Prolog

9 1 0
                                    

Pyongyang,31 Oktober 2004, di malam yang sunyi, seorang bayi kecil imut bernama Jefferson yang akan menjadi seorang atlet  terkenal.

Ia berasal dari keluarga yang kurang mampu, sehingga ia tidak dilahirkan di rumah sakit, dia hanya dilahirkan di bidan dekat dengan rumahnya.

                         ............

"Jefferson Moraes, nama yang indah. Apa cita citamu?", tanya guru baru Jefferson saat ia TK.

"Aku ingin menjadi pemain sepakbola, pak", jawab Jefferson dengan lantang.

"Hmmmmm, siapa yang idolamu dalam permainan sepakbola?"

"ZLATAN IBRAHIMOVIC, Pak"

"Ohhhhh. Oh ya, kamu cukup lancar ya berbicara, beda dengan teman temanmu yang masih agak sedikit terbata bata"

"Terima kasih pujiannya, Pak"

                        ...............

Kring....., Aku segera berlari keluar dari kelasku, dan segera menuju lapangan sekolah untuk bermain sepakbola.

"Hey... Hey..., berikan aku bolanya", kataku meminta dengan berteriak.

Namun, tidak ada yang peduli dengan perkataannya.

Aku tetap meminta bola, hingga akhirnya ada yang ingin memberikan bola kepadaku.

Aku dengan mudah melewati satu persatu pemain musuh. Dia berhasil melewati semua pemain musuh yang bermain dan mencetak gol.

"GOLLLLLLLLLL", semuanya berteriak senang.

Banyak teman teman sesusiaku yang sedang bermain bola kaget melihat permainanku tadi. Tentu aku bangga menjadi idola.

Aku tak menyadari bahwa kejadian tadi adalah awal dari kesuksesanku di dunia sepakbola.

Bersambung....

The Next ZlatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang