Happy Reading~
Ryan POV~
Aku Ryan Domanic, aku terlahir dari keluarga berada, lebih tepatnya kaya raya. Tapi walaupun begitu aku tidak seperti kebanyakan anak, yang selalu menghambur hamburkan uang kedua orang tuanya. Aku tidak seperti itu. Aku lebih suka hidup mandiri, apa apa melakukan sendiri. Seperti sekarang ini, aku lebih memilih tinggal bersama pacarku John William daripada tinggal bersama kedua orang tuaku. Aku adalah seorang lelaki penyuka lelaki, lebih tepatnya gay. Yah itu aku! Aku tidak peduli jika kalian mau menganggap aku itu apa? Dan asal kalian tau, tidak semua gay yang kalian temui berpacaran hanya untuk sex dan sex, buktinya aku tidak. Walaupun aku tinggal satu rumah dan satu ranjang dengan John, namun kami belum pernah melakukan sex seperti yang kebanyakan orang fikir, kami hanya melakukan sebatas ciuman, dan itu tidak lebih!
Aku akan menceritakan awal kisahku bertemu dengan John, kekasihku
Flashback POV~
Nampak seseorang yang sedang asyik dengan dunia game ditengah tengah bisingnya kelas, seseorang itu sangat fokus menatap layar handphonenya, seakan akan handphonenya itu pusat dunianya. Seseorang itu sangat tidak lelah bermain dengan handphonenya, kadang kadang wajah tampannya merenggut sebal, ekspresi nya itu sangat lucu dan menggemaskan, orang yang melihatnya mungkin berniat ingin mengarungi dirinya dan membawanya pulang. Dia adalah Ryan Domanic, atau biasa dipanggil Ryan. Ryan sangat suka menghilangkan rasa jenuhnya dengan bermain game atau menulis lagu, yah itu merupakan dua kesukaan Ryan. Itu dikarenakan kelas Biologi yang Ryan masuki belum terdapat Dosen yang mengajar.
Ryan merupakan salah satu orang terpopuler dikampus ini, namun Ryan hanya memiliki satu orang sahabat dikampusnya yaitu Harry Yohanazer. Walaupun Ryan cukup populer dikampusnya, namun Ryan tak terlalu suka memiliki banyak teman, dan hanya Harry lah yang membuat Ryan nyaman berada didekatnya. Dikarenakan Harry adalah orang yang cukup mengerti sifat Ryan. Ryan populer Dikarenakan wajah tampannya yang memikat hati wanita manapun, namun Ryan tak pernah jatuh cinta kepada salah satu wanita mana pun, yah itu dikarenakan... Dirinya adalah seorang gay~ upss
Di negara ini memang Gay sudah diperbolehkan, namun Ryan masih saja menutup identitas dirinya, padahal beberapa teman kampusnya memiliki pasangan sesama lelaki, namun Ryan tidak mengikutinya. Itu dikarenakan dirinya sampai saat ini belum pernah menemukan cintanya. Dan dirinya juga tidak berniat mencari cintanya. Dirinya lebih memfokuskan semuanya ke musik. Dirinya jatuh cinta dengan berbagai macam jenis music. Musik adalah dunia untuk Ryan, tanpa ada musik, Ryan tak bakal ada. Seperti itu mungkin istilahnya~
"Hei, boleh duduk?"
Ucap Seseorang yang membuat Ryan tersentak kaget. Aktifitas bermain gamenya terhenti begitu saja, ketika mendengar suara seseorang didepannya. Dengan lantas Ryan pun mendongakkan kepalanya, dan menatap seseorang didepannya. Hal pertama yang Ryan liat adalah matanya. Mata orang itu berwarna hitam, namun sangat indah dan teduh ketika melihatnya. Seakan akan mata itu adalah magnet yang terus menarik dirinya untuk tetap menatapnya tanpa ingin mengalihkan. Jantung Ryan berdetak begitu saja, entah karena apa alasannya. Mata cowok itu mampu menghipnotis Ryan yang melihatnya.
"Hei boleh aku duduk disampingmu?". Ucap cowok didepan Ryan dengan suara beratnya.
Ryan tersadar, dan langsung mengalihkan tatapannya dari mata cowok itu.
"Si-silahkan" ucap Ryan yang entah mengapa tiba tiba menjadi gugup
"Thankyou"
Cowok itu pun berjalan kearah samping Ryan, dan duduk disebelahnya. Ryan kembali mengotak ngatik handphonenya tak jelas. Ryan membuka galeri fotonya dan melihat lihat foto dirinya disana. Dirinya sangat tampan diberbagai foto itu. Namun Ryan harus mengakui satu hal sekarang, bahwa cowok disampingnya jauh lebih tampan dari pada dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Is FROZEN
RandomCinta kita awalnya bahagia, malah sangat bahagia. aku bahagia mengenal kamu. tapi itu dulu, ingat dulu! saat kamu tidak mengkhianati cinta yang telah kita bangun bersama. kamu selingkuh dibelakangku tanpa sepengetahuanku, kau membuatku benci akan ci...