4. Raniya

113 7 7
                                    

Raniya POV

"Dingin.."

Begitu ujar hampir setiap temanku. Ah, tunggu aku tak yakin aku berteman dengan mereka, aku hanya kenal mereka. Tak pernah benar-benar berbincang layaknya teman.

Aku hampir selalu sendiri, bukan karena aku terkucil atau yang lain, tapi aku tak pernah merasa nyaman apabila dikelilingi banyak orang

Dan mungkin mereka juga tidak merasa nyaman berada di sekitarku. Tapi apa peduliku, aku nyaman dengan kesendirianku, aku menikmati tiap detik yang kulewati sendiri.

Mereka pikir aku dingin, aku tak habis pikir, apa salahnya tak banyak bicara, apa salahnya mengatakan apa yang benar-benar berada dipikiranku tanpa basa-basi.

Mereka bilang aku dingin, tapi menurutku aku hanya orang yang efisien

Aku tak mengerti kenapa aku harus repot-repot membuat orang lain suka padaku, kenapa aku harus membuat orang lain nyaman denganku kalau aku tak merasa nyaman dengan mereka

Pagi ini keadaan ku sangat buruk, bahkan rasanya langit akan menangis untukku. Aku melangkahkan kaki dengan gontai menuju UKS

"Sakit Ra ?" Aku dikejutkan oleh lelaki yang sepertinya sedang tugas menjaga UKS

Tunggu, bagaimana bisa dia tau aku Raniya ?

"Kamu kenal aku ?"

"Yaelah Ra, siapa yang nggak kenal ratunya sekolahan."

Aku merotasikan mataku jengah mendengar julukan konyol itu

"Maksudku, kok kamu bisa bedain aku sama kembaranku ?"

"Ohh, soalnya tadi saat Naniya ngasih sambutan penerimaan siswa baru dia nggak pake syal gini." Katanya sembari memegang syal yang kupakai

"Iya juga." gumamku

Hari ini adalah hari penerimaan siswa baru dan aku, Naniya, juga Dirga resmi menduduki bangku kelas dua belas sekolah menengah atas.

Sialnya, belum genap seminggu aku masuk sekolah, aku sudah kelelahan mengurusi pendaftaran klub dan serangkaian acara penerimaan untuk siswa baru di sekolahku.

Akhirnya disinilah aku sekarang, terjebak dengan siswa penjaga UKS yang bahkan aku sendiri tak mengetahui namanya,

Canggung

"Demam ya Ra ? Muka kamu merah banget, sampai ketelinga lagi, mending tiduran gih."

Aku mengangguk dan membaringkan tubuhku di ranjang UKS, kurasa sakitku memburuk, kepalaku terasa sangat berat, tubuhku juga terasa sangat lemas.

Aku ingin pulang

Flashback On

"Raniya pengen pulannggg" Raniya kecil tampak merengek dengan muka memerahnya

Suhu badan Raniya semakin meningkat setelah kejadian pembullyan yang menimpanya, mereka mengguyur Raniya dengan air bekas mengepel lantai, alhasil rambut serta pakaian Raniya basah kuyup, menyebabkan Raniya demam saat ini

Raniya kecil adalah sosok anak yang manja dan selalu bergantung pada Kakaknya yang selalu menjaga juga merawat Raniya kecil. Malangnya hari ini Naniya ada perlombaan yang mengharuskan ia meninggalkan adiknya tersayang dan Dirga tidak berada di taman kanak-kanak yang sama dengan Raniya, kesempatan ini pun tidak disia-siakan oleh anak-anak yang membenci Raniya

"Dasar anak manja yang beraninya mengadu ke saudara kembarnya atau guru"

"Mayat hidup !! Kulit putihmu itu menakutkan"

"Kerjaannya cari perhatian terus ke guru-guru"

Dan masih banyak lagi kalimat-kalimat kebencian yang ditujukan kepada Raniya kecil

Bagaimana bisa anak kecil berbicara seperti itu ? Tentu saja bisa, mereka adalah anak-anak dari keluarga terpandang, tak mengenal aturan dalam hidup, hanya mementingkan status sosial mereka, bahkan mereka di didik oleh orangtua yang diperbudak jabatan

Raniya kecil begitu banyak menerima kebencian dari teman-temannya yang iri dengannya, karena terlalu sulit untuk membully Naniya yang tak kenal takut dan tegas terhadap orang lain, maka Raniya menjadi sasaran empuk mereka saat tak ada Naniya disekitarnya

"Raniya demam ya ? Mukanya merah" lelaki kecil berjas putih khas petugas UKS itu menghampiri Raniya kecil yang masih menangis
"Ke UKS ya ?"

"Ehm.." Raniya mengangguk

Raniya ingat dengan teman laki-lakinya ini, ia selalu sendiri dan tak punya teman. Jika bel istirahat berbunyi ia akan ke UKS dan menjadi penjaga UKS secara sukarela

"Boleh aku panggil kamu Rara ? Raniya terlalu panjang untukku" Raniya kecil hanya mengangguk

"Snow, kamu..

Flashback Off

"Raniyaa, Ran... Bangunn"
Mimpiku buyar karena kurasakan guncangan di bahuku

"Ran, lo itu ke sekolah numpang tidur ya ?" Aku hanya merotasikan bola mataku, malas menanggapi pertanyaan konyol yang Dirga ajukan

Aku kembali mengingat mimpiku, ada sesuatu yang cukup familier disana

"Snow, Milk, Sky ?" Aku menggumam sembari mengingat mimpiku tadi

"Snow White..." Aku menengok ke arah Dirga dengan tatapan tak percaya

Dia mengingatnya ??

~°~

Makasih yang telah mengikuti cerita ini :)

Masih pemula maaf jika terlalu amburadul penyampaian dan gaya penulisannya

Tinggalkan jejak ya :)




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 10, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang