Yow, gua balik lagi setelah sekian lama kaga nulis :v ff ini mungkin singkat aja dan.. Yak! Hope you like it. Enjoy.
~~~
Duduk dibawah pohon rindang dengan earphone dan novel ditangan memang perpaduan yang sangat lah pas! Ya, setidaknya itu lah yang dirasakan Melody. Gadis mungil dengan sejuta pesona yang mampu memikat puluhan bahkan ratusan orang yang melihatnya.
"Bosan." Keluhnya dengan mengedarkan pandangan ke penjuru taman, bermaksud mencari penjual minuman. Karena tenggorokannya sangat perlu air dengan beberapa es batu didalamnya. Hanya dengan membayangkannya saja, membuat Melody meneguk air liur nya sendiri.
"Apa tidak akan hilang jika aku meninggalkan barang-barang ini ?" Tanyanya pada diri sendiri.
Melihat beberapa barang yang ia bawa, membuatnya berpikir dua kali untuk beranjak, namun tenggorokannya juga terus mendorong untuk disejukkan. Ia haus. Sangat haus.
"Huh! Sudahlah, memangnya siapa yang akan mengambil barang butut ini."
Setelah menimang, ia memutuskan untuk beranjak mencari kedai terdekat.
"Ah, leganya. Jika tau akan sesulit ini mencari air, lebih baik aku membawanya dari rumah. Dasar Melody bodoh!"
Dia merasa bodoh sekarang. Mengerucutkan bibir seperti anak kecil lalu tertawa hambar karena ulahnya sendiri.
Namun, langkah kecilnya berubah menjadi larian secepat kilat setelah indra penglihatannya menangkap sosok asing yang terlihat santai menempati tempat favorite nya. Bersiap menegur siapapun itu yang berani merebut tempat kesukaannya.
"Hey kau--"
"Ah, maafkan saya. Saya tidak bermaksud menempati tempat Anda. Maafkan saya, maaf."
Belum sempat Melody menegur, orang tersebut telah berucap kata maaf berulang kali padanya. Sangat berlebihan menurut Melody. Toh, orang tersebut telah menjelaskan semua. Setidaknya Melody tau jika orang yang lebih tinggi darinya ini bukan lah orang dengan maksud jahat.
"He-- Hey, tidak perlu berlebihan seperti itu. Lagipula ini tempat umum, kau boleh menempatinya jika kau mau."
"Tidak tidak, saya akan pergi dari disini. Sekali lagi maaf."
Orang tersebut membungkukan badan pada Melody, lalu mulai melangkah dengan menenteng tas coklat yang ia bawa.
Namun dengan cepat Melody menahan lengan orang-- ah, lebih tepatnya gadis yang terlihat lebih muda dari Melody.
"Jangan pergi,"
"Aku akan berbagi tempat untukmu disini." Ucap Melody dengan menampilkan senyum manisnya.
"Apa Anda yakin ? Bukan kah Anda sangat menyukai tempat ini ?" Tanya gadis tersebut dengan sedikit ragu.
"Ya! Tentu saja aku yakin. Siapa namamu ? Aku Melody. Melody Nurramdhani Laksani."
Gadis tersebut tersenyum, lalu mengapai uluran tangan Melody.
"Lidya. Lidya Maulida Djuhandar."
"Mari duduk. Ah, dan apa kau mau minum ? Cuacanya sangat terik, kau pasti haus."
Melody memberikan botol minumnya pada gadis bernama Lidya tersebut. Gadis yang memakai celana jeans robek, dan juga kemeja flanel yang terlihat cocok untuknya. "Keren, dan manis." Batin Melody melihat penampilan gadis tersebut. Sedangkan Lidya dengan senang hati menerima botol yang ditawarkan Melody.
"Terima kasih."
Melody hanya mengangguk menanggapi. Lalu mengambil novel yang sempat ia tinggalkan.
"Lidya,"
"Ya ?" Lidya menolehkan kepalanya pada Melody. Menjeda kegiatan pada laptop yang dipangkunya.
"Apa kau sering kemari ?"
"Ya, saya sering kemari jika merasa suntuk di rumah. Lalu, Anda sendiri bagaimana ?"
"Yak! Jangan terlalu formal, bersikap lah seperti kita kawan lama. Aku lebih nyaman dengan itu."
Lidya terkekeh pelan melihat sikap gadis cantik di sampingnya ini. Gemas sekali menurutnya. Dan juga, apakah ia seramah ini pada orang yang baru dikenal nya ? Sangat jarang menemui gadis sepertinya. Atau mungkin, hanya Melody satu-satunya ? Haha, mungkin saja.
"Aku sering melihatmu disini." Ucap Lidya menatap Melody. Kali ini sesuai permintaan Melody, ia mengubah cara bicaranya. Sedangkan Melody hanya menatap Lidya, bermaksud memberikan ruang untuk Lidya menyelesaikan ceritanya.
"Sebenarnya, tempat ini adalah tempat favorite ku di taman ini,"
"Dan juga ini adalah tempat favorite mu 'kan ? Haha, kita mempunyai tempat favorite yang sama."
Lidya menatap Melody sekilas, lalu mengalihkan pandangan ke depan. Menampilkan view taman yang sedang Lidya kunjungi.
"Ya, aku sering melihatmu disini. Duduk sendiri, dengan earphone merah dan jangan lupakan novel-novel yang kau bawa ini."
Lidya menatap barang-barang bawaan Melody. Seakan hafal betul dengan barang-barang ini.
"Lalu, mengapa kau tidak menghampiriku ? Aku akan dengan senang hati berbagi tempat untukmu, Lidya."
"Haha, aku hanya tidak ingin mengganggu mu saja,"
"Dan tadi, kulihat barang-barang mu tanpa pengawasan. Kupikir kau sedang ke toilet. Karena di sekitar sini juga rawan pencurian, maka aku putuskan menjaganya sampai kau datang." Jelas Lidya pada Melody.
Melody tau bahwa gadis di sampingnya ini memang orang baik. Melody semakin kagum dengan sosoknya.
Membiarkan Melody nemempati tempat kesukaannya, menjaga barang Melody meskipun mereka tak saling kenal. Haha, Melody merasa tersentuh akan hal tersebut.
Dan juga,
Tanpa sepengetahuan Lidya, Melody sering melihatnya berada di taman ini pula.
Dan tanpa disadari, keduanya saling memperhatikan satu sama lain.
Tbc
Yoyoyo, entah kenapa gua kepikiran buat cerita dengan bahasa kek gitu. Entahlah kalian suka apa engga, ya semoga aja suka, ngehehe :v
Kasih saran ke gua kalo menurut kalian cerita ini jelek, but sorry gua gabisa remake ini cerita, karena gua uda buat full dari awal sampe akhir. Maybe next time kalo gua bikin cerita baru dan kalian gasuka sama bahasa yang terlalu kaku gini, gua usahain bakal ubah gaya tulisan gua. So, jangan pernah takut buat ngasih saran, oke? Okesip :v
10 komen buat part ini, dan bakal gua up secepetnya.Btw gua lagi potek. Seohyun, Sooyoung, sama Tiffany bakal out dari SNSD:') OTP gua hancur semua:') 3 orang sekaligus coy, bayangkan:')
See you,
Dragon
KAMU SEDANG MEMBACA
History ; MeLids [ Finish ]
Short StoryMemory lalu yang membuatku dapat bersamamu• MeLids• History√