Mangsa

163 8 3
                                    

Di suatu sore menjelang malam, hujan yang turun rintik - rintik lumayan lama membuat suasana menjadi lembab dan dingin.
Beberapa hari setelah berita tentang penculikan menggemparkan terjadi.

Sebuah cahaya lampu berwarna kuning sangat redup berusaha mengusir kegelapan yang menyelimuti sebuah ruang makan.
Ruang makan dari sebuah rumah kayu tua dan reot di berbagai sisi.

Atapnya dari seng berbunyi kencang di tiup angin dan air hujan sudah mulai merembes masuk di beberapa bagian. Dindingnya tanpa jendela, hanya papan disusun berjajar lurus ke samping. Memperlihatkan berbagai lubang diantara papan yang sudah banyak dimakan rayap.

Suasana ruang makan sangat remang - remang, membuat wajah dua manusia yang duduk berhadapan pada sebuah meja makan tepat di bawah lampu tidak terlihat jelas.

Yang seorang tinggi kurus duduk pada sebuah kursi kayu lapuk yang berderit setiap detiknya. Di hadapannya gelas dari kaleng bercorak hijau putih mengeluarkan aroma kopi yang sangat menyengat.

Matanya yang tajam menatap rekan kerjanya yang agak bungkuk, yang juga sedang menikmati kehangatan secangkir kopi, penghilang udara dingin yang menyerang.

Pria kurus itu menarik nafas panjang, dia kemudian memajukan badannya, menarik bangkunya lebih ke dalam, lebih mendekat pada rekannya.

"Chandra... Chandra... " dia memanggil nama rekannya yang masih asik meminum kopi hangatnya.

Bunyi air hujan memang agak mengganggu pendengaran mereka.

"Hem... Apa yang kau inginkan Hendra?" lelaki bungkuk di panggil Chandra, meletakkan cangkir kopinya kemudian balas menatap tajam lelaki kurus dihadapannya.

"Apa kau sudah menyelidiki, tentang lelaki bertopi itu? Ingat sudah berapa hari dan kau belum berhasil memancingnya muncul" lelaki kurus bernama Hendra itu memandang sinis rekannya.

"DIA PASTI MUNCUL..." lelaki bungkuk di panggil Chandra itu berteriak dengan suara nyaring sambil melotot tajam pada rekan yang meragukannya.

"Apa kau sudah menyelidiki pria ini?" Hendra mengulangi pertanyaannya.

"Sudah..., hanya sedikit sekali info yang bisa diperoleh mengenai pria bertopi ini. Namanya Drago Kain, dia lebih sering menggunakan nama Dr.K dalam setiap aksi psikopatnya. Dia punya hobby membunuh dan menyiksa korbannya, kemudian dia akan meninggalkan teka - teki di badan korbannya untuk pihak berwajib, supaya bisa menghentikan aksi berikutnya. Biasanya dia melakukan aksi pembunuhan berantai, korbannya pasti tewas dengan sangat mengerikan. Dia sangat pandai menyamar, ahli obat, ahli bahan kimia dan dia pandai menghipnotis korbannya. Yang terpenting lagi, semua aksinya tersusun rapi dan sempurna" Chandra terdiam sejenak.

Kemudian dia mengeluarkan foto pria bertopi dari dalam kantong bajunya.
"Ternyata dia laki - laki yang merepotkan" kuku Chandra yang tajam merobek foto Dr.K tepat di bagian lehernya.

"Dan bagaimana caramu memancing keluar psikopat gila ini?" Hendra menunjuk foto Dr.K yang hampir terputus dua oleh kuku Chandra.

"Hehehe.... Aku memanggilnya dengan meniru caranya hehehe"
Chandra tertawa terkekeh - kekeh.

"Maksudmu? Meniru caranya?" Hendra terlihat kebingungan.

"Aku menculik, dua anak laki-laki saat pulang sekolah. Lalu aku sedikit bermain bersama mereka. Ha-ha-ha... Ternyata bermain bersama mereka sangat mengasikkan. Sayangnya aku tidak bisa lama bermain dengan mereka" nada bicara Chandra terdengar sangat kecewa saat mengucapkan kalimat terakhirnya.

"Penyihir gila kau, jadi kau yang menculik dua anak laki - laki berumur 10 tahun dan meninggalkan kode di badan mereka?" Hendra agak kaget mengetahui perilaku rekan kerjanya.

SUMMONER II (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang