One

371 40 3
                                    


Seorang namja dengan kemeja putihnya baru saja memasuki sebuah gedung, ia terlihat buru-buru dengan langkah cepatnya ia terus berjalan menuju ke salah satu ruangan didalam gedung itu.

Ceklekkkk

Namja itu baru saja membuka sebuah pintu ruangan yang ia tuju dengan pelan, ia berharap tidak telat hari ini atau dia tak boleh mengikuti latihan lagi.

"Kau telat lagi Hakyeon-ssi?"

Hakyeon, Cha Hakyeon adalah seorang trainee di agensi JellyFish Entertainment. Ya, dia memang sering terlambat mengikuti pelatihan.

"Kau harusnya tak masuk diagensi ini kalau kau tak bisa tepat waktu Hakyeon-sshi."

"Ma maafkan aku, aku berjanji ini terakhir kali aku terlambat." Hakyeon menjawab lirih, ia tahu seseorang didepannya ini tak akan percaya sama sekali dengannya.

"Kau juga mengatakan itu kemarin dan kemarin lusa, kau lupa minggu lalu kau juga mengatakan seperti itu hm?"

"Maafkan aku." Hakyeon tertunduk.

"Jadi apa alasanmu kali ini? Jika iti masuk akal akan kumaafkan kau."

"A aku harus merawat ibuku terlebih dahulu ssaem." Hakyeon jujur, ia selalu terlambat karena mengurus ibunya yang sakit-sakitan.

"Apa tak ada keluarga yang lain untuk mengurus ibumu?"

"Eomma hanya memilikiku disini, sepupu yang eomma punya berada di Changwo. Tolong beri aku kesempatan Kim songsaemnim." Hakyeon sedikit memohon, ia hampir menangis. Ini mimpinya, menjadi seorang idol dan membuktikan pada seseorang jika ia bisa tanpa harus mengemis padanya.

Seorang namja paruh baya lain menghampiri keduanya dari dalam ruangan itu.

"Karena bakat dan sikapmu baik disini, aku memberimu kesempatan terakhir. Jadi pergunakan dengan sebaik mungkin." Namja paruh baya itu akhirnya memberi kesempatan pada Hakyeon.

"Terima kasih Yunho ssaem." Hakyeon tersenyum cerah pada pelatih sekaligus CEO agensinya.

Yunho mengenal Hakyeon dengan sangat baik, ia menemukan sendiri bakat Hakyeon saat ia berada disekolah Hakyeon. Ia tak sengaja melewati ruang dance saat akan menuju ruang guru untuk mengurus kepindahan anaknya ke sekolah tersebut.

"Masuk dan bergabunglah dengan yang lain Hakyeon-ah."

"Gomawo Yunho ssaem." Hakyeon tersenyum dan kemudian mengikuti Yunho masuk kedalam ruangan tersebut untuk bergabung dengan trainee yang lain.

***

"Eomma, aku pulang." Hakyeon baru saja sampai dirumah mewahnya. Mewah? Ya memang  mewah, namun sayangnya ia tak pernah menikmati kemewahan itu lagi setelah ayahnya meninggal.

Cklekk

"Eomma, aku pulang." Hakyeon baru saja masuk kedalam sebuah kamat, dimana ibunya terbaring diatas ranjang itu.

Ibu Hakyeon sering sakit-sakitan dua tahun terakhir ini, maka dari itu Hakyeon lah yang harus merawat sang ibu serta sesekali bekerja paruh waktu untuk membiayai kebutuhan hidupnya dan ibunya.

"Bagaimana harimu sayang? Kau pasti lelah." Ibu Hakyeon tersenyum simpul menatap sang anak yang kini tidur disampingnya dan memeluk sang ibu. Dan menyembunyikan wajah lelahnya disela leher sang ibu.

"Menyenangkan eomma, latihan hari ini sedikit ringan. Jadi tak terlalu lelah. Apalagi Ken selalu membuat Yeonie tertawa disana." Hakyeon jujur mengenai Ken yang terus membuatnya tertawa selama latihan, namun ia berbohong dengan latihannya. Ia bahkan terlambat dan harus membersihkan ruangan itu setelah semua pulang.

BELIEVE IN ME (LeoN/Neo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang