Chapter 3

13 2 0
                                    

"Dunia ini tidak waras. Hanya para penjahat yang waras."

******

Keesokan paginya...

Aku terbangun dari tidurku hanya untuk kembali ke dunia yang kejam ini. Aku masih merasa lelah dan ingin kembali tidur. Dengan malas kuraih Galactic S7 milikku yang berada di atas meja dan melihat waktu yang terpampang dengan besar di sana.

Pukul 6.30

Aku meletakkan kembali handphone milikku ke atas meja dengan kasar, menimbulkan suara yang tidak terlalu kencang. Aku masih memiliki waktu sekitar satu jam untuk bersiap, jadi sebaiknya aku mulai bersiap. Dengan malas aku beranjak dari tempat tidurku dan berjalan menuju lemari.

Seragam... sebuah kain yang dijahit dengan rapi itu tidak dapat kutemukan di dalam lemari walk in closet milikku. Sepertinya aku memang tidak memiliki seragam. Setelah memilah-milah kain untuk membungkus diriku, aku segera berjalan menuju kamar mandi dan melakukan ritual mandi dengan sangat cepat.

Beberapa menit berlalu dan aku telah selesai melakukan ritual pagiku. Kukenakan pakaian dalamku lalu mengambil hoodie hitam yang telah kupilih tadi dan mengenakannya, selanjutnya aku mengenakan sepasang celana jeans hitam dan sebuah kaus kaki putih. Tak lupa, aku mengenakan penutup mata yang ibu berikan padaku dulu.

Aku melangkah keluar dari kamar mandi dan duduk di atas karpet hitam yang berada di depan televisi seraya mengambil sebuah backpack hitam polos. Kumasukkan handphone Galactic S7 dan Iphone 7 hitam milikku, sebuah novel dan buku note kecil, kotak pensil yang berisi alat tulisku, ipad, dan sebuah pisau lipat kecil, hanya untuk berjaga-jaga lalu memakai sepatu boots militer berwarna hitam.

Setelah selesai berkemas aku segera melangkah keluar dan berjalan menuju dapur.

Secepat kilat aku mengambil sehelai roti tawar dan sebotol susu cokelat hangat. Aku tidak tahu atau lebih tepatnya tidak peduli siapa yang menyiapkannya. Jika ternyata beracun maka aku hanya perlu mampir ke ruamh sakit bukan? Oke, aku tahu aku gila jadi lupakan itu.

Aku berjalan menuju garasi dan berhenti sejenak. Aku berusaha mengingat-ingat dimana ayah menyimpan kunci mobil yang ayah miliki. Sialnya aku tidak dapat mengingat apapun.

Kenapa garasi harus gelap?

Aku meraba-raba dinding dingin itu sambil menggerutu dalam hatiku. Saat jari-jariku menemukan suatu benjolan di dinding aku segera menarik jariku ke atas dan penerangan garasi itu langsung bekerja.

Kutelusuri setiap sudut garasi itu, berusaha untuk menemukan kunci mobil ayah, namun pandanganku berhenti saat melihat mobil ayah. Tidak... yang benar adalah koleksi mobil ayah.

Aku tidak pernah menyangka ayah memiliki mobil sebanyak ini, maksudku aku tahu bahwa aku tinggal di sebuah mansion tapi mengoleksi mobil? Nope, tidak pernah terpikir olehku.

Semua mobil yang ada disini memiliki tempat parkir sendiri, namun yang menarik perhatianku adalah jumlah tempat parkir yang melebihi jumlah mobilku. Berusaha mengalihkan perhatianku, aku kembali menerawang seisi ruangan dan menemukan sebuah meja yang diatasnya terdapat beberapa kunci mobil.

Seperti sihir, benda kecil berbahan logam itu seakan memanggilku. Menangis dan memintaku untuk mengambil mereka dari atas meja yang terbengkalai itu, jadi mau bagaimana lagi, aku mengambil salah satu dari mereka.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 19, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Psycho Sis : Abominable ZenWhere stories live. Discover now