Penantian Berharga

143 19 10
                                    

Play >> Penantian Berharga- Rizky Febian

"Keren, nih!"

Zea tengah tersenyum lebar sambil menggerak-gerakkan gaun musim panasnya ketika tanpa sengaja matanya menangkap kertas kecil yang tertempel di sudut kacanya. Senyumannya hilang tergantikan raut wajah bingung. Dia mengambil kertas kecil itu dan seketika tertegun.

Untill we meet again, Z.

Sederet kata itu membuat Zea langsung menunduk dan mengambil kardus yang tersimpan di bawah meja riasnya. Dia membuka kardusnya dan melihat barang-barang itu masih ada di sana. Semua barang yang berkaitan dengan pujaan hatinya, Fadhlan. Pujaan hati yang mungkin tidak pernah menjadikannya sebagai pujaan hati juga.

Zea tersenyum miris. Dia mengambil satu per satu barang yang memiliki arti penting bagi hidupnya. Mulai dari yang benar-benar penting sampai yang tidak penting. Mulai dari gelang sampai bungkus bekas plester.

Wajah Zea kontan berubah merah. Gila, se-hopeless itu gue? Sampai nyimpen bungkus bekas plester.

Masih dengan perasaan kesal bercampur malu, Zea menemukan sekotak spidol warna-warni. Dia menatap spidol-spidol itu. Mungkin bagi orang-orang itu hanyalah sekotak spidol warna-warni biasa. Tapi bagi Zea, spidol-spidol ini bermakna sebagai pengingat akan perjuangannya. Seperti pahlawan yang memiliki tugu pahlawan sebagai penghormatan atas jasa-jasa mereka, Zea memiliki spidol-spidol ini sebagai penghormatan atas perjuangannya.

Spidol-spidol itulah yang setiap harinya digunakan Zea untuk menulis surat demi surat untuk Fadhlan. Surat-surat yang setiap harinya dibaca Fadhlan sembari memakan bekal makanan darinya. Spidol-spidol itu bagaikan refleksi atas dirinya. Dan kata-kata yang tertulis melalui spidol itu adalah refleksi atas perasaannya.

Memori tentang surat-surat norak itu membuat Zea kembali membaca secarik kertas putih tadi. Secarik kertas yang mengingatkan Zea tentang keberadaan Fadhlan yang beribu-ribu kilometer jauhnya. Secarik kertas yang sempat membuat Zea merasa perasaannya terbalas.

Yah, hanya sempat. Sebelum logika kembali menguasainya. Dan logikanya mengatakan bahwa tidak mungkin Fadhlan yang tidak pernah memberi respon apapun terhadap semua surat dan bekal makanan yang diberikannya itu menyukainya. Satu-satunya apresiasi yang dia lakukan adalah membaca surat itu dalam diam serta memakan bekal makanannya.

Walaupun logika menguasainya, tak dapat dipungkiri bahwa Zea adalah perempuan yang juga memiliki perasaan. Dan perasaan itu membuat dirinya seperti orang dungu yang menanti Fadhlan yang entah-dimana dan kembali entah-kapan. Benar-benar dungu.

Zea menghela napas pelan dan memasukkan semua barang itu ke dalam kardus. Dia meletakkan secarik kertas itu di meja riasnya. Dia baru saja hendak larut ke dalam lamunan ketika suara Ibunya terdengar.

"Zeanna! Ayo, cepat! Ibu bisa telat kalau nunggu kamu dandan selama ini."

"Iya, iya!"

Tergopoh-gopoh, Zea memakai sling bag-nya dan berlari turun untuk menghampiri Ibunya. Tapi yang ia lihat di bawah sungguh tidak terduga. Bukannya Ibu dengan wajah merah padam, dia malah menemukan seseorang dengan topeng beast sedang memegang kotak bertuliskan Open it dengan tangan kanannya. Kotak itu berisi kertas-kertas berbentuk burung bangau.

Entah karena bodoh atau apa, Zea menghampiri orang itu. "Kamu siapa?"

Tidak ada jawaban.

"Ibuku kemana?"

"Just open this box already."

Zea ketakutan. Dengan otak penuh spekulasi, dia membuka kotak itu dan mengambil salah satu kertas di dalamnya. Dan apa yang tertulis di sana membuatnya tercekat.

Itu adalah surat yang ditulisnya untuk Fadhlan.

Dia kembali mengambil kertas lainnya. Dan semua isinya sama seperti apa yang ia tulis.

Zea menatap orang bertopeng di depannya dengan tatapan tak percaya. Dengan ragu, dia membuka topeng yang menutupi wajah orang itu.

Satu air mata lolos dari matanya.

"Hello, Z. I'm home."

Air mata masih mengaliri pipinya. Dia menatap laki-laki di depannya yang kini menatapnya lembut dengan tangan kiri memegang surat terakhir yang ia berikan sebelum pesawat membawa laki-laki itu beribu-ribu kilometer jauhnya. 

"...and I love you, too."

[.]

08/10/2017


P.s: boleh request lagu.

PlaylistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang