....
Danny: "ha, hai..."
Sapa denny latah.
(A girl): "Ha, hai.. "
Balasnya sama.
Danny: "emm, anu.. kayaknya saya salah masuk. Mu, mungkin disana.."
Ucap Danny Yang ingin cepat pergi dari kondisi aneh tersebut.
Danny memang termasuk cowok phobia cewek, apalagi yg cantik dan manis. Dia sangat phobia sekali.
(A girl): "ah, i, iya"
Jawab si cewek singkat
Kemudian Danny mencoba melangkah pergi.
...
Namun belum sampai benar-benar pergi, suara cewek tadi terdengar lagi oleh Danny.
(A girl): "Tunggu kak!"
Panggil cewek tersebut kemudian berlari ke arah Danny.
Danny: "ya?.."
Tanya Danny
(A girl): "emm, na, namaku Kadhijah Putri.., panggil aja putri😄"
Putri memperkenalkan diri.
Danny pun bingung menghadapi situasi ini.
Danny: "ha, hai... saya Danny putra"
Danny juga memperkenalkan namanya dengan gugup.
Putri: "aah?. Em, aku panggil kak putra ya😄?"
Saran putri karena Danny tak memberi nama panggilan.
Danny: "em, panggil Deni aja.. so, soalnya udah biasa dipanggil itu, hehe"
Saran Danny masih gelagapan.
Putri: "ooh, kak Deni. Okedeh kak😄"
Setuju putri dengan wajah manisnya
Danny: "aaa, kayaknya aku harus pergi sekarang, takut ditungguin diluar. Kamu mau keluar bareng? Lewat sana kayaknya mudah"
Ajak Denny polos tanpa berpikir. Dan menunjuk ke belakang
Putri: "ayo boleh, ta, tapi lewat situ aja kak. jalan keluarnya tinggal lewat situ kok kak"
Tunjuk putri ke arah pertigaan didepan Danny.
Dari tadi Danny hanya berputar dan tak sadar dia ada di titik pertemuan pinggiiran.
Danny: "ha?.. a, ayo"
Heran Danny yang ternyata jalan keluarnya mudah.
...
Mereka pun sampai diluar dan putri langsung disambut teman-temannya. Dan Danny pun menjauh perlahan seperti tak terjadi apa-apa.
Fani: "sapa tuh put? Kok dia jalan bareng lu?"
Tanya salah satu temannya.
Ardian: "cowoklu ya put?"
Tanya teman lainnya.
Lia: "lah itu kan si Deni-deni itu put"
Kaget Salah satu teman putri.
Eka: "deni siapa ya?"
Ardian: "deni sapa ya?
Tanya teman-temannya ke Lia heranPutri: "hihi, iya ya, dia Kak Deni"
Jawab putri dengan senyum manisnya mengarah ke Danny yang sudah menjauh.
...
Dan Danny pun masih bingung dengan sikap cewek cantik nan manis yang tiba-tiba mengajak dia berkenalan.
Danny berpikir itu terjadi sekali seumur hidup....
"Tadi tu siapa ya? Cantik juga.. adoh kenapa gk gue minta nomornya ya? kan lumayan biar gk jomblo terus gua, adooooh"
...
(Batin Danny)...
Kemudian dalam jalannya Danny melihat sesosok wanita cantik yang rambutnya tertata angin, Ana.
Ana sedang berdiri sendiri di salah satu jembatan taman tersebut.
Entah kenapa Ana seperti sedang menatap taman dengan tatapan kosong.
Dan Deny hanya terpaku dengan kecantikannya dari jauh.Setelah lama Danny pandangi, Ana akhirnya menoleh ke sekitar dan memergoki Danny.
Ana pun melambaikan tangannya seraya menyuruh Danny datang.Namun Danny hanya menatap kosong, hingga akhirnya ana berteriak.
Ana: "Den!"
Danny pun kaget dan tersadar dari lamunannya, Kemudian dia pergi menghampiri Ana.
Ana: "lu kenapa Den?"
Tanya Ann heran akam kejadian tadi
Dan Danny hanya diam sambil menatap Ana.Ana: "Den? Lu gpp kan?"
Tanya Ana lagi, bertambah heran.
Ana: "Deni!?"
Danny: "Gue suka sama lo"
Ng-Aku Danny,
Mata heran Ana kini hanya fokus terhadap Danny.
Danny: "gue suka sama lo An, dari dulu, dari pertama kita main. Dari pertama gue lihat lu, gu, gua udah suka An. Gua tau Lu suka Roy, ya, ya makanya gua diem aja. Tapi bener, klo boleh gue cuma mau lu nunggu gue sukses Dan gak pkek pacar-pacaran. Gue takut nyakitin lu, gue gak sebanding sama lu. Tpi gue pikir klo gue udah suksez gue bakal sebanding."
Pengakuan Danny dengan jelas tentang perasaannya yng mengganjal.
Danny: "Emm, Jadi, jadi gue ingin lu nunggu gue sukses. Lu mau kan?"
Pinta Danny dengan sungguh-sungguh.
Air mata Liana mulai membasih pipinya. Namun Ana tetap menatap ke arah Danny, sahabatnya.
Danny: "Ann...? Kenapa nangis?"
Roy: "oi den! Mending lu pergi deh! Lu ngancurin persahabatn kita!"
---
Danny hanya terdiam mendengar kata-kata Roy. Roy ternyata sari tadi berdiri tak cukup jauh dibelakang Danny dan Ana melihatnya.Roy: "pergi gak lu den!"
Pinta Roy membentak.
Danny hanya terdiam.
Diikuti suara tangis Ana yang menundukkan kepalanya.Roy: "heh... oke, ikut gue bentar..."
Pinta Roy.Danny hanya diam karena egonya yang tak ingin terlihat kalah dari Roy.
Roy: "ikut gua bentar bangsat!"
Bentak roy sambil menarik baju Danny menjauhi jembatan.
...
Roy: "heh, mending lu pergi sekarang Den, jangan hubungi kita lagi."
Pinta Roy sinis.
Danny hanya terdiam.
Roy: "pergi sana! Lu masih mau apa? Gue udah jadian sama Ana. Lu masih mau apalagi si den?"
Pinta Roy seraya kecewa.
Mendengar perkataan tersebut Danny seperti merasakan benturan kencang seketika.
Roy: "ya! kita udah jadian, tadi gua nembak dia. Dan, dan sekarang lu hancurin itu."
Ungkap Roy yang kecewa dan marah
Roy: "bukannya gue udah minta ijin lu tadi Den? Hah!? Bangsat tau gk lo itu!
Roy mengingatkan dan mengatai Danny.
...
Danny pun mulai berjalan pergi, perlahan dia coba angkat kakinya menjauh.
Menyesal hanya itu kata yg tepat untuk Danny.*Sebenarnya Tujuan mereka kesana hanyalah mencari kenangan indah sebelum berpisah, namun apa dikata kenangan pahit yang ada.
Bukannya persabahatan tapi perpisahan yang didapat. Dan Mungkin selamanya. Itulah mengapa jangan mencintai sahabatmu, karena ketika kau mencintainya dan kau ungkapkan maka dia bukan sahabatmu lagi.-----
TERIMAKASIH, maaf baru update dari sekian lamanya😅
KAMU SEDANG MEMBACA
"BIARLAH" (a part of MAL)
Short StoryKita bertiga adalah sahabat. Sahabat yg tak akan pernah terpisah. Itu pikirku dulu. Namun ketika beranjak dewasa, entah kenapa kata sahabat tidak dapat kulihat lagi di diri Ana. Mata yg sayu, tak terlihat ketika tertawa. Bibirnya yang tebal namu...