Pastiin lu punya waktu luang buat baca chapter ini, karena ini bakal panjang. Ah kaga panjang-panjang amat sih keknya. Oke, gua labil :v So, enjoy.
~~
Berbulan-bulan Melody menunggu Lidya di bawah pohon rindang tempat favorite mereka berdua. Namun, penantian Melody tak kunjung membuahkan hasil. Sudah beribu pesan yang ia kirim, sudah beratus telfon darinya yang terabaikan.
Sebenarnya kemana gadis jangkung itu pergi ?!
Meninggalkan Melody sendiri tanpa alasan yang pasti!
Menghilang tanpa jejak bagai debu yang tersapu angin kencang!
Hilang!
Entah kemana, membuat Melody mengerang!
Mencoba menghubunginya kembali adalah jalan yang paling tepat. Berharap kali ini mendapat respon dan kabar bahwa ia baik-baik saja dan akan secepatnya menemui gadis mungil tersebut.
Dengan tergesa Melody menekan nomor yang bahkan sudah ia ingat diluar kepala.
Lagi,
Melody hanya mendapat sautan dari operator. Melody menghela nafas pasrah, sudah kebal ia dengan hal tersebut. Satu bulan ia menunggu, mengkhawatirkan dan memikirkan seorang Lidya.
Tanpa ia sadari, air matanya lolos begitu saja. Entah lah berapa banyak tetesan air bening yang jatuh dari kelopak mata indahnya. Ia mendongak keatas, berharap air mata itu tak jatuh untuk kesekian kali.
Mungkin membaca novel akan mengembalikan mood nya, pikir Melody.
~~
Sudah berpuluh-puluh halaman Melody baca, namun mood nya tak kunjung juga membaik.
"Hhhh.." Ia menghela nafas kasar lalu menurunkan novel itu dari tangannya.
Disaat yang bersamaan setelah ia mengingkirkan novel dari hadapan, sebuah balon berwarna biru sedang terbang kearahnya. Dapat ia lihat ada sebuah bungkusan yang dibawa sang balon.
Hap!
Ia mendapatkannya. Memutar-mutar balon dan memikirkan siapa pemilik balon tersebut. Pandangannya teralih pada ujung benang balon, mendapati sebuah benda mengantung disana. Ia menyentuh dengan ragu.
Dingin..
"Kenapa ini sangat dingin ?"
"Apa yang ada di dalamnya ?"
Berbagi macam pertanyaan Melody gumamkan pada dirinya sendiri, sambil menatap benda berbalut kertas putih dihadapannya.
"Err.. Aku sangat penasaran dengan isi di dalamnya."
"Apa tidak lancang jika aku membukanya ?" Melody sangat bimbang saat ini. Bimbang antara mengikuti rasa penasarannya untuk membuka atau menunggu barang tersebut diambil oleh sang pemilik. Tanpa disadari Melody, ada orang lain yang sedang mendekat kearahnya.
"Bukalah. Di dalam ada ice cream untukmu. Maaf karena aku membungkusnya dengan--"
"Dasar bodoh!"
Lidya hanya terkekeh pelan mendapati Melody yang berlari dan dengan cepat memeluknya erat. Melody sangat merindukan Lidya, dan Lidya juga sangat teramat merindukan gadis mungilnya.
Ia telah kembali pada Melody..
~~
3 tahun yang lalu adalah masa dimana dua gadis menemukan jati diri mereka. Saling mengenal, dan menggenggam agar tak saling jatuh kemudian terluka.
KAMU SEDANG MEMBACA
History ; MeLids [ Finish ]
Storie breviMemory lalu yang membuatku dapat bersamamu• MeLids• History√