IV. Conclusion #END

1.2K 88 6
                                    

"Aku pulang."

"Hyung!!"

Yoongi langsung berjongkok sambil merentangkan tangan. Dia terkekeh saat berhasil membekap Taehyung dalam pelukan. "Aigoo ... ada yang kangen sepertinya."

"Hyung hyung."

"Eum?" Yoongi pun mendorong sedikit tubuh adiknya agar bisa bertatapan langsung.

"Aku cekalang udah bisa pakai baju cendili."

"Oh ya? Wah ... Taehyung-ie hebat!!" Dia mengusap gemas rambut jamur milik adiknya hingga berantakan.

"Katanya dia malu dipakaikan baju sama nuna." Tiba-tiba suara perempuan menyahut. Yoongi pun langsung menoleh ke asal suara. Seringaian tercetak di wajahnya.

"Oh, si fanatik ternyata di sini."

Sena mendesis kesal. "Aku bukan fanatik ya. Aku di sini karena Taehyung, bukan kau."

"Hah! Bilang saja itu adalah taktikmu biar bisa dekat hyung-nya."

"Ani geodeun!"

Yoongi berpaling kembali kepada adiknya. Dia selalu berubah menjadi sosok yang lembut dan manis setiap kali berhadapan dengan anak laki-laki mungil ini. Terlihat jelas dari caranya menatap dan senyumnya ketika memandang Taehyung. "Taehyung-ie menunggu hyung ya?"

"Ne. Hyung capek?"

"Eo. Capek sekali. Haus."

Taehyung tiba-tiba melepaskan diri dari Yoongi. Dia berlarian kecil ke dapur, mengambil gelas air dari meja dengan memanjat kursi, lalu kembali lagi pada Yoongi. "Ini."

Yoongi terpaku selama beberapa detik. Dia tidak memercayai apa yang baru saja dilihatnya. Taehyung, adik kecilnya ini, memberinya air minum meski hanya setengah gelas karena tumpah akibat berlari tadi. Senyumnya pun merekah perlahan, diikuti kedua matanya yang berkaca-kaca. Lantas diraihnya gelas itu.

"Gomawo."

Sambil berusaha menahan tangis, dia meminum air itu sampai habis. Kemudian menyeka bibirnya sekalian matanya. Senyum hangatnya tercetak hanya untuk Taehyung.

"Terima kasih banyak, Taehyung-ie."

Taehyung mengangguk cepat. "Cama-cama."

Yoongi pun mendekap Taehyung lagi. Dia mengangkat anak itu. berjalan ke dapur untuk mengembalikan gelas, lalu membawa Taehyung ke kamar. "Sekarang tidur yuk, sudah malam."

Sena yang sejak tadi menonton, kini tampak sedang terisak karena haru.

--

"Nah."

Sena pun menoleh. Lantas dia tersenyum dan mengambil kaleng soda dari tangan Yoongi. "Gomawo."

Yoongi sendiri duduk di sampingnya, menghadap televisi yang tidak menyala. "Kenapa tidak dinyalakan?"

"Aku tidak mau membangunkan Taehyung."

"Umm."

Hening sesaat. Mereka tampak menikmati soda masing-masing.

"Taehyung tadi tidak mau tidur sampai kau datang," ucap Sena tiba-tiba.

"Dia bilang begitu?" Yoongi menoleh.

Sena mengangguk. "Eo. Aku mengajaknya tidur tapi dia tidak mau. Katanya dia tidak suka tidur denganku, maunya denganmu."

Yoongi terkekeh. "Dia itu pemilih. Masih kecil tapi sudah bisa memilih. Adikku yang paling jenius."

Brother Romance (m.y.g & k.t.h) [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang