Episode 1 : Surat?

141 8 0
                                    

Author's POV
"Nel, kamu harus lari sekarang," ucap Athan Averos, Ayah Arnelia.

"Ada apa Yah, apa yang terjadi, kenapa aku harus lari?" Tanya Arnelia kebingungan.

"Kamu harus segera lari, Nel. Ikuti kakakmu, Ayah akan melindungi kalian," ucap Athan.

"Ayo, Nel, kita harus pergi, biarkan Ayah menanganinya," ucap Sythan Averos, kakak Arnelia.

"T-Tapi... apa yang terjadi Kak?," tanya Arnelia khawatir.

Sythan hanya menarik tangan Arnelia tanpa mengatakan apapun,"Kak? Kak? Kakak?" Tiba-tiba terlihat sebuah cahaya, cahaya tersebut terasa sangat hangat.

Arnelia's POV
"Arnelia? Ayo, bangun, Arneliaa," seseorang memanggilku.

"Bibi?," terlihat Bibi Marie yang tersenyum. Setelah perginya orang tuaku, Bibi Marie membawaku masuk saat aku tidak ada rumah untuk pulang karena kakakku menghilang begitu saja, entah kenapa. Bibi Marie sangat baik, dia selalu merawatku dan memberiku makan yang secukupnya, aku sangat menyayanginya. Tetapi setiap malam, aku selalu mengalami mimpi yang sama, mimpi yang buruk, tapi aku sudah terbiasa dengan hal itu.

"Ayo Arnelia, sarapan sudah disiapkan, ayo cepat turun kebawah," ucap Bibiku tersenyum.

"Iya bi," jawabku segera turun setelah selesai mandi.

"Kak Nel, selamat pagi Kak," ucap Selly, anak Bibi Marie.

"Pagi Sel," ucapku tersenyum.

Setelah sarapan aku segera pergi ke sungai untuk mencuci baju. Bibi Marie selalu menawarkan bantuan tetapi aku tidak mau menyusahkan Bibi yang selalu merawatku dengan baik, maka aku harus rajin bekerja setidaknya membantu pekerjaan rumah, agar Bibi dapat beristirahat dengan tenang. Setelah mencuci bajunya, aku menjemur bajunya di dekat jendela rumah. Setelah kering, aku memasukkan bajunya di dalam lemari baju dengan serapi mungkin karena tidak ada setrika baju di sini, lalu aku lanjut membersihkan rumahnya dengan menyapu dan mengepel lantai hingga terlihat bersih dan berkilau.

"Hati-hati Sel, jangan lari, kamu bisa terluka," ucapku khawatir karena lantai rumah masih terlihat licin karena belum kering sepenuhnya.

"Tenang saja Kak, aku ga akan jatuh-," ucap Selly tiba-tiba terpeleset jatuh dan menabrak dinding.

"Itu kan, sudah kubilang jangan lari, sini Kakak obati luka dikakimu," ucapku tersenyum.

"Iya kak, lain kali Selly ga akan lari lagi," ucap Selly memasang muka sedih.

"Anak baik," ucapku.

Selly's POV
Kakak Arnel selalu saja menasehatiku, dia selalu mengkhawatirkanku, dia sangat baik. Aku sangat menyayanginya.
"Kakak, Selly mau main sama kakak," ucapku memohon Kak Arnel.

"Boleh, Sel. Tapi setelah aku sudah selesai, ya," ucap Kak Arnel mengelus kepalaku.

"Selly maunya sekarang, kak," ucapku memasang muka sedih.

"Baiklah, tapi hanya kali ini ya," ucap Kak Arnel tersenyum.

"Yay... makasih Kak," ucapku tersenyum lebar.

"Iya..."

Marie's POV
Selama beberapa jam, aku merasa pusing. Mungkin karena cuaca hari ini sedikit lebih panas daripada hari biasa.
"Arnelia, boleh bantu Bibi mencuci piring? Bibi merasa sedikit pusing," ucapku memanggil Arnelia saat melihat Selly sedang bermain dengannya.

"Bibi tidur saja bi, jangan paksa diri, aku akan menggantikan bibi," ucap Arnelia terlihat khawatir.

"Benar Nel? Yaudah, bibi istirahat dulu," ucapku tersenyum dan balik ke kamarku.

"Iya bi, bibi terlihat capek," ucap Arnelia tersenyum.

Aku langsung berbaring di kasur dan merasa lebih tenang. Arnelia, ayah dan ibumu akan sangat bangga kepadamu, kamu merupakan anak yang sangat baik. Andai mereka ada di sini, Nel, andai saja. Belum waktunya kukatakan kepadamu, Nel, tentang ayah dan ibumu, bahwa mereka itu.... . Tiba-tiba aku pun terlelap.

Arnelia's POV
"Sudah waktunya tidur siang, Sel, istirahatlah sebentar, nanti kamu sakit jika bermain terlalu lama," ucapku tersenyum.

"T-Tapi..., yaudah deh, selamat siang Kak," ucap Selly.

"Siang," ucapku.

Akhir-akhir ini bibi terlihat capek, mungkin bibi sudah mulai sakit. Besok aku harus membantunya semaksimal mungkin. Bibi sepertinya merahasiakan sesuatu, mungkin imaginasiku saja. Apa ada hubungannya dengan mimpiku? Kenapa di mimpi itu, aku memanggilnya kakak dan kenapa ada ayahku di sana? Sangat membingungkan.

Ting
Tong

Terdengar suara bel pintu, aku segera memeriksa, saat aku membuka pintu, terlihat sebuah surat.
"Surat? Tapi tidak ada orang, aneh. Apa isinya?," gumamku sambil melihat isi surat tersebut.

"Kepada Yang Terhormat Arnelia Averos, dari Starus Weiley, kepala sekolah Starxy Academy, saya mengundang anda untuk memberikan kesempatan bersekolah dengan jangka waktu 4 tahun, dengan syarat anda harus belajar dengan sungguh-sungguh, kami mengharapkan jawaban dari anda," isi surat tersebut.

"S-Sekolah? Aku dapat bersekolah? T-Tapi aku tidak tahu jalannya dari mana dan aku tidak mau meninggalkan bibiku sendirian bekerja di rumah," ucapku terkejut dicampuri rasa senang dan khawatir.

Apa yang harus kulakukan? Aku mau bersekolah tapi aku tidak mau meninggalkan bibi sendirian dan Selly harus dijaga.... bibi akhir-akhir ini kelihatan capek, aku tidak mau membebaninya. Selly masih umur 12 dan hanya bisa membantu pekerjaan kecil di rumah... bibi akan jatuh sakit jika setiap hari bekerja. Mungkin aku harus menolaknya? Tapi aku mau bersekolah... aku tidak pernah bersekolah sebelumnya, gimana rasanya bersekolah, aku mau merasakannya.. gimana ini? Ayah... Ibu... ini kesempatan yang tidak akan datang kedua kalinya... apa harus kuterima? Ini... surat ini terlihat curiga... apa ada hubungannya dengan mimpi ku? Apa mungkin takdirku hanya menentukan aku akan bersekolah di sana?

Bersambung....

Silahkan beri vomentnya ya, masih pemula... hihihi😶

Lala Haruka😚😚

My Vampire KnightWhere stories live. Discover now