Aku tahu.
Aku tahu kalau apa yang aku rasakan ini adalah hal yang tabu.
Karena itu, aku tidak pernah berani mengungkapkannya.
.
.Aku selalu senang melihat caranya tertawa. Begitu manis. Seperti candu tersendiri bagiku. Aku ingin menjadi alasannya tertawa, namun yang bisa kulakukan hanya menatapnya dari kejauhan. Aku takut jika aku terlalu dekat, perasaanku akan terlihat. Hanya memperhatikan dapat membuatku puas. Aneh bukan? Aku merasa seperti seorang stalker, yang setiap malam menyeludup ke kamarnya untuk melihatnya tertidur, melihatnya makan. Atau... melihatnya menangis sendirian di kamarnya.
Aku ingin berhenti. Sungguh. Tapi terlalu sulit, perasaan ini bagai telah mengakar kuat.
Suatu pagi aku memutuskan untuk menghindari kontak langsung dengannya agar aku bisa mengurangi perasaan ini. Tapi yang kulihat adalah dia menangis di hadapan semua member, mengatakan ia akan berhenti meraih mimpi bersama kami. Aku tidak bisa melakukan apapun selain seperti biasa, menatapnya dari kejauhan. Jujur aku sangat tidak merelakan kepergiannya. Aku bukan siapa-siapa bagi dirinya dan tidak berhak mencegahnya pergi. Saat dia meninggalkan dorm pun aku hanya tersenyum dan menepuk bahunya. Dia tersenyum balik padaku dan memelukku. Dia bilang, dia harap aku akan tetap menjadi Sehun yang biasanya, dan dapat menjadi lebih sukses dari sekarang. Ya, Luhan hyung. Aku memang ingin sukses, tapi bersamamu, disampingmu, didampingi olehmu.
.
.Beberapa tahun telah berlalu sejak dia memutuskan untuk mengambil jalannya sendiri dalam meraih impian. Aku dan dia justru semakin dekat setelah itu. Kami kadang bertemu ketika aku datang ke negaranya, atau ketika dia datang ke negaraku. Aku merasa senang. Kami juga lebih sering bertukar pesan, dan aku kini yakin dapat menyatakan perasaanku padanya. Aku meminta saran dari Kyungsoo hyung, yang sudah kupercayakan rahasia terbesarku. Awalnya kukira dia akan jijik. Namun ternyata ia menerima dan mendukungku bersamanya. Hari itu juga aku mengetahui hubungan antara Kyungsoo hyung dan Jongin. Hal itu membuatku semakin yakin dapat menyuarakan perasaan tabu ini padanya. Aku hanya tinggal menunggu waktu yang tepat sekarang. Lu hyung, aku harap kau dapat menerimaku apa adanya.
8 oktober 2017
Duniaku terasa terguncang.
"Luhan mengumumkan pacarnya yang bernama Guan Xiaotong melalui akun weibo pribadinya. Diketahui keduanya adalah lawan main dari...."
Headline artikel itu cukup membuatku mengerti apa yang terjadi. Bibirku membentuk senyum pedih. Tanganku bergetar, namun dengan pasti mengetikkan kata 'selamat' untuknya melalui pesan. Ponsel yang ku genggam terjatuh. Dapat kurasakan air mata terus mengalir di pipi. Aku menghapusnya kasar tapi air mata ini tetap tidak bisa berhenti. Aku dapat mendengar derapan kaki menuju kamarku, pintu yang terbuka dengan cepat, dan Kyungsoo hyung yang segera memelukku. Aku menenggelamkan wajahku di bahu sempitnya, menangis begitu keras. Kyungsoo hyung ikut menangis bersamaku. Mengusap bahuku pelan. Malam itu, kami menangis hingga mata kami bengkak.
Paginya, aku terbangun dengan Kyungsoo hyung masih dalam pelukanku. Aku tersenyum, dalam hati sangat berterima kasih karena mempunyai hyung yang sangat perhatian. Tanpa sadar kalau Jongin telah berdiri bersandar pada pintu memperhatikan kami.
"Hun, aku tahu kau sedang sedih, itulah alasan kenapa aku tidak marah padamu hari ini setelah kau memeluk kekasihku sepanjang malam." Katanya sambil membopong Kyungsoo hyung keluar dari kamarku. Aku bingung bagaimana Jongin bisa tahu permasalahanku, tapi aku memutuskan untuk tidak peduli. Aku membersihkan badan dan berjalan menuju kamar Jongin - Kyungsoo. Hari ini aku akan melupakan semua tentang dia. Tentang bagaimana dia tertawa, bagaimana dia tersenyum padaku, dan bagaimana dia memperhatikanku.
"Hyung! Ayo kita minum!"
.
.Malam ini Seoul terasa begitu dingin bagi Sehun. Ia berjalan sendirian dengan langkah terseret, terlihat jelas kalau ia sedang mabuk. Tanpa sadar kakinya telah mengantarnya ke jembatan sungai Han. Ia berteriak disana.
"Lu hyung!"
"Kenapa kau melakukan ini padaku?!"
"Aku membutuhkanmu!"
Sehun sedikit terbatuk, kemudian melanjutkan teriakkannya.
"Sampai kapanpun aku tidak akan bisa melupakanmu, Lu hyung."
Dengan itu Sehun melompat dari jembatan. Air sungai Han yang dingin memenuhi rongga pernapasannya. Sehun membuka matanya, tersadar dari mabuknya. Ia hanya tersenyum kecil. Mungkin ini memang jalan terbaik.
Selamat tinggal, Lu hyung, berbahagialah dengan dia. Aku bersyukur telah mengenalmu, bersyukur telah mencintaimu, bersyukur karena kaulah cinta terakhirku. Aku akan pergi bersama perasaan terlarang ini sekarang.
ㅁ ㅍ.
Hai gengs. Ku sedang baper sekarang.
Aku adalah hhs sejak pertama kali stan exo😔😔
Sumpah, sedih banget sih. Masih agak ga rela juga.Tapi jangan bash pihak manapun. Gak ada yang salah disini.
Jangan juga komen2 di ig sehun atau luhan ya, karena itu bisa ganggu kenyamanan mereka.Makasih udah baca cerita abalkuh. Btw ini postan pertama loh di honeyflth 😂
Salam, marshmallowpjm 😘😘