Setiap kali mentari senja, saat itulah gadis itu memandang lekat kedepan dengan pandangan kosong, ia diam beberapa saat untuk sekedar menikmati panorama alam atau hanya sekedar menyisakan sedikit rasa pada senja akan kerinduannya yang entah kepada siapa....
Kisah cintanya berkali kali kandas di tengah jalan, ia tidak menyesali nasibnya hanyasaja ia menantikan kapan urusan cintanya akan berahir.
Dua minggu yang lalu ada seorang pemuda sekitar satu tahun lebih tua dari usianya, pemuda itu adalah guru baru di tempat ia mengajar. Pemuda itu telah terpikat melihat sederhanaan dan ketulusan yang terpancar dari wajah nisrin (nama perempuan itu).
Kala itu pemuda itu mengutarakan niatnya untuk menghitbah nisrin, akan tetapi semuanya tidak seperti yang diharapkan... Semuanya harus ditinggalkan ketika orangtua dari pemuda itu tidak ingin menikahkan pemuda itu, mereka berdua sama sama tau apa arti dari birrul waliddain, bagi Nisrin memulai suatu hubungan dari keraguan adalah suatu kesalahan. Ia tidak ingin terulang kembali kisahnya seperti kejadian dua tahun yang lalu, saat ia sudah menjalin hubungan khitbah namun harus ditinggalkan tunangannya karena keraguan tunangannya tersebut.
Nisrin kembali dalam kesendiriannya, yang menikmati sepi dan sunyi, berteman dengan desiran angin dan sapaan senja, tiada cinta baginya, tiada cinta yang akan pernah menyakiti hatinya lagi. Itulah perinsip hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjemput kesempurnaan Sang Fajar
Short StoryNamanya Nisrin, gadis 23 tahun yang sering terluka karena cinta, dia tak lagi mempercayai cinta, baginya cinta itu tiada hingga ia fokuskan dirinya untuk meraih karir setinggi tingginya,...... Entah sampai kapan ia bertahan...