Rencana

6 0 0
                                    

Jangan terlalu membenci, bisa jadi memberi Hati

                                      ***

Sesuai dengan rencana kemarin, hari ini ia akan membuat suatu rencana untuk kaka kelasnya itu. Tamara memang murid baru di sekolah, tapi ia juga tidak terima jika diperlakukan seenaknya oleh kakel kakel disekolah ini. seganteng manurios, setampan adipatidolken, ataupun seimut para oppa kore. Ia tidak perduli dengan wajah dan paras mereka.

Pagi ini Tamara sengaja datang agak sedikit terlambat. Dibalik keterlambatan itu ada rencana yang menarik, yang akan ia rencanakan dipagi yang cerah ini

Tamara memperlambat langkah kakinya, ia berjalan menuju parkiran sekolah untuk melaksanakan tugas yang sudah ia susun dengan rapih dan sangat hati hati

Ketika sampai diparkiran, Tamara berjalan menuju motor ninja besar berwarna hitam. Membuka isi tas, lalu mengeluarkan sepidol permanen berwarna hitam. Ia mencoret dua kaca spion dan menuliskan kata 'FUCK' disana

"Selesai!!"Tamara meninggalkan parkiran lalu menuju ruang kelasnya

Tanpa Tamara sadar, sapu tanggan kecil berwarna pink miliknya terjatuh tidak jauh dari letak motor Dirta. Dan sapu tangan itu bertulisan 'Tamara Evande'

Tamara berjalan begitu cepat menunju kelasnya, mungkin ia tidak mau rencana kali ini keciduk teman temannya. Langkah kaki mungil miliknya berjalan begitu cepat, ditambah jam sudah menunjukan enam tiga puluh.

Setelah sampai kelas, Tamara melihat belum ada guru dikelasnya. Selamat, Kali ini dewi fortuna berpihak padanya.

Caca melihat Tamara masuk kedalam kelas dengan raut wajah panik, "Tamara!" panggil Caca

"Kenapa?" Tanya Tamara

"Darimana aja?"

Tamara melirik sekilas kearah gadis yang sedang bertanya kepadanya, bingung harus menjawab apa? Tidak mungkin Tamara bilang kepada Caca kalau dirinya baru saja menjalankan misi yang ia rencanakan dari semalam

"Ya--ya gue dari rumahlah" jawab Tamara dengan gugup

'Duh kenapa mesti harus gugup gini sih' batin Tamara

Caca mengerutkan dahi, serta mengangkat sebelah alisnya, "Itu muka kenapa panik?"

"Ah! Apa sih Ca, panik apa sih?" Tamara menjawab malah salah tingkah

"Itu, maksud gue muka lo kaya habis--"

"Selamat pagi anak anak" sapa Buk Dewi memotong ucapan Caca seketika

"Yaudahlah Ca, orang gue nggak papa"

Tamara terduduk dikursi yang biasa ia tempati. Setidaknya rencana pertama yang ia susun kali ini bisa dibilang berhasil.

Sesuai jadwal pelajaran hari ini, kelas X-IPA-2 dijam pertama matapelajaran Buk Dewi yaitu bahasa Indonesia. Dan jam selanjutnya Pak Irawan dengan matapelajaran Matematika.

Surga bagi seluruh siswa kelas X-IPA-2 hari ini, karena Pak Irawan tidak masuk mengajar dikarenakan sedang sakit. free class adalah dua kata berjuta makna bagi anak sekolah.

Dipojok baris kursi ketiga, ada tujuh anak laki laki sedang bermain gitar. Dan sisanya bermain game online di heandphone mereka. Sedangkan siswa perempuannya hanya bergosip ria dikursi mereka saling berhadapan satu sama lain.

Tamara, Caca, Rara, dan Rere. Mereka pun tidak jauh berbeda dengan siswa lainnya. Dua gadis manis, dan dua gadis kembar sedang bercerita mengenai apa yang mereka suka mamupun tidak suka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TAMARA dan DIRTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang