Kak Desi adalah Mentor dari Anggota Osis untuk mengarahkan murid baru di kelas IPA 2. Kebetulan dia tak sendirian, ditemani oleh Kakak Ketua Osis ganteng yang bernama Adri.
Mereka menyuruh semua murid untuk bermain dan membagi kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 orang. Saat itu Tamara duduk dengan Alya dan didepannya ada Andini bersama Kinan.
Dengan PD-nya Tamara mengajak Andini dan Kinan untuk 1 kelompok dengannya.
"Eh eh gimana kalo kita satu kelompok?" sambil menunjuk ke Alya.
"Boleh tuh, lo mau kan din?" Kinan setuju, tapi Andini yang pendiam dan jutek itu mungkin merasa risih jika harus satu kelompok dengan orang yang bawel seperti Tamara.
Dengan sedikit sinis, Andini terlihat terpaksa menjawab "Yaudah terserah"
"Untung gue ga duduk sama dia Al, mukanya asem banget ih" bisik Tamara membuat Alya cengengesan.
"Gaboleh gitu Ra, nanti juga lu sama dia bakalan jadi temen deket" bisik Alya pada Tamara.
Setelah itu Kak Desi dan Kak Adri mengarahkan semua siswa ke lapangan karena sesi games akan segera dimulai.
"Panggilan kepada Prass, Alvin, Daffa, Fira, Santi diharap ke sumber suara" ucap Kak Adri dari lapangan.
Lalu beberapa Kakak kelas berdiri dibelakang ember yang sudah berisi air, setiap 1 ember satu orang kakak kelas.
"Perhatian untuk seluruh adik adik, games akan segera dimulai. Sebelum itu kakak akan membacakan peraturan dari games ini, jadi tiap kelompok harus maju kedepan setelah itu kalian berbaris kebelakang nanti Kak Daffa, Kak Alvin, Kak Prass, Kak Santi, Dan Kak Fira akan membagikan kain setelah itu kalian harus membentangkan kain tersebut. Setiap ujung kain dipegang oleh masing masing anak, kemudian masing masing mentor akan mengarahkan kelompoknya supaya bisa sampai ke garis finish, jika air tumpah harus mengulang dari start kembali" Jelas Kak Desi.
Kelompok Tamara mendapat giliran pertama untuk memulai games ini dan mentornya adalah Kak Alvin.
"Yang bener ya de, jangan malu maluin gue" ujar Kak Alvin sambil menaruh gelas yang berisi air ke kain yang sudah dibentangkan bersama.
"Kakak juga yang bener ngarahinnya" jawab Tamara ceplas ceplos.
Dari kejauhan Kak Alvin memberi arahan tapi karena kurangnya keseimbangan dari kelompok Tamara air yang berada digelas itu tumpah dan mereka harus mengulang lagi dari start.
"Kak Alvin ngomong apasih kurang jelas nih" ujar Kinan.
"Mungkin aja Kak Alvin nyuruh kita buat pelan pelan aja jalannya biar gak tergesa gesa kaya tadi" jawab Alya.
Akhirnya kelompok Tamara sampai ke garis finish walau memakan waktu lama.
"Kalian tuh harus bisa kompak dek jangan egois walaupun kalian baru kenal" ujar Kak Alvin.
"Iya Kak" jawab Andini.
Setelah games selesai Kak Fira memberi pengarahan kepada siswa baru untuk segera menuju mushola karena sudah masuk waktu ISOMA.
"Adik-adik kalian diberi waktu untuk melakukan ISOMA sekitar 1 jam setelah itu kalian berkumpul di aula untuk materi selanjutnya" ujar Kak Fira.
***
"Al kita makan yuk di kantin sekolah, ajak Andini sama Kinan juga" ujar Tamara.
"Tapi gue sholat dulu Ra dan lagian juga si Andini sama Kinan emang mau gabung? kalo mereka mau sih gapapa, kalian duluan kekantin. Biar gue nyusul" jawab Alya.
"Yaudah gue ngajak mereka dulu deh, kalo Andini sama Kinan ga mau gimana Al? ya kali gue ke kantin sendirian, udah kaya jones aja" ujar Tamara sambi menguncir rambutnya.
"Kalo ga mau yaudah jangan dipaksa, inget lo ga bisa maksain kehendak orang Ra. yaudah ah gue duluan, nanti ga keburu lagi, kalo jadi kekantin pesenin gue baso sama es coklat ya... hehehe ini uangnya Ra." jawab Alya sambil memberikan uang.
"Weh.... Dini, Kinan mau bareng ga kekantin? soalnya Alya lagi sholat" ujar Tamara sambil tersenyum.
"Ga ah, lo aja sendiri" jawab Andini ketus.
"Hmm... gimana ya Ra? gue si mau, cuman Andininya ga mau. maaf ya" jawab Kinan.
"Gapapa Nan, kalo Andininya ga mau yaudah ga usah dipaksa" ujar Tamara, sambil meninggalkan mereka dengan senyum.
"Din, lo tuh kenapa sih? bersikap kaya gitu sama Tamara, padahalkan dia udah mau ngajak kita bareng, apa susahnya mengiyakan ajakan Tamara? gue tau lo kesel dan rada ga suka sama Tamara yang terlalu heboh, tapi juteknya kurangin dikit Din. gaenak diliatnya kalo cewe terlalu jutek itu ga bagus tau hehehe...." ujar Kinan seraya berjalan menuju kantin meninggalkan Andini.
Andini hanya melirik Kinan tanpa berbicara apapun.
***
Saat Alya menuju mushola dia berpapasan dengan Kak Adri Ketua Osis yang banyak disukai oleh siswi. Alya dan Kak Adri tak sengaja bertatapan, bola mata hitam pekat itu bertemu dengan mata hazel Alya.
"Astagfirullah gaboleh tatap tatapan gitu", ucap Alya dalam hati.
Kak Adri langsung tersenyum melihat Alya salah tingkah.
Di kantin Tamara dan Kinan sedang menunggu Alya yang belum datang setelah pamit ke mushola.
"Nan kok lo ninggalin Dini di kelas ? gaenak nih gue, takutnya kalian jadi gimana gitu... Kasian Dininya sendirian di kelas" ujar Tamara sambil meminum es teh yg ia pesan.
"Hehe gue laper makanya nyusul , ternyata lo bawel juga ya Ra haha" Jawab Kinan.
'pantes aja Dini jutek, Dini kan anti banget sama orang yang banyak omong' ucap Kinan dalam hati.
"jangan kaget ya emang gue begini orangnya hehe " ujar Tamara.
Tak lama setelah itu Alya datang,"Hey guys, maaf gue telat soalnya ngantri wudu'nya" ujar Alya sambil tersenyum.
"Udah lo gc makan keburu jam 1 ntar kita telat lagi" ujar Kinan.
Kemudian Alya segera melahap makanan yang sudah dipesan.
"Ehh Ra, Al kita samper Dini dulu ya di kelas, biar bareng ke aulanya" ujar Kinan.
"Oke , btw lo sama Dini keliatannya akrab banget deh?" tanya Tamara.
"Jangan-jangan kalian pacaran ya?" sambung Alya.
"WHATT!!!!!! Serius Nan?" sambung lagi Tamara.
"Eh enak aja gue sama Dini tuh tetanggaan makannya akrab" jawab Kinan.
Kemudian mereka menjemput Andini sambil tertawa bersama....
Gimana ya kelanjutan pertemanan Tamara dan kawan kawan?
Nantikan jawabannya....
Minta saran dan kritiknya ya guys...
Salam Crazy... :)
KAMU SEDANG MEMBACA
A.K.A.T
Teen FictionApa yang dilihat oleh mata, belum tentu seperti yang didengar oleh telinga -A. Janji dibuat hanya untuk membuat seseorang berharap dan terluka pada akhirnya -K. Segalanya seperti putaran waktu, ia bisa berubah hanya karena suatu alasan -A. Tak apa m...