Chapter 4

16 4 1
                                    

Ia mengerjakan soal demi soal yang ada di lembar ulangan Biologi. Hanya sendiri. Tanpa ada teman lain yang ulangan juga. Ia terlalu fokus, sampai ia lupa kalau dirinya sedang duduk di bangku Ibu Rena di ruang guru.

Di soal terakhir ia mencorengkan cakra di point pilihan jawaban, dan memeriksa kembali jawaban-jawaban sebelumnya. Setelah yakin, gadis itu langsung merapikan berkas ulangan dan langsung dikumpulkan ke Ibu Rena.

"Ini, Bu. Sudah selesai,"

Dirinya sambil membawa alat tulis, berjalan lesu keluar dari ruangan yang penuh sesak baginya. Ruangan yang merupakan tempat berkumpulnya guru, dan ruangan yang sebisa mungkin ia hindari.

Kalau saja PR Fisika minggu lalu sudah beres ia kerjakan di rumah, pasti ia tak perlu datang ke ruangan ini.

Gadis itu tiba-tiba merubah mimik mukanya dengan tatapan yang sedikit beku. Ia sedang melihat Jack bersama seorang temannya, seperti berjalan kearahnya. Ia menatap surai hitam kecoklatan Jack yang melambai mengikuti gerak langkahnya.

Saat Jack seperti meliriknya, Adrianna spontan menunduk malu. Tak kuat menatap wajah tampan itu.

Pria itu benar-benar berjalan kearahnya. Sekarang dia ada di depan si gadis.

'okey, dia lagi ada di depan aku sekarang tapi kenapa dia diem aja sih.. Apa dia mau bicara sesuatu sama aku? Tunggu, emang dia kenal sama aku?' seakan sedang hujan tanda tanya di pikirannya lengkap dengan kilat yang meledak-ledak di jantungnya, ia masih diam belum bergerak.

"ehmm.. Permisi, Dek. Maaf mau lewat,"

Suara pria itu serak namun merdu. Ann masih diam dalam lamunannya. Ia masih diam bahkan sampai tidak menjawab dalam beberapa detik.

"eum, halo.. Dek, kamu gak apa-apa kan?"

"haa? Oh, oh iya iya. Silahkan Kak." ia bergeser disusul dengan Jack yang melewatinya dan masuk ke ruang guru.

Dirinya saat itu memang berdiri di tengah pintu masuk ruang guru. Dia langsung pergi sambil menepuk-nepuk pipinya. 'aduh tadi ngapain sih aku.. Huhh.. Maluin banget deh'.

Hari ini Clara izin tidak masuk sekolah, karena ada acara keluarga. Mungkin akan membosankan bila dia langsung ke kelas. Gadis itu memutuskan untuk duduk dulu saja di kursi koridor sampai bel masuk berbunyi.

Walau sudah duduk, jantungnya masih berdetak kencang. Rasanya melihat Jack semakin hari semakin tampan. Rambutnya makin keren dan senyumnya selalu membuat dirinya luluh.

Tak terasa, sudah beberapa menit Adrianna diam di sana. Memikirkan Jack sambil senyum-senyum sendiri. Lamunannya terhenti sampai Jack dan temannya keluar dari ruang guru. Gadis itu menatap mereka berdua dari tempatnya.

"Jack, gue kebelet banget nihh. Loe yang bawain buku-buku ini duluan ya," ujar temannya yang memiliki perawakan agak gemuk. "Gak apa-apa kan sendiri?"

"hadeuh. Ada-ada aja sih loe.. yaudah taroin di atas sini kalo gitu," jawab Jack yang sedang membawa tumpukan buku juga.

Setelah temannya sudah menyusun rapi buku yang ada di atas tumpukan itu, ia langsung melesat pergi "okey, gue langsung ke toilet, ya" 

Ann masih menatap langkah Jack. Entah kenapa tiba-tiba terbesit di pikiran Ann, kalau akan ada sesuatu yang menarik saat Jack, yang sedang membawa setumpuk buku, dan melewati dirinya.

Benar saja, satu buku jatuh. Dua buku jatuh. dan yang Ketiga terjatuh di samping sepatu Ann.

Dengan cepat Ann membantu mengambilkannya. "mau aku bantu Kak?".

"boleh-boleh. tolong ambil beberapa buku dari tumpukan ini ya,"

Tumpukan itu terdiri dari 20 buku paket yang agak tebal. Ann mengambil sekitar 4 buku di tambah dengan tiga buku yang tadi terjatuh.

"mau dibawa kemana Kak bukunya?"

"Ayo ikutin aku aja."

Mereka berjalan bersebelahan. Dalam diam Ann masih sempatnya melirik kearah sepatu hitamnya yang kini beriringan dengan sepatu Jack. ' sungguh ini mimpi yang terjadi'  katanya dalam hati.

Jack memecah hening  yang sejenak "ehh, kamu kelas 8 ya?"

"iya kak" 

"Siapa namanya?"

"Ann.." 'aku jawab kaya gitu? haduh mestinya aku bilang nama asli aja jangan nama panggilan'

"Oh, Adrianna ya?"

'hah kenapa tau ya?'  "kok Kakak bisa tau?"

"haduh apa sih yang aku gatau," Jack mengucapkannya dengan santai sambil tersenyum. Sementara Ann, yang sedari tadi salting tidak jelas, hanya membalasnya dengan senyuman.

Masih berjalan sambil membawa setumpuk buku, Ann merasa ia harus menanyakan sesuatu yang mungkin akan ia sesali bila tidak ditanya. Tapi mungkin akan beresiko bila ditanya.

'tanya atau tidak. tanya.. tidak.. tanya..'  hati kecil Ann sedang bergelut dengan pikirannya.

"Kak.."

"yaa?"

"Kakak udah punya pacar?"

'haduuuuhhh gimana ini. nekat banget aku'

Jack tertawa kecil "dulu aku punya pacar.."

Ann memandanginya dengan perasaan tertarik dengan kisah Jack. ternyata Jack cukup terbuka.

"tapi, belum lama kita pacaran udah putus. Itu gara-gara dia terlalu egois. Malahan dia bilang kalau dia udah gak nyaman sama aku,"

"aduh maafin aku Kak. aku bikin Kakak inget lagi,"

"sebentar, belum beres ceritanya" Jack terlalu menikmati kisahnya yang sedang ia rangkum lagi. "udah keliatan banget cewe itu mau mutusin aku, tapi sebelum itu langsung aku cepet-cepet bilang minta putus duluan, dengan alasan aku gasuka cewe yang deket sama banyak cowo. dan putuslah kita sebulan yang lalu"

"Waw, pasti Kakak sedih banget,"

"iya lah. Padahal tadinya aku mau ajak dia nonton. Soalnya bulan ini ada film horror yang rame di bioskop"

"oh, iya ya. Mulai tayang di bioskopnya kan besok. aku kemaren baru liat trailler-nya, emang kayanya sih rame banget"

"oh, kamu juga tau ya?" Jack menghentikan langkahnya "gimana kalau kamu aja yang temenin aku nonton?"

"hah? aku??"

***


Menurut kalian, Para readersQ, Ann orangnya gimana?

a. lucu

b. alay

c.misterius

d.aneh

hehe gawajib diisi kok, da gak bakal dinilai Bu guru ini :) 

Stay Read eaa!!







Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ethh Ke 226Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang