Kavin Putra Jullian

41 10 13
                                    

Seorang pria tengah bercermin sambil bersiul mengenakan pakaiannya. SMA Angkasa. Itulah yang tertulis di samping kanan kemeja milik pria tersebut.

Setelah rapi, Ia segera ke ruang makan untuk sarapan pagi bersama keluarganya tercinta. Pemandangan pertama setelah berbulan-bulan Ia tak melihatnya.

Selama mengikuti pertandingan kemarin, Ia hanya bisa menelfon keluarganya sesekali. Begitupun untuk mengirimkan pesan. Namun, saat ini Ia tak bole menyia-nyiakan waktu yang tersisa.

"Pagi semuanya." ucap Kavin yang menarik kursi di samping seorang pria paruh baya.

Senyuman semua orang menghiasi meja makan tersebut. Tampak wanita paruh baya yang masih terlihat awet muda tengah menyiapkan makanan untuk suami dan anak-anaknya.

"Jadi, sebelum sarapan hari ini dimulai. Lebih baiknya kita berdoa dulu. Kavin, kamu pimpin doanya." Kavin mengangguk mengerti dan segera memimpin doa. Semua terlihat khusyuk saat Kavin memimpin doa pada pagi itu. Setelah selesai mereka sarapan dalam keadaan diam.

"Uweek" baru beberapa menit berlalu terdengar suara seseorang yang berhasil menganggu sarapan pagi mereka.

"Lo nggak papa kak?" tanya Kavin melihat kakaknya yang tidak berhenti mual. Ibu Kavin pun segera memberikan teh hijau untuk gadis kesayangannya tersebut.

"Kayla hamil, jadi dia sering mual-mual gini." ucap seorang gadis yang berada di samping Kayla dan tengah menenangkan wanita tersebut.

"Sejak kapan? kok ngak bilang-bilang? kapan buatnya Kak?"

Plaak

Kavin pun mendapatkan tamparan keras dari seorang gadis di sebelahnya. Ia meringis kesakitan karena pukulan dari gadis itu begitu kuat.

"Ngomong tuh dijaga. Kita lagi sarapan." ucap wanita itu dengan sinis.

"Iya bawel."

Kayla adalah anak pertama dari keluarga Jullian. Januari lalu Ia dipersunting oleh seorang pengusaha terkenal yang saat ini tengah berada di Spanyol untuk mengurusi perusahaannya.

Awalnya, Jullian sempat tak mengijinkan Kayla berhubungan dengan suaminya itu. Namun karena kekuatan dan drama dari masing-masing pihak membuat Jullian luluh dan merestui keduanya.

"Lu ngidam apaan? mau gue beliin sesuatu gak?" tanya Kavin dengan gayanya yang 'sok iye' .

Kayla kemudian menatap adik bungsunya tersebut. Ia menatap heran kepada adiknya sampai suatu ide terlintas di pikirannya.
"Jadi, suami gue kan suka otomotif dan berhubung dia lagi di Spanyol dan gak bisa kemari, lu beliin gue Porshce ya."

Kavin yang mendengar itu hampir tersedak karena ucapan kakaknya yang gila.
"Buset lu. Yang bener aja ngomongnya." Mereka pun hanya bisa tertawa melihat tingkah Kavin.

"Yaudah kalo gitu. Aku cabut dulu ya. Takutnya telat." Kavin segera berdiri, Ia menyalami ayah dan ibunya. Tak lupa Ia mencium puncak kepala kakak-kakaknya yaitu Kayla, Kalula dan Karen.

"Kavin gue nebeng ya." ucap seorang gadis saat dirinya baru saja ingin melangkahkan kakinya di keluar. Karen. Kakak ketiganya.

"Yaudah cepetan. Bentar lagi gue terlambat." Karen pun segera berpamitan kepada keluarganya.

"Kamu nggak kuliah Kal?" tanya Jullian ayah dari 4 bersaudara itu.

"Kuliah kok. Cuman aku lagi nunggu Gio jemput." Jullian pun menganggukkan kepalanya.

***

Akibat mengantar kakaknya itu ke universitas membuat Kavin terjebak macet dan terlambat ke sekolah. Ia sesekali melihat jam yang berada di tanganya.

Sekeras apapun usaha Kavin untuk melajukan motornya, Ia tetap terlambat. Pagar SMA Angkasa sudah ditutup. Ia segera turun dari motor tersebut dan menghampiri pagar yang sudah terkunci.

Ia hanya bisa menghembuskan nafasnya. Hari pertama sekolah dan terlambat. Sungguh indah.

Pandangannya kemudian mengarah ke gadis yang tengah cemas dan berharap dibukanya pagar ini. Terbentuk sebuah senyuman di bibir pria itu.

"Hey." ucap Kavin dan membuat gadis itu menatapnya dengan terkejut. Mata mereka saling bertemu. Terdiam. Tak ada yang berani membuka suara. Sampai suara satpam menyadarkan kedua siswa ini.

⚽🎶⚽🎶

Olaaaa.
Back again. Maaf banget cerita yang kemarin aku hapus. Emang aku udah gak puna ide lagi dan muncullah ide ini.
Semoga suka ya.
5+ vote next chapter

UNforgettableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang