true love

25 4 0
                                    

Aku berjalan menelusuri jalan setapak di taman kota. Aroma tanah khas hujan begitu menusuk hidungku, aku melihat seseorang yang beberapa hari kemaren begitu kurindukan sedang duduk santai memandang danau buatan di depannya

Ku percepat langkah kaki ku tak peduli cipretan tanah yang mengotori rok putihku
" doorrrr " ku mencoba mengagetkannya
" kamu telat rania, pelanginya sudah mulai memudar" jawabnya
barisan warna yang tadi sempat kulihat , kini mulai melebur digantika sinar mentari yang mulai menampakan sinarnya .

"Bagaimana kabarmu ?" Tanya ku kepada pria yang sedang duduk manis menatap ke danau yang bersinar karena pantulan sinar matahari.
Dia kekasihku Rafa mario mahendra

"Seperti biasa aku baik-baik saja" ucap mario melihatkan senyum manisnya yang begitu mempesona.
Aku ikut tersenyum menyembunyikan kekhawatiran dalam diriku ini .

"Maaf ya aku gak bisa mengantarmu kemoterapi kemarin"

"Tak apa yang penting aku bisa melihatmu hari ini, itu sudah cukup"
Aku menggenggam tanganya menyakinkan padanya aku akan selalu disampingnya .

"Aku selalu berfikir kapan semuanya berakhir , aku mulai lelah dengan semua keadaan ini rania "

"Syyuutt , jangan pernah berfikir seperti itu mario . Percayalah masih ada hari esok untuk kita bersama.
Setelah hujan dan badai maka pelangi akan muncul menggantikannya"

"Tapi tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi pada hari esok rania, semua menjadi rahasia tuhan "

Ku peluk tubuh yang mulai kurus ini. Tuhan kenapa kau berikan cobaan berat kepadanya, apa sebegitu cintanya engkau pada nya sehingga memberikan penyakit leukimia yang telah menggrogoti kehidupan setiap detiknya

"Pulang yuk udah sore" ajaknya
Aku pun melepaskan pelukannya berjalan bergandenga membelakangi matahari yang mulai tenggelam berharap masih ada hari esok untuk saling mencintai dan berbagi kebahagiaan bersama

♥♥
"Pagi rafa"
"Pagi ka mario"
"Pagi hendra"
Itulah sapaan yang selalu dia dapat saat melangkahkan kaki memasuki gerbang SMA bintang.
Sekolah yang menjadi saksi bisu betapa luar biasanya lelaki ini, pintar,cerdas, tampan dan ketulusan hatinya.

"Pagi broo" terlihat lelaki di kejauhan sana melambaikan tangan kepada kami
Dia rizal sahabat mario

"Basket yukk " ajak rizal sambil menarik pergelangan tangan rafa .
Rafa memandangku meminta persetujuanku, aku hanya mengangguk.

Lihatlah betapa mario terlihat tertawa bahagia. Siapa yang tau beberapa saat yang lalu dia mengelap darah segar yang mengalir dari hidungnya. Dia begitu tegar menghadapi kanker ganas yang bersemayang di tubuhnya. Aku teringat saat dulu rafa menembaku di taman kota

"Walaupun waktu ku tak lama, tapi izinkan aku melalui sisa hidupku bersamamu rania, maukah kamu menjadi kekasihku"  air mata tak lagi mampu ku bendung , aku mengangguk mantap menyakinkan padanya betapa aku sangat mencintainya.

Aku pandangi mario dari pinggir lapangan bola basket, dia melambaikan tangan kepadaku setalah mencetak poin demi poin permainan basketnya. Sambil berangkulan bersama teman-tamannya bibirnya melengkung membentuk senyuman bahagia.
Tak sadar aku menitihkan air mata

"Oh Tuhan, beri aku waktu sedikit saja untuk bahagia bersamanya, aku sangat mencintainya"

Ku langkahkan kakiku meninggalkan lapangan aku tak ingin mario melihat air mataku. Bel masuk lima belas menit lagi, sepertinya masih ada waktu untuk membasuh mukaku agar terlihat segar dan menghapus sisa-sisa air mataku yang sudah mengering.

💙💙💙

" Hai sayang" sapa mario sambil duduk disebalahku
"Hai" sapaku
Aku mengambil tisu di dalam tasku lalu ku usap keringatnya. Ku pandangi wajahnya yang agak sedikit pucat.
"Kamu mau minum?" Tanyaku
Dia mengangguk sambil tersenyum
Oh tuhan begitu menggemaskannya dia kucubit kedua pipinya, kami pun tersenyum bersama.
Aku ambilkan sebotol air minum lalu ku serahkan padanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

True Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang