First Challenge

3 0 1
                                    

"Jefferson!!! Cepat giring bola ke sini"

"Baik, Pak"

Aku baru pertama kali, masuk ke sekolah sepak bola. Pelatihnya, Pak Kim, cukup terkesima melihat kemampuan Jefferson.

Hingga beberapa bulan ia berlatih....,

"Nak, ada surat untukmu. Jangan lupa beritahu orang tuamu ya"

"Baik, Pak"

                          ..............

"Ibu, ini ada surat dari Pak Kim", aku berlari mengahadap ibuku.

"Surat apa nak?", tanya ibuku penasaran.

"Ini Bu"

"Nak...., kamu diundang ikut seleksi ke akademi Manchester United!!!, ungkap ibuku girang.

"Beneran??? Yesssss", kataku sambil meloncat loncat girang.

"Tapi, gak gampang keluar dari Korea Utara, nak"

"Kita harus bisa cari cara, ma"

"Hmmmmm, aku punya ide ma. Presiden kita kan penggemar Manchester United. Kita coba kirim surat permintaan ke presiden"

Tingg Tongg..., bel rumahku berbunyi, sepertinya ada ayahku baru pulang

Ibuku segera membuka pintu...

Aku terkejut mengetahui bahwa ternyata bukan ayah yang datang melainkan sekumpulan tentata yang datang ke rumahku.

"Permisi, ada perintah dari tuan presiden untuk membawa Jefferson ke kediaman tuan presiden"

"Haaaaa, ada masalah apa?", tanya ibuku cemas.

"Sepertinya, ada sesuatu yang cukup penting"

Aku segera mengganti baju dan bersiap siap untuk berangkat ke kediaman presiden.

                      ...............

"Jadi, namamu Jefferson Moraes kan? Umurmu sekarang 13 tahun ya?", kata Presiden Korea Utara itu.

"Ya, Pak", aku berkata dengan nada yang cukup cemas.

"Jangan takut, aku bukan akan menghukummu. Aku ingin memberi tahu kabar bahagia..."

"Kabar apa, Pak?"

"Kamu, saya izinkan untuk pergi ke Manchester untuk melakukan seleksi masuk akademi Manchester United, dengan syarat kamu tidak boleh membeberkan apapun tentang Korea Utara, dan menolak jika ada yang ingin mewawancaraimu. Bagaimana? Setuju tidak?"

"Ehmmm, sangat setuju", kataku dengan sangat senang.

"Baiklah, aku juga akan membantumu membiayai hidupmu. Seminggu lagi kamu berangkat ya?"

"Baiklah"

"Kamu boleh pulang sekarang. Nanti, pengawalku akan membawamu pulang"

"Terima kasih, Pak"

                         .............

Tok... Tok... Tok..., pintu pun dibuka.

"Mamaaaaaaa... Papaaaaaaa...., aku diperbolehkan untuk berangkat ke Manchester. Seminggu lagi aku akan berangkat. Nanti dibiayai sama Pak Presiden"

"Wahhhh..... Selamat ya, Nak", kata Ayah dan Ibuku secara bersamaan.

                          ................

Seminggu kemudian.....,

"Nak, Hati - Hati di sana, ya... Berlatih dengan baik.... Jika diizinkan mama dan papa akan mengunjungimu", kata ibuku sambil meneteskan air mata.

Tentu saja aku pun turut bersedih mendengar perkataan ibuku.😥

Namun, mau bagaimana lagi.., aku segera masuk ke dalam terminal bandara, check in, dan masuk ke ruang tunggu.

                       ...............

Aku dengan santai duduk di kursi ruang tunggu sambil membaca buku bacaan favoritku.

Karena bosan, aku mengambil bola dari tasku dan memainkannya di bandara.

Pertama- tama, aku juggling bola sambil membaca buku. Jadi aku duduk, namun kakiku mengolah bola yang ada di bawahku.

Sepertinya aku sudah cukup menarik perhatian dari penumpang yang menunggu di ruang tamu. Bahkan, ada beberapa penumpang yang merekam aksiku.

"Enak banget, ya... Kayaknya bisa jadi terkenal nih"

"Panggilan terakhir kepada penumpang bernama Jefferson Moraes untuk segera memasuki pesawat. Sekali lagi, panggilan terakhir kepada Jefferson Moraes untuk segera memasuki pesawat"

Aku baru sadar ternyata dari tadi sudah jadwal boarding time. Aku segera membereskan barang barang dan berlari menuju ke pesawat.

Aku sampai di pesawat saat pintu pesawat hampir ditutup.

"Pfffftttt, capek banget", kataku seraya duduk di kursi first class.

Aku sangat membayangkan betapa menyenangkannya seleksi nanti. Sangkin asik membayangkannya, aku pun tertidur.

Bersambung....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Next ZlatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang