Chapter 2

23 1 0
                                    

Seorang laki-laki memasuki sebuah rumah yang cukup mewah menggunakan mobil kesayangannya. Setelah sampai di pekarangan rumah ia turun dan berjalan ke arah pintu masuk rumah itu.

Tanpa mengetuk ia membuka pintu itu dan mendapati 2 orang yang paling ia sayangi tengah duduk bersantai di ruang keluarga sambil menonton tv. "Ibu.. Ayah... Aku pulang..." teriaknya. Merasa di panggil mereka mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara dan mendapati anaknya yang baru pulang dari study nya. Senyum mengembang dari bibir mereka seraya memeluk anak semata wayang mereka.

^°^

"Dito ntar malem kamu ikut ibu sama ayah yaa" saat ini Dito tengah duduk di meja makan bersama orang tuanya. "Mau ngapain bu??" jawab Dito sambil terus makan tanpa melihat ibunya. " Ibu mau makan malam sama sahabat ibu" Dito mendengus seraya berkata "Ibu lagi gak pengen jodoh-jodohin Dito kan Bu??" tanya Dito curiga, pasalnya ibunya sering kali mengajakknya bertemu dengan teman-temannya yang berujung pasti ibunya itu akan mulai menjodoh-jodohkannya. Makanya ia sangat curiga dengan ajakan ibunya itu.

Ia langsung menatap ibu dan ayahnya bergantian mencari jawaban atas pertanyaan yang tak kunjung dijawab ibunya. Ia lihat ayahnya hanya mengangkat bahu. Lalu ia lihat ibunya yang hanya tersenyum penuh arti. Oh Shift jangan sampe dugaannya benar.

"Kalau iya kenapa?? Kamu selalu ga mau ibu kenalin sama anak temen ibu, kamu juga ga pernah bawa pacar kamu kerumah, ibu khawatir sama kamu Dito.  Setiap ditanya 'mana pasangan kamu' kamu selau bilang 'bu, aku masih muda banyak yang mau sama aku jadi ibu ga udah jodoh2in aku'. Tapi kamu gak pernah bawa pacar ke rumah. Pokoknya ibu mau kamu nikah sama anak temen ibu." "Tunggu.. Dito jangan bilang kamu suka sesama jenis" lanjut ibunya sambil memicingkan matanya curiga.

Dito kembali menghela napas pasalnya yang dikatakan oleh ibunya memang benar. Kecuali kalimat terakhir yang mengatakan ia seorang gay. Ibunya selalu mengatainya suka sesama jenis karna tidak pernah mengajak seorang perempuan pun ke rmh. Tapi itu bukan membuktikan bahwa aku seorang gay kan?? Karna sebenarnya aku menyukai seseorang yang tidak pernah ku ketahui wajahnya.

Sebenernya dia juga kasihan sama ibunya yang terus ngenalkannya pada teman ibunya yang memiliki anak perempuan. Berasa anaknya sendiri ga laku. "Ibu ga pernah minta apa2 sama kamu. Sekarang ibu cuma minta 1 aja, kamu mau nikah sama anak temennya ibu. Apa ibu salah kalo ibu pengen cepet2 liat anak ibu nikah. Apa ibu salah??" lanjut ibu Dito, merajuk.

"Kalo ayah terserah kamu nak. Tapi kalau pun kamu nurut sama ibu, itu juga ga ada ruginya. Gadis yang mau dijodohin sama kamu juga anak yang baik dia juga manis. Tapi semua terserah sama kamu nak". Bantin Dito menjerit karna ga tau harus apa. Ayahnya bilang terserah aku tapi juga seakan-akan bilang kalo akau juga harus nurutin ibu.

Dengan terpaksa aku menganggukkan kepala. Ibu Dito yang melihat itu langsung tersenyum. "Jadi kamu mau kan nikah sama anak temen ibu?!" tanya ibu memastikan. Kembali aku menganggukkan kepala "heeh" aku bergumam. Kembali ibu menanya kan apakah aku setuju dengan muka harap-harap cemas. Dengan berat hati aku menjawab "iya bu, Dito terima perjodohan ini. Tapi dengan syarat Dito nggak mau ngundang banyak orang, cukup keluarga aja yang dateng." Dito menjawabnya dengan setengah jengkel sambil memberikan syarat. "Terserah kamu yang penting kamu mau nikah dulu. Masalah resepsi bisa diomongin nanti pas kalian udah nikah." "Dia anak yang baik, manis lagi trus pinter masak. Jadi kamu nggak akan nyesel kok nikah sama dia." ujar ibunya karena melihat anaknya yang lesu tak bersemangat hidup sambil mencubit hidung putranya.

"Nanti malem pake baju yang rapi ya Dit...." lanjut ibu Dito. "hmm" hanya itu balasan Dito karna tidak ingin lagi berdebat dengan ibunya.

"Udh ya bu, Dito mau kekamar dulu," " ya udah" "yah, pamit kekamar dulu yaa" pamit Dito pada ayahnya. Ayahnya hanya mengangguk. Dito langsung naik ke kamarnya.

^°^

Setelah sampai kamar ia mengunci pintu kamar dam merebahkan diri di kasurnya sambil merenungi nasibnya yang sebentar lagi akan berubah. Dari lajang menjadi laki2 yang sudah menikah.

Dalam hati ia masih memikirkan orang yang ingin ia cari hingga kini.

^°^

YEYYY  🙌🙌🙌🙌
Chapter 2 end 😂😂😂😂
See you next chapter..😳😳😳😳

Happy Ending??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang