"Flo, sarapannya ga dihabisin?"
"Gausah, Ma. Tar ngantuk di kelas."
Gue gaada maksud apa-apa bilang gitu sebenernya. Tapi, emang bener. Sarapan nasi goreng itu bikin ngantuk!
Gue langsung nyetop-in angkot trus wuss meluncur ke sekolah. Sampai di sekolah gue celingak-celinguk ga jelas nyari nama gue di pintu-pintu kelas. Masih siswa baru sih jadi ya belum tahu kan. Dan akhirnya tiba gue dibagian kelas ujuuungg yang sulit terjamah. Baru aja gue mau nelusurin daftar nama di kelas itu, gue langsung menemukan nama gue.
"Florencia Altezza." Gue berbalik. Ya soalnya dia nyebut nama gue kan.
"Lo tetangganya Emi, ya?" Tanya anak laki-laki di depan gue.
Gue alhasil bingung kan, "Iya. Kita saling kenal ya?"
Dia mengangguk mantap. Maksudnya apa ya?
"Gue sepupunya Emi. Seneng bertemu dengan elo. Jadi temen duduk gue mau?"
Bentar. Kayaknya gue salah denger deh. Aduh gue lupa bawa cotton bud lagi.
"Hah?" Cuma itu reaksi gue. Iya, gue masih kelas 1 smp jadinya lemot gini.
Yang bersangkutan tidak menjawab. Dia meraih tas gue dan langsung menaruhnya di bangku samping dia tanpa izin dari gue.
WHAAT?
"Apaan sih?" Gue jelas emosi lah. Please ya. Ini tuh baru hari pertama sekolah. Gue pengen bergaul dengen bener. Gue gamau ngerusak masa persekolahan gue di smp ini. Tar gue dibilangin genit lagi soalnya duduk samping dia. Mana gue aja belum tahu namanya.
"Duduk sini aja, ya." Wajahnya dibuat melas. Oke, gue ga tega. Apa mungkin dia tipe orang yang susah bergaul?
Gue menghembuskan napas dengan kasar lalu duduk di samping dia.
"Thanks!" Dia senyum.
Dan gue ga nyangka kalau kita bakal satu meja tahun-tahun setelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Belong With Me
Teen Fiction"Dev, gimana gue bisa bahagia kalau bahagia gue itu elo?" ━Flo.