Author's POV
Crit crit crit, pagi hari di desa Venus, tempat tinggal Arnelia disambut burung-burung yang bersiul, angin terasa sejuk. Seperti biasanya, Arnelia bangun pagi untuk mengerjakan pekerjaan rumahnya, tetapi tidak biasanya Arnelia tidak bisa tidur.Arnelia's POV
"Uhh, mataku terasa sakit, gara-gara terpikir surat itu, jadi gak tidur," ucapku sambil berusaha bangun dan bersiap-siap.Setelah mandi, aku pun turun dan mencium aroma yang sedap, ternyata bibiku sedang memasak. Aroma yang menggiurkan itu pun membangunkan Selly yang mengantuk karena tidak biasa bangun terlalu pagi.
"Ah, Nel, sudah bangun? Sini makan Nel, bibi sudah menyiapkan sarapan pagi," ucap bibiku tersenyum.
"Bi, maaf, Arnel ketiduran sampai lupa menyiapkan sarapan buat bibi dan Selly," ucapku dengan suara yang kecil karena kurang tidur.
"Gapapa Nel, bibi ingin menyiapkannya, Nel kepikiran apa? Tidak biasa kamu gak bisa tidur," ucap bibi khawatir melihatku.
"Eh? Ga kepikiran apa-apa bi, hanya khawatir sama bibi kok," ucapku tersenyum paksa, apa kelihatan kali ya, kalo aku sedang pikir tentang surat kemarin.
"Jangan khawatir Nel, bibi sudah agak baikan, Nel, kamu bisa cerita sama bibi kalo lagi ada masalah, setidaknya itu bisa membuatmu lebih tenang," ucap bibi tersenyum.
"Gini bi, sebenarnya-," ucapku terpotong oleh sebuah suara yang terdengar dari atas.
"Bibi, Kak Nel, selamat pagi," ucap Selly yang terburu-buru untuk turun ke bawah.
"Oh Selly dah bangun, sini makan sarapan yang bibi siapkan," ucap bibi tersenyum.
"Pagi juga Sel, tidurnya nyenyak?"
"Iya kak, tapi kakak kelihatan capek, mata kakak jadi warna hitam, kakak kenapa? Selly khawatir," ucap Selly yang terlihat khawatir.
Apa sudah waktunya aku bilang sama mereka? Apa bibi dan Selly akan sedih? Bahwa surat ini akan menentukan masa depanku, bahwa keputusan ada di tanganku, apa yang akan terjadi jika mereka tahu? Aku takut karena aku tidak mau meninggalkan mereka, aku harus mengatakannya.
"Sebentar bi, Sel, aku punya sesuatu yang ingin kukatakan," ucapku dengan nada yang khawatir.
Aku berjalan menuju lantai atas, ke kamarku untuk mengambil surat yang dikirim kemarin. Dan aku balik menuju meja makan, terlihat bibi dan Selly yang sedang memasang muka yang dicampuri perasaan khawatir tetapi senang dan penasaran.
"Ini bi," ucapku sambil mengulur tanganku dan memberikan suratnya kepada bibi.
"Apa itu bi, coba kulihat, aku pingin tahu," ucap Selly penasaran dan ikut membaca surat itu.
Setelah beberapa saat, mereka sudah siap membaca surat itu, bibi terlihat senang tetapi dicampuri perasaan sedih, bibi mulai meneteskan air mata yang jatuh ke pipi bibi, Selly ikut meneteskan air mata juga. Suatu saat, sudah kuduga hari seperti ini akan datang, hari dimana aku akan memilih untuk meninggalkan bibi dan Selly ataupun tetap tinggal di desa ini.
"Bi, Sel, jangan menangis, sudah kuputuskan untuk tidak pergi ke sekolah itu, aku tidak akan meninggalkan kalian berdua," ucapku ikut meneteskan air mata yang cukup banyak.
"Sudah saatnya kamu pergi, Nel, mungkin ini saatnya kamu mengetahui rahasia yang selama ini bibi rahasiakan dari kamu," ucap bibi tersenyum sedih.
"Rahasia? Ternyata bibi menyimpan sesuatu? Rahasia apa bi," ucapku kaget tetapi wajar.
"Ayahmu itu seorang vampir Nel, dan ibumu itu.... manusia serigala, sudah dari kemarin ingin kukatakan tetapi bibi tidak berani mengatakannya karena kamu akan terkejut Nel," ucap bibi serius.
"Vampir? Serigala? Bi, itu tidak mungkin, karena selama ini aku tidak haus darah ataupun ingin memakan daging manusia, itu pun ada dalam dongeng bi," ucapku tidak percaya.
"Lihat bi, Selly juga tidak percaya kan, Sel? Sel kenapa?" lanjutku melihat Selly yang sedih.
"Itu karena selama ini kekuatanmu belum muncul sampai bibi memberitahumu, karena bibi itu seorang vampir Nel, dan Selly juga seorang vampir Nel," ucap bibi yang sedih melihat Selly yang memalingkan kepalanya dariku.
Selly's POV
Maaf kak selama ini aku ikut merahasiakannya, aku tidak ingin kakak pergi karena aku sangat menyayangi kakak Arnel.
"Kak, kata bibi itu benar, aku adalah seorang vampir," ucapku sedih tidak berani menatap Kak Arnel."T-Tapi, vampir itu hanya di dalam dongeng," ucap Kak Arnel yang mulai meneteskan air mata. Bibi pun segera memeluk Kak Arnel yang sedang menangis. Tanpa sadar, aku pun ikut memeluk Kak Arnel dan ikut menangis bersamanya seperti ini sudah akhir kiamat.
"Kakak, maaf kak, sudah merahasiakan dari kakak," ucapku menangis sedih memeluk Kak Arnel dengan erat.
"Gapapa, Sel. Kakak hanya sedikit terkejut," ucap Kak Arnel tersenyum paksa.
"Kakak, meskipun kakak ingin pergi, aku akan mendukung kakak sepenuhnya dan berharap kakak akan meraih setinggi mungkin di sekolah itu," ucapku menghapus tetesan air mata yang membekas.
"Oh Selly, makasih ya Sel, tapi kakak ingin berpikir sementara tentang keputusan ini," ucap Kak Arnel tersenyum dan mulai menghapus tetesan air matanya.
Marie's POV
Arnel, aku sudah mengatakannya, rahasia yang selama ini kusimpan, aku sudah berjanji kepada orang tuamu bahwa setelah rahasia ini terbongkar, sudah saatnya kamu menghadapi dunia luar. Kamu harus menerima tawaran sekolah itu Nel."Nel, pikirkanlah baik-baik, ini kesempatan yang tidak akan datang lagi, sudah saatnya kamu menghadapi dunia luar Nel, walaupun bibi tidak ada, kamu harus berani menghadapinya, bibi akan mendukungmu karena bibi sudah berjanji kepada Ibumu dan Ayahmu," ucapku tersenyum.
"Bibi," ucap Arnel yang memelukku lebih erat.
"Sudah, sudah, jangan menangis, kamu harus berani Nel," ucapku menepuk punggungnya dengan halus.
"Iya bi, aku akan memikirkannya sebentar," ucap Arnel yang mulai meninggalkan pelukanku dan pergi menuju lantai atas.
Arnelia's POV
Kenapa ini harus terjadi? Kenapa tidak dari dulu saja bilangnya? Aku sangat bingung saat ini. Gumamku sambil melempar tubuhku di atas kasur dan menghela napas yang kuat. Setelah memikirkannya, mungkin kini aku harus melangkah lebih maju agar bibi dan Selly lebih tenang. Tapi, fakta tentang bibi dan Selly sudah cukup mengejutkanku, selama ini aku tidak percaya bahwa vampir dan serigala itu ada. Perasaan apa ini? Aku senang mengetahuinya tapi aku tetap merasa khawatir tentang sekolah itu, sekolah itu terlihat mencurigakan.Mengapa tiba-tiba mengirim kan surat itu sekarang? Aku sama sekali tidak mengerti dengan kepala sekolah itu, Starus Weiley. Starxy Academy? Apa ada hubungannya dengan ayah dan ibuku? Aku harus mencari tahu tentang keluargaku. Aku ingin bersekolah, aku tidak pernah bersekolah. Aku akan menerima tawaran tersebut. Dengan itu, keputusan sudah dibuat, aku akan memberitahu bibi dan Selly bahwa aku akan menerima tawarannya dan mulai mengemas besok. Haahhh, benar-benar hari yang melelahkan.... besok aku harus semangat menghadapinya, terasa beban terangkat dari dadaku, aku sangat senang bisa bersekolah.
Bersambung....
Maaf update telat, gara-gara sekolah nyebelin buat mood jadi parah, tapi aku akan berusaha lebih memikirkan tentang cerita ini yaa... hihi makasih..
Salam,
LalaHaruka😚😚😚
YOU ARE READING
My Vampire Knight
FantasySeorang gadis bernama Arnelia Averos tinggal di sebuah desa. Awalnya, Arnelia tidak percaya bahwa dia dapat bersekolah di sekolah yang sangat terkenal, tetapi sebuah surat yang dikirim dari sekolah bernama Starxy Academy, mengatakan bahwa mereka mem...