「 6 」

2.7K 208 14
                                    

Mingyu duduk di salah satu bangku taman sambil memperhatikan sekelilingnya dengan seksama, sesekali mengecek ponselnya untuk menunggu chat dari Seokmin.

"Aish, sudah pukul lima lew—"
"KIM MINGYU!"

Mingyu terdiam sebentar, Ia ingat betul suara siapa yang memanggil namanya tersebut. "Dasar siput, aku menunggumu lam—"

Mingyu menoleh ke belakang dan matanya terbelalak melihat Seokmin datang dengan seseorang. "Dia siapa?" tanya Mingyu kepada Seokmin sambil menunjuk seorang pria bermata sipit disamping Seokmin.

"Oh ini, ayo perkenalkan dirimu hyung," persilakan Seokmin. "Soonyoung, mantannya Seokmin."

Pria itu tersenyum kepada Mingyu sambil memeluk lengan Seokmin. Seokmin tampak risih dan berbisik sesuatu kepada Soonyoung. Mingyu mengembangkan senyum pahitnya,

"Sepertinya aku mengganggu waktu kalian berdua. M—maaf! Aku permisi!" Mingyu membungkukkan badannya lalu berlari sejauh mungkin dari Seokmin dan Soonyoung.

"Ah~ hanya kita berdua sekarang~" Soonyoung masih memeluk lengan Seokmin. Seokmin yang risih langsung menepisnya dan mendorong tubuh Soonyoung.

"Bisakah kamu berhenti seolah-olah masih ada hubungan denganku, Hyung? Kekanak-kanakkan sekali," Seokmin mendecih.

Tanpa Ia sadari, tergerak hati Seokmin untuk langsung mengejar Mingyu. Seokmin pun berlari mencari Mingyu yang sudah terlalu jauh. Sementara Soonyoung menatap punggung Seokmin yang semakin jauh dengan tatapan kesal.

"Modusku bagus sekali, hahaha," Soonyoung tertawa senang karena sebenarnya saat Ia mengirim pesan singkat kepada Seokmin jika ia ingin berkenalan dengan Mingyu untuk menambah teman.




***




Mingyu duduk didekat jendela disalah satu cafe sambil mengaduk-aduk cappucino nya yang hampir dingin. Tiba-tiba Ia tersentak sadar dari lamunannya saat merasakan pundaknya ditepuk.

"Sulit mencarimu, untung kamu duduk didekat jendela. Lattenya satu ya nona!"

Seokmin duduk didepan Mingyu dan tersenyum. Mingyu menundukkan kepalanya.

"Maaf kalau—"

Entah kenapa tenggorokannya terasa tercekat, sulit sekali mengucapkan kalimat selanjutnya. Bodohnya, airmatanya menetes dari pelupuk mata.

"Hey Mingyu, kamu kenapa?" Seokmin merogoh kantong celananya dan menyodorkan sapu tangan kepada Mingyu. Dengan tangan bergetar, Mingyu menerima sapu tangan tersebut dan menyeka airmatanya.

Latte milik Seokmin sudah sampai. Seokmin menyesapi lattenya itu sambil menunggu aksi Mingyu selanjutnya.

"Maaf kalau aku sudah terlanjur menyukaimu, hyung."

Seokmin tertegun, Mingyu masih menundukkan kepalanya dengan perasaan harap-harap cemas. Iya, dia terlalu bodoh sampai-sampai menyatakan perasaan langsung ke orang yang Ia sukai.

"Maafkan aku jika aku juga menyukaimu, Mingyu."

Mingyu menatap Seokmin tidak percaya, sementara Seokmin lanjut menyesapi lattenya.

"Harusnya aku berterimakasih kepadamu, Gyu. Heran juga sih kenapa aku termakan omonganku sendiri. Hahaha."

Mingyu mengernyitkan dahinya,
"Maksud hyung?" tanyanya bingung.

"Dulu aku bilang pada orang tuaku kalau aku sama sekali tidak tertarik dengan hal-hal yang berbau dengan cinta, apalagi semenjak putus dengan Soonyoung. Dia memberikan dampak besar sehingga aku tak acuh dengan cinta. Namun saat bertemu denganmu..."

Seokmin meletakkan cangkir lattenya dimeja dan menggenggam satu tangan Mingyu. "Rasanya beda. Padahal tidak ada yang menarik darimu tapi aku benar-benar menikmati waktu bersamamu. Aneh kan?"

Wajah Mingyu langsung memerah. Jangan lupakan jantungnya yang berdegup kencang.

"H—hyung..."
"Jadi, bagaimana?"
"Bagaimana apanya?"
"You complete my life, would you be mine?"

Mingyu tertegun, kemudian ia langsung menganggukkan kepalanya penuh semangat.

"Tentu!"

Seokmin tersenyum dan mengacak rambut Mingyu. "Hahaha dasar lucu~ ayo habiskan cappucinomu. Setelah itu kita cari makanan untuk makan malam ya?"
"S—siap, Seokmin Hyung!"
"Ahahaha lucu sekali!"








Selesai.

SEOKGYU: CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang