kejutan dan musik klasik atau apalah yang mengiringi .

Tidak

Dirga hanya mengajakku untuk jalan di Taman Kota saat weekend seperti ini. begitulah dia itu selalu berusaha tidak mengganggu waktu belajarku.

Aku suka

Aku selalu suka apapun itu tentang Dirga. Bukankah ketika kita sedang jatuh cinta maka apapun yang ada di diri pasangan kita akan selalu tampak indah ? bahkan urusan keburukannya sekalipun.

"Ga, aku boleh tanya sesuatu?"

setelah hari itu, Dirga memaksa untuk mengganti lo-gue nya menjadi aku-kamu . katanya biar kelihatan kayak orang pacaran beneran.dasar

"gak boleh . bayar dulu baru nanti aku mau jawab" .
Jawabnya jahil sambil melipat kedua tangan di depan dada. Kucubit lengan kekarnya itu . dia bergaya meringis sok kesakitan padahal aslinya cubitanku sama sekali tak berpengaruh bagi Dirga , alay emang .

ku rangkum wajahnya dalam kedua tanganku"ih serius aku mau tanya".

"tanya apasih Kutu ?". telunjuknya memencet hidungku

"kamu kok panggil aku kutu sih?". kualihkan padanganku. merajuk

"ya kan di grup chat kamu sama teman-teman kamu nama grupnya kutu , yaudah aku panggil kutu aja".
Dia tersenyum jahil.

"ih kok gitu sih ? kalo gitu aku panggil kamu kebo aja. sahutku jahil

"kebo dari mananya coba ? orang aku ganteng gini. Gak inget apa kalo dulu papasan sama aku udah kayak lihat uang jatuh dari langit, ijo deh matanya. tuh kan kambuh gr nya

"apaan , kepedean banget ya kamu. Enggak ya, orang kamunya aja yamg sering curi-curi pandang sama aku".

"udah ah, aku laper ini. Kita makan dulu ". dia menarik tanganku kesebuah tempat makan didekat situ.

Setelah memesan dan menunggu akhirnya datang juga pesanan kami. Aku memesan steak, dengan sigap dan kesadaran penuh dirga mengambilnya dari hadapanku , memotongnya sehingga aku lebih mudah untuk memakannya. Tuh kan sweet banget. Gimana aku gak tambah cinta ?

AllassoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang