CHAPTER 18

427 31 0
                                    

     Ayoung membuka matanya. Dia mengernyit saat sinar matahari menusuk matanya. Dia menutup matanya sekali lagi, dan bangkit.

Ia tidak dapat menangis lagi hari ini. Air matanya kering. Dadanya sesak.

Aku akan mendatangi rumah Taehyung, batinnya.

Dia menghela nafas sekali lagi.

------

Ayoung membuka gerbang rumah itu, dan memasukinya. Ayoung tidak pernah datang ke rumah Taehyung, hanya saja, dia tau di mana itu.

Isi rumah itu normal, tidak terlalu berantakan.

Suatu ruangan terbuka menarik perhatiannya.

Dia berjalan pelan, sambil membuka pintu itu. Tampaknya itu adalah kamar Taehyung. Kasur, kaca, kamar mandi, sofa, lemari pakaian, lemari----

Ayoung mengerutkan dahinya saat dia membaca tulisan yang terukirndi salah satu lemari.

"Shin Ayoung"

Dia mendekati lemari itu, dan bertanya tanya, mengapa namanya terukir di lemari itu.

Tangannya tergerak untuk membuka lemari itu.

     Puluhan kanvas memenuhi lemari itu. Lukisannya sama, sunset.

Taehyung ingin aku melihat ini, batinnya.

Tapi belasan kanvas paling bawah menarik perhatiannya.

Kini lukisan itu bukan sunset, melainkan lukisan dirinya.

Dia menatap kanvas berlukisan dirinya memakai baju terusan putih, dan membaliknya.

Sebuah kertas ditempel diujungnya.

22 Februari,
Hari ini, aku bertemu seseorang. Dia tak dapat melihat. Dia terlihat anggun dengan rambut bergelombangnya itu, dan membuatku penasaran dengannya.

-김 태형

A

young meraih kanvas selanjutnya. Kali ini, Taehyung menggambarnya dengan memakai cat air.

Dia membaliknya.

26 Februari,
Hari ini, aku senang. Ayoung bercerita kepadaku semuanya.

Mata Ayoung berair. Dia tak tau, bahwa selama ini Taehyung melukisnya diam diam. Lemari ini penuh dengan lukisan dirinya.

Ayoung memukul dada nya pelan.

Sakit.

Dia menghela nafas kasar, dan berlari.

×××××××

Dia menatap kosong bangku itu. Berharap pria yang dinantinya akan segera muncul. Ayoung benci semua ini. Ayoung benci menunggu.

Dia menarik nafas dalam dalam. Hawa dingin dari salju mulai memenuhi paru parunya. Dia menyanyikan lagunya dan Taehyung. Lagu yang diperkenalkan Taehyubg untuknya.

'Nyanyikan lagu favoritmu dan aku, maka aku akan muncul jika kau merindukanku,' Taehyung selalu berkata begitu. Tapi kenapa, dia tak menepati janjinya? Air mata Ayoung membuncah. Dia lelah.

"Ayoung... hentikan," sebuah suara lirih membuat Ayoung menoleh. "Hoseok Oppa.."

Dia membenci hidupnya. Dia membenci cara hidup memperlakukannya.

"Aku akan memberimu kesempatan menggantikan Taehyung dihatiku."

Kata Ayoung sambil mengusap air matanya.

Hoseok senang, tapi entah kenapa, rasanya.. salah.

"Tidak, Ayoung. Aku---"

"Ini permintaan Taehyung"

Hoseok terdiam, mempersilahkan Ayoung melanjutkan kalimatnya.

"Taehyung ingin, aku bahagia tanpanya,"

--------

chamomile & paints || kim taehyungWhere stories live. Discover now