Cast : Jeongcheol
Lampu merah itu berganti warna menjadi hijau dan hitungan mundur pun terus berjalan.
25...24...23...22
Orang-orang bergegas berjalan menuju ke arah sebrang melewati zebra cross dihadapan mereka. Memanfaatkan waktu sebelum lampu itu kembali berubah warna dan menahan mereka untuk melintasinya. Hanya satu diantara orang-orang itu yang masih diam ditempat seakan tubuhnya terpaku pada trotoar tempatnya berdiri.
21...20...19...18...17...
Lelaki itu hanya menatap jalan didepannya dengan tatapan penuh luka. Tatapan yang kini semakin mengabur seiring dengan rasa sakit yang dia rasakan kembali. Pikirkannya menerawang jauh ke suatu saat dimana hidupnya seakan hancur dan berakhir. Hatinya masih saja merasakan sakit dan sesak saat mengingat hari itu. Tepat di hadapannya, di lampu merah ini, dia kehilangan seseorang yang menjadi warna warni hidupnya. Lelaki bermata bulat yang selalu meneduhkan hatinya dan kini telah tiada.
16...15...14...
Genggaman tangan lelaki itu pada tas yang dibawanya semakin mengerat seiring dengan semakin kacau hati dan pikiranya saat ini. Bulir air mata tanda rasa sakit yang ia rasakan sudah jatuh dan getaran bibirnya mulai terlihat. Rekaman kejadian hari itu terputar kembali di pikirannya dengan sangat jelas dan tanpa jeda. Ingatan saat ia melihat tubuh kekasihnya dihantam benda besi beroda dan membuatnya tidak berdaya kembali muncul di kepalanya.
13...12...11...10...
Dia ingin mencoba kuat. Dia ingin kekasihnya yang sudah tiada itu tau kalau dia masih mampu memperjuangkan hidup tanpa sosoknya sekalipun. Tapi rasanya dia sangat lemah. Kini dia menundukkan kepalanya dan menggelengkannya lemah. Berharap bayangan wajah kekasihnya yang berlumuran darah akan hilang.
9...8...7...6...
Isakannya semakin tak tertahan membuat pandangan orang-orang sekitar beralih padanya yang kini seperti orang pesakitan. Lutunya serasa kehilangan kekuatan dan membuat tubuhnya berakhir jatuh ditempatnya berdiri.
5...4...3...
Bahunya yang bergetar hebat tak lama disentuh sepasang tangan yang dalam sepersekian detik mengingatkannya pada seseorang.
"Agassi, gwaenchana? " nada khawatir kentara terdengar dari mulut namja itu.
Tangan kekar itu mengguncangkan bahunya seraya meminta penjelasan mengenai kondisi lelaki cantik itu.2...1...
Tangisan itu mereda bersamaan dengan wajah terkejutnya saat melihat namja yang menghampirinya. Namja dengan setelan kantoran ala direktur muda dengan nametag bertuliskan namanya.
"SCOUPS"
Mulut kecil namja cantik itu mencoba berbicara dan mengeluarkan suara tanpa mengalihkan pandangannya dari lelaki didepannya.
"Seungcheol-ah, bagaimana bisa? "
0...
Lampu lalu lintas itu kembali berwarna merah dan menahan kedua lelaki itu dalam suatu moment yang mereka berdua tak pernah sangka.
-end-
Miss you all jeongcheol shipper 😭😭😭
This a very silly oneshot ff for you guys..
Maaf kalo aneh dan bikin kesel yaaa
Semoga ff lain bisa dilanjut lagii 🙌🙌
I love you all 😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Jeongcheol
RandomBerisi cerita-cerita short stories Jeongcheol :) Hope you guys like it Enjoy reading and don't forget to give voment :)